NovelToon NovelToon
MAAFKAN AKU, AYAH

MAAFKAN AKU, AYAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Keluarga / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Bayu, seorang remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri. Emosinya yang masih labil, membuat ia mudah tersulut emosi dan juga mudah terhasut.

Suatu malam, Bayu pulang dalam keadaan mabuk. Sang ayah yang kecewa dan marah, tanpa sadar memukulinya.

Termakan hasutan tetangga, Bayu tega melaporkan ayahnya dengan tuduhan kekerasan anak. Hubungan ayah dan anak yang sebelumnya sudah goyah, menjadi semakin buruk. Namun, pertemuannya dengan seorang gadis sedikit membuka mata hatinya.

Sebuah rahasia besar terungkap ketika ibunya pulang kembali ke kampung halaman setelah dua tahun menjadi TKW di luar negeri.

Apa rahasia besar itu?
Mampukah rahasia itu menyatukan kembali hubungan ayah dan anak yang terlanjur renggang?

Ikuti kisah selengkapnya dalam 👇👇👇
MAAFKAN AKU, AYAH

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8.

.

Bayu pulang dari sekolah saat matahari telah bergeser ke arah barat, sinarnya menyilaukan mata. Ia meringis, memegangi perutnya yang keroncongan sejak tadi siang. Hukuman berdiri di bawah tiang bendera tadi benar-benar menguras tenaganya.

Dengan langkah gontai, ia membuka pintu rumahnya. Suasana sepi langsung menyambutnya.

“Sana ganti baju, cuci kaki, cuci tangan habis gitu makan!"

Bayu menggelengkan kepala, mengusir bayangan ayahnya yang tiba-tiba muncul, menyambut kedatangannya membantu memasukkan sepeda motor sambil ceramah ini dan itu. ‘Pulang dari mana pun harus langsung cuci kaki cuci tangan, supaya jika ada setan yang ikut nempel di badan langsung kabur’. Begitu katanya. Konyol! Memangnya ada hal semacam itu?

"Sepi lebih baik. Aku bisa bebas,” gumamnya. Meyakinkan diri bahwa yang dia lakukan sudah benar. Ia berjalan menuju meja makan, berharap menemukan sesuatu yang bisa dimakan.

Bayu membuka tudung saji dan spontan menutup hidungnya. Aroma busuk langsung menyeruak, membuatnya mual. Ternyata di bawah tudung saji itu hanya ada sisa makanan kemarin yang sudah basi, yang tadi pagi tak sempat ia bereskan karena terburu-buru pergi sekolah.

Sambil mengibaskan tangan di depan hidung, Bayu menggerutu, "Ya ampun! Bau banget sih!"

Dengan wajah jijik, ia membawa piring dan mangkok berisi makanan basi itu ke halaman belakang, lalu membuangnya ke kandang ayam. Ayam-ayam itu langsung menyerbu makanan basi itu karena sejak kemarin kepergian Ahmad tidak ada yang memberi mereka makan.

Melihat itu, Bayu merasa kesal, namun juga tergerak hatinya. Ia menoleh ke arah karung berisi bekatul dan ember besar berisi air yang tersedia di emperan kandang. Ia berniat memberi makan ayam-ayam itu.

Setelah membuang makanan basi dan memberi makan ayam, Bayu kembali masuk ke dalam rumah. Perutnya semakin keroncongan.

"Aku mau makan apa sekarang?" gumam Bayu sambil berpikir keras.

Tiba-tiba, matanya kembali tertuju pada kandang ayam di halaman belakang. Ia teringat dengan ayam-ayam yang terlihat gemuk-gemuk.

"Apa aku motong ayam saja, ya? Kan lumayan bisa buat makan malam," pikir Bayu. "Potong saja lah satu. Mumpung Ayah gak di rumah. Kalo Ayah di rumah pasti dia cerewet. Motong ayam aja nunggu sebulan sekali,” gumamnya kesal.

Dengan tekad bulat, Bayu melangkah menuju kandang ayam. Terlupa jika seragam sekolah masih melekat di badannya. Ia mengendap-endap agar ayam tidak kabur. Dengan gerakan cepat, ia mencoba menangkap salah satu ayam.

