NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Guru Baru

Istri Rahasia Guru Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cinta Seiring Waktu / Idola sekolah / Pernikahan rahasia
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

Gara-gara fitnah hamil, Emily Zara Azalea—siswi SMA paling bar-bar—harus nikah diam-diam dengan guru baru di sekolah, Haidar Zidan Alfarizqi. Ganteng, kalem, tapi nyebelin kalau lagi sok cool.

Di sekolah manggil “Pak”, di rumah manggil “Mas”.
Pernikahan mereka penuh drama, rahasia, dan... perasaan yang tumbuh diam-diam.

Tapi apa cinta bisa bertahan kalau masa lalu dari keduanya datang lagi dan semua rahasia terancam terbongkar?


Baca selengkapnya hanya di NovelToon

IG: Ijahkhadijah92

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penuh Cinta

Haidar berdiri di dekat balkon, mengenakan kemeja hitam yang digulung hingga siku, membuatnya terlihat santai namun memikat. Ia tersenyum sambil memegang buket bunga mawar putih. "Cantiknya istriku malam ini..." katanya lembut sambil berjalan mendekat.

Emily tersipu, wajahnya merona. "Mas... ini apa-apaan sih?" tanyanya, setengah malu setengah terharu.

Haidar menyodorkan bunga itu. "Untuk kamu. Istriku yang sudah bikin aku jatuh cinta tiap hari."

Emily menerima bunga itu dengan hati berdebar. Belum sempat ia berkata-kata, Haidar menggandeng tangannya ke balkon. Di sana, meja kecil sudah dihias dengan taplak putih, lilin, dan dua piring makan malam yang tertata cantik. Ada wine glass berisi jus buah, dan aroma makanan favorit Emily yang masih hangat.

"Mas nyiapin ini semua?" tanya Emily, terkejut.

"Siapa lagi kalau bukan aku?" jawab Haidar sambil menarik kursi untuk istrinya. "Aku pengen malam ini spesial. Kita makan malam berdua, kayak pengantin baru yang lagi bulan madu."

Sebenarnya ke salon juga keinginan Haidar. Bukan karena Emily kurang menarik, tapi alasan supaya dia bisa menyiapkan semuanya yang dibantu bibi.

Emily duduk dengan hati berdebar, merasa seperti sedang ada di dunia lain. Haidar lalu duduk di hadapannya, menatap Emily penuh cinta. "Aku tahu kamu lagi capek dan banyak pikiran... tapi aku gak mau kamu lupa kalau kamu istriku. Aku mau manjain kamu malam ini," katanya dengan suara rendah, tulus.

Emily tersenyum malu-malu, namun senang. Mereka pun mulai makan malam sambil berbincang ringan. Haidar sengaja melontarkan candaan kecil agar Emily tertawa, dan malam terasa hangat.

Setelah makan malam selesai, Haidar berdiri lalu memeluk Emily dari belakang, kepalanya bertengger di bahu istrinya. "Sayang..." bisiknya pelan.

Emily terdiam, bisa merasakan detak jantung suaminya yang terasa lebih cepat dari biasanya.

"Aku sayang banget sama kamu," lanjutnya, suaranya dalam dan berat. "Aku juga lelaki, Sayang. Aku gak mau maksa kamu... tapi aku juga gak bisa terus-terusan tidur di kamar ini, dekat sama kamu, dan pura-pura gak ingin kamu seutuhnya."

Emily menegang, wajahnya memanas.

Haidar berbalik, menatap mata istrinya dalam. "Aku ingin kita... benar-benar suami istri malam ini. Tapi aku janji, aku bakal sabar kalau kamu belum siap. Aku cuma ingin kamu tahu perasaanku."

Emily menggigit bibirnya, ragu. Tapi tatapan Haidar penuh cinta dan kesungguhan, bukan nafsu semata. Hatinya berdebar hebat.

"Mas…" bisiknya pelan.

Haidar tersenyum lembut, mengelus pipinya. "Aku tunggu jawaban kamu. Aku gak akan sentuh kamu kalau kamu belum mau. Tapi aku ingin malam ini kamu tahu betapa berharganya kamu buat aku."

Emily tidak menjawab, hanya menunduk malu. Haidar mengecup keningnya perlahan, lalu membimbingnya kembali masuk ke kamar yang kini terasa seperti kamar pengantin. Emily merasa hatinya hangat, meski ada rasa gugup yang tak bisa ia jelaskan.

Emily menggigit bibirnya, hatinya berdebar hebat. Ia tahu selama ini Haidar selalu sabar, menahan diri, bahkan tidur sekadar memeluknya tanpa pernah melewati batas. Dan malam ini, cara Haidar memperlakukannya membuat hatinya luluh.

Emily perlahan mengangguk. "Aku... aku siap, Mas."

Tatapan Haidar langsung melembut. Ia tersenyum tipis, lalu memeluk istrinya erat, mengecup puncak kepalanya. "Makasih, Sayangku."

Haidar lalu menggandeng Emily duduk di tepi ranjang yang sudah dihias kelopak mawar. Ia menatapnya lama, penuh penghargaan, seakan Emily adalah hadiah terindah yang pernah ia miliki.

Dengan lembut, Haidar mengusap pipi istrinya, lalu menunduk mengecup bibirnya. Ciumannya lembut, perlahan, penuh rasa. Emily awalnya kaku, tapi sentuhan hangat suaminya membuatnya perlahan membalas.

