Bagi Heskala Regantara, kehidupannya di tahun 2036 hanya soal kerja, tanggung jawab, dan sepi. Ia sudah terlalu lama berhenti mencari kebahagiaan.
Sampai seorang karyawan baru datang ke perusahaannya — Aysha Putri, perempuan dengan senyum yang begitu tipis dan mata yang anehnya terasa akrab.
Ia tak tahu bahwa gadis itu pernah menjadi bagian kecil dari masa lalunya… dan bagian besar dari hidupnya yang hilang.
Lalu, saat kebenaran mulai terungkap, Heskal menyadari ...
... kadang cinta paling manis lahir dari kesalahan yang paling tak termaafkan.
•••
"The Sweetest Mistake"
by Polaroid Usang
Spin Of "Gairah My Step Brother"
•••
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Polaroid Usang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
•
•
•
FLASHBACK
•
•
•
••• Tahun 2025 •••
"Padahal lo bilang lo bakal berubah, Kal!"
"Dia juga bilang gitu ke gue?!"
"Gue bukan Ultraman?" Batin Heskal mengerjab-ngerjab malas.
Kini, seorang Heskala Regantara, si Playboy Kelas Kakap itu sedang terjebak dalam perdebatan dua cewek.
"Diem lo!" Bentak Cewek Satu ke Cewek Dua, "Gak malu jadi selingkuhan?!"
"Helloww! Sadar diri, gue pacarnya! Lo yang jadi selingkuhan Heskal!" Balas Cewek Dua sembari mendorong bahu Cewek Satu, alhasil Cewek Satu juga membalas mendorong Cewek Dua.
"Ehh ehh! Udah atuh! Jangan berantem!" Lelaki berusia 22 tahun itu masih anteng duduk di kursi, memperhatikan dua cewek yang berdebat didepannya.
Dia sedang di tepi danau. Awalnya hanya menikmati jagung bakar seorang diri di malam minggu ini —Fyi, karena Jayden dan Kenzio sedang sibuk dengan pacarnya masing-masing. Lalu tiba-tiba Cewek Satu datang dan mereka berbincang, tak lama Cewek Dua datang dan perdebatan ini mengalir begitu saja.
Heskal ingat, dua hari lalu ia jalan bersama Cewek Satu. Dan satu hari lalu ia jalan bersama Cewek Dua.
"Lo jahat banget, Kal!" Kata Cewek Satu dengan mata berkaca-kaca.
"Dih! Sok merasa tersakiti. Heskal, lo putusin tuh selingkuhan lo!" Kata Cewek Dua.
"LO YANG SELINGKUHAN!" Cewek Satu teriak kesal. Dia lalu menoleh pada Heskal yang santai-santai aja makan jagung bakar.
"Gue pacar lo, kan?" Tanya Cewek Satu, Heskal hanya mengalihkan pandangan sembari menggaruk belakang lehernya.
"Cantikan gue atau dia?!" Tanya Cewek Satu lagi sembari merebut jagung bakar Heskal dan melemparnya ke danau.
"Yah," gumam Heskal melihat jagungnya melayang, lalu ia menghela nafas dan menatap dua cewek itu.
"Kalian berdua cantik." Katanya cari aman.
"Pilih salah satu!" Kata Cewek Dua.
"Emm.. Cantikan Zafanya?" Jawab Heskal iseng.
"DIA SIAPA LAGII?!" Dua cewek itu memekik kesal.
"DASAR PLAYBOY!!!"
"JAHATT!!!"
"Aih! Jangan teriak-teriak atuh cantik." Kata Heskal masih sempat-sempatnya berbicara seperti itu. Dia memperhatikan sekitar, beberapa orang yang lewat menatap mereka karena terlalu berisik.
"Kayaknya ada kesalahpahaman nih." Kata Heskal menatap Cewek nomor Dua, "Emang kita pacaran, ya? Gue nggak pernah nyatain perasaan tuh?"
"APAA?!"
Lalu Heskal beralih menatap Cewek nomor Satu yang sedang tersenyum puas, "Gue juga nggak pernah nembak lo?" Katanya membuat senyuman itu luntur.
"Kalian temen gue, bukan pacar. Kita temenan doang loh guys!" Kata Heskal lagi membuat dua perempuan itu makin panas karena amarah.