"Sial, susah banget!" gerutu Bayu, karena ayam-ayam itu terus berlarian menghindarinya.

Setelah bersusah payah, akhirnya Bayu berhasil menangkap seekor ayam jantan yang cukup besar. Ia memegangi ayam itu erat-erat agar tidak lepas.

"Nah, dapat kamu!" ucap Bayu dengan nada lega.

Sambil membawa ayam itu, Bayu masuk ke dalam rumah dan mencari sebilah pisau di dapur. Ia menemukan pisau dapur yang cukup tajam. Ayam yang cukup gesit terus berontak membuatnya sedikit bingung. Bagaimana cara menyembelihnya?

Tiba-tiba bayangan ketika dirinya diajak sang ayah menyembelih ayam terlintas. Sang ayah memegang pisau dan bagian kepala, lalu dia disuruh memegang bagian sayap dan kaki. Tapi, saat ini tidak ada ayahnya di rumah.

Bayu lalu meletakkan ayam itu di tanah, lalu mengambil posisi jongkok di depannya. Menjepit dua kaki ayam dengan kaki kanan, sedang kaki kirinya menginjak bagian sayap. Teringat mulut ayahnya yang komat Kamit membaca doa sebelum menyembelih. Tapi ia tak tahu apa doanya.

"Ah, bismillah aja lah," ucap Bayu akhirnya, lalu membaca bismillah dengan suara pelan, lalu dengan cepat memotong urat leher ayam itu. Ayam menggelepar membuatnya sedikit bergidik.

Ayam benar-benar mati setelah beberapa detik. Namun, kini dia bingung.

"Gimana cara bersihinnya?" gumam Bayu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Hingga lagi-lagi apa yang ia lakukan bersama ayahnya kembali terlintas. Ayam yang harus dicelupkan dulu ke dalam air mendidih agar mudah mencabut bulu-bulunya.

Dulu, setiap kali ingin makan lauk ayam, ia dan ayahnya yang bagian membersihkan sedangkan ibunya berada di dapur menyiapkan bumbu dan lauk lainnya. Ayahnya yang selalu mengatakan, “Kalo lagi bersihin bulu ayam jangan bicara terus. Nanti bulunya tumbuh lagi," kata ayahnya dulu. Kenangan manis yang tiba-tiba mengusik hatinya.

Bayu menggelengkan kepala, mencoba mengenyahkan bayangan sang ayah yang tak mau pergi dari kepalanya. Memutuskan segera ke dapur untuk merebus air.

“Cuma mau makan aja susah amat sih," gerutunya. Mungkin ia lupa, selama ini ia tinggal santap. Bangun tidur sudah ada sarapan dan teh hangat di meja. Siapa yang menyiapkan semua itu?

*

*

*

Sementara itu di negeri nun jauh di sana…

Seorang wanita berusia empat puluh tahun, sedang berbaring gelisah di atas ranjang tidurnya yang nyaman. Aisyah, dia bersyukur mendapatkan majikan yang baik hati. Meskipun hanya seorang pembantu yang bekerja sebagai pengasuh manula, majikannya memperlakukan dia sebagai anggota keluarga sendiri.

“Ada apa ya? Kok dari kemarin aku gelisah terus? Pikiranku kayak gak tenang, seperti ada sesuatu yang buruk terjadi, tapi apa?”

Aishah melirik penunjuk waktu yang ada di ponselnya. Waktu menunjukkan pukul 19.30 dan dia sudah selesai dengan pekerjaannya karena, nyonya tua yang dia rawat sudah tidur. Ingin menghubungi suaminya tapi ia sedikit ragu.

“Di sana pasti sudah tengah malam sekarang. Mas Ahmad maupun Bayu pasti sudah tidur," gumamnya, yang akhirnya urung melakukan panggilan.

“Semoga tidak terjadi sesuatu yang tidak baik. Lindungilah keluargaku, Ya Allah…”

Untuk menghilangkan gelisahnya, ia segera bangkit dari tempat tidur lalu keluar kamar untuk mengambil air wudhu. "Mengaji mungkin bisa menenangkan pikiranku,” gumamnya.