Haidar melepaskan ciumannya sebentar, menatap mata Emily yang berbinar. "Kalau ada yang bikin kamu gak nyaman, bilang ke aku, ya," bisiknya penuh kesungguhan.

Emily mengangguk pelan. "Iya, Mas."

Malam itu pun menjadi malam pertama mereka yang sesungguhnya. Haidar begitu sabar, memperlakukan Emily dengan penuh kelembutan dan cinta, memastikan istrinya merasa nyaman dan dicintai di setiap sentuhan.

Emily yang awalnya gugup akhirnya merasa aman dalam pelukan Haidar, hingga keduanya melewati malam penuh cinta yang tak akan terlupakan.

Ketika semua usai, Emily tertidur di dada Haidar, wajahnya terlihat damai. Haidar mengecup keningnya sekali lagi sambil berbisik, "Aku janji bakal jaga kamu, sampai kapan pun." Haidar pun ikut terlelap menyusul Emily.

***

Pagi harinya, cahaya matahari menerobos perlahan melalui celah tirai kamar. Emily terbangun lebih dulu, tubuhnya terasa hangat dan nyaman dalam pelukan Haidar. Ia menoleh ke arah suaminya yang masih tertidur dengan napas teratur, wajahnya terlihat begitu damai.

Emily tersenyum kecil, mengingat malam sebelumnya. Ada rasa malu, tapi juga bahagia dan lega. Ia merasa benar-benar dicintai, bukan hanya secara kata-kata tapi juga perbuatan.

Pelan-pelan Emily mengusap wajah Haidar dengan ujung jarinya, membelai alis dan hidung mancungnya. Haidar menggerakkan tubuhnya sedikit, lalu membuka mata dengan senyum mengembang.

"Pagi, Sayang," suara Haidar serak tapi lembut.

Emily memalingkan wajah, pipinya merona. "Pagi, Mas."

Haidar tertawa pelan, lalu menarik Emily ke pelukannya lebih erat. "Kamu cantik banget pagi ini," bisiknya sambil mengecup kening istrinya.

Emily memukul pelan dada Haidar. "Mas ini... gombalnya pagi-pagi," katanya dengan nada manja.

Haidar tersenyum, menatap mata istrinya yang berbinar. "Aku serius, Sayang. Aku bersyukur banget kamu jadi istriku."

Emily terdiam sebentar, hatinya meleleh oleh kata-kata itu. Ia menyandarkan kepalanya di dada Haidar, mendengarkan detak jantungnya yang terasa menenangkan. "Aku juga bersyukur punya Mas."

Suasana kamar terasa begitu hangat dan damai. Haidar mengusap punggung Emily perlahan. "Mulai hari ini, aku janji bakal bikin kamu bahagia terus. Gak akan ada gosip atau omongan orang yang bisa bikin kamu ngerasa sendirian lagi. Kamu punya aku."

Emily mengangguk kecil. "Aku percaya, Mas."

Haidar tersenyum puas, lalu bangkit dari tempat tidur. "Sekarang, istri cantik mau sarapan apa? Aku bikinin yang spesial."

Emily tertawa kecil, menarik selimut menutupi wajahnya yang memerah. "Aku ikut aja deh, Mas yang pilih."

Haidar mencium pipi istrinya sekilas. "Siap, Princess." Ia lalu beranjak ke dapur, meninggalkan Emily yang tersenyum malu sambil memeluk selimut erat-erat.

Tidak lama kemudian, aroma kopi dan roti panggang memenuhi kamar. Haidar kembali membawa nampan berisi sarapan simpel tapi manis: roti panggang dengan selai stroberi, telur mata sapi, dan segelas jus jeruk.

"Untuk istriku yang cantik," kata Haidar sambil meletakkan nampan di pangkuan Emily.

Emily menatapnya sambil tersenyum lembut. "Mas benar-benar bikin aku gak mau sekolah hari ini."

Haidar terkekeh. "Kalau aku sih maunya kita libur sehari, honeymoon berdua aja di rumah."

Emily memukul pelan lengannya sambil tertawa, lalu mulai menikmati sarapan buatan suaminya dengan hati berbunga-bunga. Pagi itu, kamar mereka terasa seperti dunia kecil yang hanya berisi cinta dan tawa.

***

Baru saja Haidar selesai mandi, ia kaget saat melihat Emily yang kembali meringkuk di balik selimut dengan wajah merah padam. Haidar yang menyiapkan pakaian kerjanya hanya tersenyum geli melihat istrinya yang seperti kelelahan habis lari maraton.

"Sayang…" Haidar duduk di tepi ranjang sambil mengusap rambut Emily lembut. "Ayo bangun, nanti telat sekolah."

Emily hanya menggerutu pelan. "Nggak bisaaa… Badanku sakit semua." Suaranya sengau, wajahnya memerah, lalu ia menarik selimut sampai menutupi kepala.

"Hah?"

Bersambung

1
Reni Anjarwani
kira2 siapa ya laki2 misterius ituu
Ijah Khadijah: Tunggu selanjutnya, Kak
total 1 replies
Hardware Solution
senjata makan tanaman nih
Reni Anjarwani
siapa laki2 itu yaa
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut doubel up
Nur Adam
lnju
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!