"LO JAHAT!!!" Pekik keduanya menyerang Heskal, cowok itu kaget dan kelabakan dipukul-pukul pakai tas.
"Eh eh ada apa ini?" Seorang bapak-bapak datang menghampiri mereka.
Heskal segera menjaga jarak dari dua cewek itu, "Berasa diserang maung." Gumamnya ngeri.
"Dia jambret, Pak!" Kata Cewek Satu emosi.
Heskal membulatkan mata dan segera menggeleng panik, dia refleks memundurkan langkah melihat tatapan garang bapak-bapak buncit itu.
"Dia orang cabul juga, Pak!" Tambah Cewek Dua menatap Heskal nyalang.
"FITNAH!" Kata Heskal panik, dia langsung lari begitu bapak-bapak itu berjalan cepat menghampirinya.
"JANGAN LARI KAMUU!! PASUKAN KEJAR JAMBRET CABUL ITUU!!!"
Heskal menoleh kebelakang dan langsung membulat melihat segerombolan bapak-bapak mengejarnya.
"ANYINGGG!!!" Heskal mempercepat larinya, lalu segera bersembunyi di balik semak-semak. Untungnya ia lari ke tempat gelap dengan jalan berkerikil, jadi bapak-bapak itu kesusahan mengejarnya.
Dia menoleh ke danau, ada sebuah swan boat yang tak ada penyewanya. Segera ia menaiki itu saat bapak-bapak tadi mulai mendekat. Dia segera mengayuhnya menjauh dari daratan.
"Wah! Angsa penyelamat. Punya siape nih?" Gumam Heskal menghentikan kayuhannya ditengah danau, dia lalu menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi.
"Punya aku!"
"ANJIRRR!!!"
Heskal berjengkit kaget hingga swan boat itu goyang-goyang. Bagaimana tidak jika tiba-tiba sosok kecil berambut panjang muncul dari bawah kursi di sampingnya.
"Manusia, kan?" Tanya Heskal menoel pipi tembem itu.
"Isss!!" Langsung ditepis oleh si pemilik pipi. "Ngapain Om naik angsa aku?!" Tanyanya.
"OM?!" Pekik Heskal syok, "Heh! Berapa umur lo, Cil?" Tanya Heskal menatap tubuh mungil yang masih terlapisi seragam sekolah.
"14 tahun."
"Lo 14 tahun?!" Tanya Heskal tak percaya, anak itu mengangguk.
"Pendek banget?! Cacingan lo, ya?" Roasting Heskal, "Kelas berapa?!"
"Kelas delapan." Jawab anak itu kesal dibilang cacingan.
"Udah SMP?! Lebih mirip bocil SD lo, Cil!" Balas Heskal tak menyangka.
"Iya! Aku awet muda! Nggak kayak, Om!" Balas anak itu tersenyum mengejek.
"HEH! Gue ngaku jadi anak SMP juga orang-orang bakal percaya!" Kata Heskal tak terima, dia terlihat asik sekali meladeni anak itu.
"Dan stop panggil Om! Kita cuma beda ... beda 8 tahun, cok?! Ternyata gue udah tua?!" Kata Heskal kaget sendiri.
"Akhirnya sadar." Balas anak itu tertawa lucu.
Heskal meliriknya sinis, "Pulang sono! Bocil ngapain keliaran malem-malem, di culik setan tau rasa!" Katanya kembali mengayuh swan boat itu ke daratan.
"Ini udah di culik." Celutuk anak itu.
"Gue setannya maksud lo?!" Kata Heskal menatap bocil itu, gemas sekali ingin mendorongnya dari boat ini. Untung dia sadar diri, bahwa dirinya emang seperti penculik tiba-tiba bawa lari boat ini dan bocil ini.
"Aku nggak bilang, tuh? Om yang ngaku." Balas anak itu membuat Heskal mencebik.
Mereka tiba ditepi tempat penyewaan boat. Heskal lalu turun dari boat itu, dan tak lupa membantu anak yang belum ia ketahui namanya ini.
"Siapa nama lo?" Tanya Heskal menunduk dengan tangan yang menumpu pada lutut.
"Zeline."
"Oke, Zeline! Thank you for your help! Bye-bye!"