*

*

*

Sementara itu, hal yang sama terjadi di sebuah rumah tahanan. Ahmad berbaring dengan gelisah di atas selembar tikar plastik yang sedikit usang.

"Apa Bayu sudah pulang dari bermain? Semoga dia tidak mabuk lagi, itu akan sangat berbahaya baginya,” gumam Ahmad.

"Tadi pagi dia pergi sekolah apa tidak? Dia makan apa? Tadi minta uang saku sama siapa?” Berbagai pikiran terus berkecamuk dalam benaknya.

"Kamu itu kenapa to, Mad?” tanya seorang teman satu sel yang baru dia kenal kemarin. "Kok aku lihat gak tidur dari tadi?"

Basuki, seorang narapidana dengan usia yang lima tahun lebih tua dari Ahmad. Dia adalah mantan kepala desa yang tak jauh dari desa Ahmad. Menjadi narapidana Karena tuduhan penggelapan dana desa yang sebenarnya sama sekali tak ia lakukan.

Daripada menyerahkan harta milik keluarga untuk membayar kesalahan yang tak ia lakukan, dia lebih memilih tidur di balik jeruji besi. Keenakan orang yang akan menerima uang itu nanti, sedangkan dia sama sekali tak merasa bersalah.

Basuki juga sudah mendengar kisah Ahmad yang masuk penjara karena dilaporkan oleh anaknya sendiri.

“Mboten nopo-nopo, Pak (tidak ada apa-apa, Pak). Hanya kepikiran anak saya saja," jawab Ahmad sendu.

“Anakmu sudah besar, ngapain terlalu dipikirkan? Malah mungkin dengan begitu dia akan dapat belajar mandiri. Biar dia merasakan bagaimana dia bisa hidup tanpa kamu. Percaya saja, setiap kejadian pasti akan ada hikmahnya!”

*

Hai gaess,,, maaf ya, si Bayu ganti baju, ganti celana.

Ehhh,,, maksudnya ganti cover dan ganti judul.

Semoga kalian gak bingung.

Kalo bingung,,,, pegangan yang erat buat gak jatuh.

😁😁😁🤞🤞🤞

1
Nar Sih
sdh terbukti salah kok ngk mau ngaku ,dan pasti nya hukuman berat menanti mu pk hasan 🤣
Hasanah Purwokerto
Wis tuek kok yo neko" to pak...
Selamat bermalam di hotel prodeo pak Hadan...👊👊👊👊👊👊
Hasanah Purwokerto
Awal penderitaanmu dimulai pak Hasan..
Hasanah Purwokerto
Rio CS pasti kalang kabut nih..
Mo kabur...????? oooo..tidak bisa.....
kalian sdh dibawah pengawasan....🤭🤭🤭🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
gak usah ngaku Hasan. biarkan polisi bekerja, setelah itu kamu akan membusuk di penjara. apalagi kamu tak mau bekerja sama dengan polisi
ora
Masih aja ngelak🙄😒
Dew666
🥰🥰🥰🥰
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hasan sepertinya bandar narkoba ya?
Nar Sih
asyikkk ...ahirnya pk hasan di tanggkap juga ,syukurin biar tau rasa🤣🤣
Dewi kunti
sejak awal mereka sudah......ad yg kurang gak sich kata2nya
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: aduh, opo kui meng 🏃🏃🏃
total 1 replies
ora
Pak,, pak,, udah tua banyak tingkah sih. Siap-siap aja mengahabiskan banyak waktu mu di balik jeruji besi ....
Patrick Khan
nah lo ketangkep kan 😅😅
partini
hemmm tua bangka ga tau diri
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
kenapa gak bayu pradana sih? kan biar mirip gitu sm yg onoh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ya gak tahu klo namanya bayu itu🤣
total 4 replies
Cindy
lanjut kak
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apa yang akan terjadi pada doni & Rio?
ora
Kuapoook nggak kalian😒😒
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: harusnya sih kapok
total 1 replies
Dewi kunti
dua kaaaakk ap menang dia🙈
Fatkhur Kevin
tangkap rio dan p hasan
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!