Lintang Sang Baga

Di ruang kerja Baga, dia terus memikirkan Lintang. Ternyata selain random dan absurd, gadis itu juga punya sesuatu yang spesial yang mungkin sengaja dia sembunyikan.

"Sial! Kenapa malah mikirin dia terus sih!" Baga memukul kepalanya berharap sosok Lintang langsung minggat dari sana.

"Gila! Ini dia beneran bisa meretas data orang? Kok ngeri gini ya..." Ngeri apa iri lu Ga? Ngaku!

Lelaki itu berbicara sambil menatap layar laptop di depannya yang dipenuhi ribuan huruf dan angka. Sebelum Lintang pergi tadi, dia sempat mengirim semua data yang diperoleh tanpa usaha berarti di hadapan Baga.

Jari-jari Baga menari di atas keyboard, mencoba memahami pola yang ditinggalkan Lintang. Otaknya yang terbiasa dengan logika dan algoritma terasa buntu menghadapi 'keajaiban' yang baru saja disaksikannya.

"Oke, fokus, Ga. Ini cuma data. Data yang harus dianalisis kebenarannya," gumamnya menyemangati diri sendiri.

Namun, bayangan Lintang dengan senyum misteriusnya kembali muncul. Baga menghela napas. Sepertinya, kali ini pekerjaannya akan terasa lebih berat dari biasanya. Bukan karena rumitnya data, tapi karena sosok gadis itu telah berhasil mencuri perhatiannya.

Sedang fokus dengan sesuatu yang dia kerjakan, ponselnya bergetar mengejutkan dirinya. Ada notifikasi pesan chat dari pacar onlinenya. Kali ini senyum Baga muncul, nggak perlu berpikir untuk membalas pesan yang pacarnya kirimkan.

Bintang212 : Sayang, sibuk nggak? Ai mau cerita..

Zyan609 : Lumayan, yank. Tapi misalnya kamu mau cerita juga silahkan aja. Aku selalu ada waktu untuk dengerin cerita mu.

Harusnya bukan dengerin sih ya, tapi baca! Baca cerita mu, gitu! Kan mereka main chat, bukan main telpon-telponan. Terjadi keheningan beberapa dekade, dan Baga sangat sabar menunggu, mungkin aja si pacar lagi sibuk ngetik huruf per huruf hingga bisa dijadikan paragraf super panjang nantinya.

Bintang212 : Tadi pagi ai dimarahin bapak ai, yank. Ai sama you disuruh putus. Menurut you gimana?

Baga melotot membaca pesan dari pacarnya. Ini seriusan nunggu segitu lama yang dikirim pesan kayak gitu? Dua kali, tiga kali, sampai kali keempat Baga baca pesan itu, barulah dia ambil ancang-ancang untuk membalas pesan dedek pacar.

Zyan609 : Alasan bapak nyuruh kita udahan itu apa, yank? Aku nggak bisa. Aku nggak mau. Aku sayang banget sama kamu.

Abis baca chat nya si Baga, langsung pada muntah nggak? Muntah lah, masa enggak! Kembali, Baga harus menunggu sampai Fir'aun lelah jadi mumi untuk mendapat balasan dari dek ayank. Baga sampai memasang matanya di depan ponsel untuk memastikan pacarnya belum memberikan jawaban atas pertanyaan yang dia berikan.

Bintang212 : Kata bapak, you nggak gentle. You cuma berani main chat aja. You baperin ai nyampe tahap nggak tertolong, ai gila. Tergila-gila sama you maksudnya. Kata bapak, ai makin bodoh karena you.

Astaghfirullah, mana ada bapak Den ngomong kayak gitu, woooy! Wah parah banget akun Bintang ini!

Zyan609 : Kan kan, aku bilang juga apa, yank. Ayo ketemuan aja. Aku bakal buktiin kalau aku serius sama kamu, di depan orang tua mu. Kamu tergila-gila sama aku? Sejak kapan? Pasti duluan aku deh, dari awal kenal kamu.. Aku langsung terbintang-bintang!

Mereka emang sekonyol itu. Terkadang penulis agak males menjabarkan isi pesan chat mereka, tapi ya gimana lagi... Ini kan tuntutan profesi.

Bintang212 : Aiiih sweet nya. Ai jadi remes nih sama you, my boyfriend! Ayo ah ketemuan! Biar kita bisa remes-remesan secara real.

Bentar. Baga membaca berulang kali apa yang diketik kan pacarnya. Remes-remesan secara real? Maksudnya gimana?

Zyan609 : Remes? Remes-remesan?

Bintang212 : Yes! Don't you understand? Remes is misalnya you lihat cute baby and you pengen cubit-cubit dia punya pipi. Well, like that! Rames!

Baga tepuk jidat. Jauh amat sih. Itu gemeees, Ntang gemeees, bukan remes apalagi rames!

Zyan609 : Itu gemes, sayang.

Mereka melanjutkan main chat kayak gitu hampir setengah jam. Nggak usah dijabarkan juga mereka chat apa aja, bisa vertigo nanti yang baca, hanya karena melihat bulolnya (bucin t0lol) pasangan tak kasat mata tersebut. Mereka nggak tau aja, yang dipanggil sayang di dunia maya ternyata selalu ngajak perang di dunia nyata!