Heskal beranjak dari sana setelah mengacak pelan rambut cewek itu. Rumahnya tak jauh dari danau ini, hanya perlu melalui lingkungan perumahan saja sebagai jalan pintas, baru sampai di area milik keluarganya. Karena itu ia tidak membawa mobil, motor atau apapun, dan lebih memilih jalan kaki.
Suara tapakan kaki terdengar di belakang Heskal, cowok itu segera menoleh, anak yang tadi itu tersenyum mengikutinya.
"Rumah lo arah sana juga, Cil?" Tanya Heskal yang mendapat gelengan.
"Terus ngapain kesini?" Tanyanya.
"Ngikutin, Om."
"Om lagi?" Gumam Heskal, "Pulang sono!" Usirnya sembari mempercepat langkah.
Anak itu pun mengejar Heskal, "Ngapain ngikutin?!" Tanya Heskal kesal.
"Om udah kerja?" Tanya Zeline kembali berjalan di samping Heskal yang sudah berhenti berlari dan kini berjalan santai.
Heskal tak menjawab.
"Pengangguran, ya?" Celutuk Zeline mendongak menatap sosok tinggi itu.
Heskal menjitak pelan jidat Zeline, "Gue masih kuliah! Ini mau buka bisnis."
"Bisnis apa?"
Heskal menghentikan langkah, masa dia bilang bisnis club malam?
"Bisnis orang dewasa! Lo pulang sana! Ngapain ngikutin gue dah?" Heran cowok itu.
"Om mau pulang, kan?" Tanya Zeline.
"Pake nanya?!"
"Yaudah aku pulang ikut Om aja!" Kata Zeline berusaha tersenyum semanis mungkin.
"HEH?! NGADI-NGADI! HUS HUS! Pulang sana!" Usir Heskal lalu segera berlari menjauh, dan Zeline pun juga berlari mengejarnya.
"Anjirr, mimpi apa gue semalem dikejar bocil setan?" Gumam Heskal lelah, ia menghentikan langkahnya dan menatap Zeline yang sudah sampai disebelahnya.
"Aku udah bantuin Om kabur dari kejaran kakek-kakek tadi, kan?" Kata Zeline, "Berarti Om utang budi sama aku."
Heskal mendesah, "Lo mau minta apa? Es krim se kulkas?"
Zeline menggeleng, "Bantuin aku kabur juga malam ini." Katanya.
Heskal mengernyit.
"Yaa? Pliss ... Kak?" Mohon Zeline mengerjab-ngerjabkan matanya lucu.
Heskal berdecih, "Giliran ada maunya ganti manggil Kak."
"Pliss banget plissssssss..." Mohon Zeline menggenggam tangan Heskal.
Heskal terdiam, tangan anak itu dingin sekali, dia menatap tampilan Zeline dan baru sadar bahwa anak itu basah kuyup dari atas sampai bawah.
"Anak siapa sih lo? Ngerepotin banget?!" Kesalnya.
"Pliss, Kak?"
"Ck! Ayok deh, ikutin gue!" Kata Heskal akhirnya.
Dia berencana meminjamkan bajunya saja dulu, karena sepertinya anak itu sejak tadi menahan dingin. Setelah itu ia akan mengantarkan anak itu ke rumahnya dengan mobil.
"Buruan, Cil!" Heskal menarik tangan mungil itu.
"Sabar dong, Om."
"Ahh mimpi apa aing semalam?" Batin Heskal lelah.
•••
Heskala And Zeline ⬇️⬇️
•••
Just Info
Episode ini dari "Episode 44 Bocil" dari novelnya Kenzio "Gairah My Step Brother" yaaa!!!
Yang belum baca, cuss dibacaa!!!
Karna ada banyak bangeeetttt tingkah lucu dan mood booster seorang HESKALA REGANTARA 22 tahun yang nggak ada disini!!!
OKAY!
LIKE
COMMENT
SUBSCRIBE
FOLLOW
Kayak bisa banget jabarin perasaan tokohnya, bikin kita bener2 ngerasain apa yang tokoh rasain😭😭😭
penulisannya juga rapi, tanda bacanya rapi, enak bgt dibacaaa!!
love bgt pokoknyaaa🥰🥰
DEGDEGANNN