NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mas Bri

bagaimana jadinya jika seorang gadis desa yang sering dirundung oleh teman sekolahnya memilih untuk mengakhiri hidup? Namun, siapa sangka dari kejadian itu hidupnya berubah drastis hingga bisa membalaskan sakit hatinya kepada semua orang yang dulu melukainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mas Bri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Kaki Ayu mundur beberapa langkah, tangannya mencari pegangan agar tidak sampai terjatuh.

Tangan William sigap menopang tubuh gadis itu agar tidak sampai jatuh. “Kamu kenapa?” tanya William khawatir.

“Ti-tidak, Tuan. Saya tidak apa-apa,” balasnya bohong demi menutupi keterkejutannya.

“Saya antar kamu ke mobil dulu,” ajak Tuan mudanya. “Kamu tadi belum makan?”

“Belum.”

Tangan kekar itu memegang pundak gadis cantik itu sedikit lebih erat. Mungkin membantunya ke mobil hanya alasannya saja agar bisa lebih dekat dengan gadis itu. Wajah Tuan muda terlihat khawatir tapi juga senang.

“Tunggu di sini, saya carikan kamu makan sebentar.”

Saat akan pergi meninggalkannya tangan William di tahan oleh Ayu. “Tidak usah Tuan. Nanti mereka menunggu terlalu lama,” ujar Ayu takut.

“Tidak. Mereka pantas menunggu.” William langsung pergi meninggalkan gadis kecil itu di dalam mobilnya.

Tidak butuh lama, Tuan muda kembali dengan dua kue dan sekotak susu coklat dan langsung diberikan ke Ayu. “Makan ini dulu, nanti kita mampir ke restoran.” Tuan Muda William begitu telaten membantu membuka bungkusan roti itu dan menyuapkannya ke mulut mungil Ayu.

Pipi halus itu terlihat menggembung karena banyaknya roti yang masuk ke dalam mulut kecilnya. William terus saja memasukkan roti itu tanpa jeda. “Tu-tuan ini telalu hanyak,” ucap Ayu kesusahan bicara karena penuh makanan.

“Apa? Kalau bicara habiskan dulu makananmu.”

Dengan mata tertutup dia susah payah menelan makannya. “Saya bisa makan sendiri, Tuan,” ucapnya.

“Tidak. Nanti tidak kamu habiskan.”

“Tapi Tuan terlalu banyak memasukkan roti ini  ke mulut saya,” protes gadis kecil itu dengan wajah kesal yang tidak mengenal rasa takut.

“Benarkah?” cicit William

Ayu hanya menganggukkan kepalanya. “Biarkan saya makan sendiri, Tuan bisa kembali. Mereka pasti mencari Anda,” ujar Ayu ingin mengusir tuannya secara halus. Dia merasa tidak enak karena merepotkan majikannya.

“Karena kamu mengusir saya, maka saya akan pergi.” William langsung pergi meninggalkan Ayu yang tertegun dengan ucapan majikannya.

“Bu-bukan begitu maksud saya.”

William hanya tersenyum mendengar pembelaan pelayan cantiknya.

Setelah kepergian William, Ayu meyakinkan dirinya kalau yang dia lihat itu hanya halusinasinya saja. “Tenang, Yu … kamu pasti salah lihat. Nanti juga akan tahu sendiri kalau mereka sudah sampai,” lirihnya.

.

.

.

“Kemana saja? Aku menunggu dari tadi,” ucap Vano sang asisten. Wajahnya terlihat begitu kesal karena ulah bosnya. Saat kembali, Tuan Muda itu memasang wajah dinginnya seperti biasa.

“Bukan urusanmu,” balas William dingin.

Padahal saat ada gadis tadi, William terlihat begitu ramah seakan mudah untuk digapai.

“Siapa gadis cantik …” belum selesai dia bertanya, tatapan mata elang sang Tuan Muda William membuat nyalinya menciut.

“Ok, aku tidak bertanya lagi. Tapi nanti kenalin, ya. Wajahnya membuat siapa saja yang memandang terasa hangat. Rasanya aku mulai jatuh cinta.” Vano langsung mendapatkan pukulan telak di kepalanya.

William terlihat kesal karena Ayu tadi sempat tersenyum kepada asistennya. Saat bersamanya saja dia tidak pernah senyum semanis itu. Hal itu yang membuatnya memanggil Pak Amir agar mereka tidak bersama.

“Ihh … sakit, Bos. Aku hanya ingin mengenalnya. Salah sendiri, siapa suruh punya wajah cantik.”

“Cepat bawa barang kalian, Pak Amir sudah menunggu,” titah Tuan Muda William tanpa basa-basi. Kedua orang itu sepertinya akan sangat merepotkan dirinya, nanti.

“Pak Amir?” cicit Vano terkejut.

“Memangnya kenapa?” Tanya balik William.

Sebelum dia kembali, William sudah menghubungi supir pribadi rumahnya untuk menjemput sang adik dan juga asistennya ke bandara.

“Terus, Tuan Muda William yang paling kaya raya kesini ngapain? Bukankah untuk menjemput kami para tamu spesial Nyonya Maya?” sindir sang asisten tidak terima.

“Aku ada urusan sebentar, kalian pulang saja dengan Pak Amir. Nah … itu Pak Amir.” Laki-laki tampan menunjuk salah satu mobil yang baru saja tiba.

William pun beranjak meninggalkan bandara. “Pak, nanti langsung ke rumah utama saja. Jika mereka minta ke rumah saya, jangan di dengarkan,” ujar William sebelum pergi.

“Baik, Tuan.”

“Dasar Bos si*l*n!” teriak Vano masih bisa didengar Tuannya. Sedangkan adiknya hanya geleng-geleng kepala. Vano adalah teman William semasa sekolah dulu. Setelah lulus, Vano menawarkan diri untuk membantu William merintis usahanya dan itu berhasil.

Di dalam mobil pun Vano terlihat masih kesal dengan Tuannya yang suka membuat keputusan sendiri.

1
Maggie Toth Lim
🤣🤣🤣🤣🤣kocak
Maggie Toth Lim
siapa ya😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!