Lintang beneran nggak kembali ke kantor bapak Abhi, sambil berbalas chat dengan pacarnya, dia memilih nongkrong di kafe langganannya. Kopi Senja adalah sebuah kafe yang terletak di pusat kota. Suasana di dalamnya sangat nyaman dan hangat. Lampu-lampu temaram dengan desain industrial memberikan kesan romantis. Aroma kopi yang baru digiling bercampur dengan aroma kue-kue manis, menciptakan suasana yang menggugah selera. Suara alunan musik akustik yang lembut menambah kehangatan suasana di kafe tersebut.

Sedang asyik dengan kesibukan yang dia lakukan, telinganya menangkap suara gaduh dari meja sebelah. Lintang menoleh, ada seorang lelaki dan perempuan sedang berdebat. Si perempuan sampai menyiramkan minuman ke wajah si lelaki. Dari percakapan yang Lintang dengar, si lelaki ternyata ketahuan selingkuh. Dan lebih parahnya, si lelaki selingkuh secara daring. Online gaess, selingkuh online! Jadi nggak cuma pacaran aja yang bisa online sekarang, model selingkuh pun saat ini di upgrade makin canggih menyesuaikan perkembangan jaman.

"Widih, ngeri juga ya. Ai jadi mikir, jangan-jangan my boyfriend juga kayak gitu. Di real nya dia udah punya betina tapi ngaku sama ai masih pajangan, nggak pernah pacaran. O'emjiiiii, ai harus gimana? Misalnya ai nerobos akun my boyfriend, itu termasuk kejahatan nggak ya? Aaaaaah, tapi ai takut dia juga kayak gitu ke orang lain. Please my tea, tolong kasih ai pencerahan." Lintang bicara pada gelas di depannya yang berisi lemon tea setelah pasangan gaduh tadi di usir petugas keamanan, karena membuat pelanggan lain nggak nyaman.

Dia ngomong sering typo banget ya. Bilang bujangan atau bisa berubah jauh ke pajangan. Mana artinya juga beda jauh lagi. Lagian kenapa baru mikir kalau pacar online nya patut dicurigai? Kemarin kemarin kemana aja kamu Ntaang??

Lintang menyesap lemon tea nya dengan gusar, pipinya menggembung. Pikiran tentang Zyan609, pacar online nya, semakin membuatnya paranoid. Jari-jarinya mulai gatal ingin membuktikan kecurigaannya.

"Sorry my boyfriend. Ai hanya intip-intip dikit you punya akun, nggak apa-apa kan? You nggak angry kan ya? Ini demi kebaikan you and me, oke! Karena you diem aja, ai anggap you setuju ai jengukin akun you." Dia ngomong sendiri, dijawab sendiri.

Aksi Lintang dimulai. Dengan lincah, jemarinya menari di atas keyboard laptop. Aplikasi chat yang sering digunakan Zyan609 untuk berkomunikasi dengannya menjadi target. Lintang mulai meretas, memanfaatkan celah keamanan yang biasanya luput dari perhatian orang awam. Kode-kode rumit berhamburan di layar, menampilkan proses yang hanya bisa dipahami oleh segelintir orang saja, termasuk dirinya.

"Sip, langkah pertama bisa ai tembus dengan easy." gumamnya puas saat berhasil melewati lapisan pertama keamanan akun pacarnya.

Namun, senyumnya langsung lenyap ketika melihat notifikasi yang muncul: Akses Ditolak: Verifikasi Dua Langkah Diaktifkan.

Lintang mencoba lagi, dan lagi. Berbagai cara udah dicoba, dari yang paling sederhana hingga yang paling ekstrem. Tapi hasilnya tetap sama. Notifikasi Akses Ditolak terus muncul, seolah mengejek usahanya.

"Aiiiih, ai nggak suka ini! Kenapa akun my boyfriend dikasih pengamanan ekstra?! Ai yakin ini pasti kerjaan orang IT! Ai jadi penasaran.. Siapa sebenarnya my boyfriend itu, kenapa di bisa ngasih proteksi sekuat itu pada akunnya ?" gerutunya frustrasi.

Tanpa Lintang sadari, proteksi berlapis yang membuatnya kesulitan untuk masuk ke dalam akun Baga itu terus menerus memunculkan notifikasi pada ponsel lelaki yang menatap tajam pada alat komunikasi miliknya yang digeletakkan begitu saja di atas meja.

"Orang lancang mana yang berani main-main mau masuk ke dalam akun ku? Sial!"

"Untung aja aku pernah minta diajari teman papa gimana caranya membuat proteksi super untuk mengamankan email ku." senyum Baga nampak jelas terlihat, berbeda dengan Lintang yang manyun membuat bentuk bibirnya nggak beraturan.

Well Lintang, Baga lho diajari sama temen bapaknya untuk 'membentengi' akun nya. Bapakmu kan juga temen bapaknya Baga.. Bapakmu juga kan pinter masalah IT, curiga nggak sih kalau yang ngasih 'perisai' buat email cowok online mu itu justru bapak mu sendiri?