NovelToon NovelToon
DI BAWAH LANGIT YANG SAMA

DI BAWAH LANGIT YANG SAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Raja Tentara/Dewa Perang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Isekai / Epik Petualangan
Popularitas:276
Nilai: 5
Nama Author: Wisnu ichwan

"Di Bawah Langit yang Sama" adalah kisah tentang dua jiwa yang berbagi ruang dan waktu, namun terpisah oleh keberanian untuk berbicara. Novel ini merangkai benang-benang takdir antara Elara yang skeptis namun romantis, dengan pengagum rahasianya yang misterius dan puitis. Saat Elara mulai mencari tahu identitas "Seseorang" melalui petunjuk-petunjuk tersembunyi, ia tak hanya menemukan rahasia yang menggetarkan hati, tetapi juga menemukan kembali gairah dan tujuan hidupnya yang sempat hilang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisnu ichwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukti Kepercayaan dan Jalu Kereta Mati

Nyx memimpin Annelise melalui labirin lorong beton yang berdebu. Gudang arsip tua itu terhubung ke jaringan kereta metro mati melalui sebuah terowongan ventilasi yang ditutup terali besi berkarat. Nyx menyentuh terali itu dengan cincin tebal yang ia kenakan. Bunyi ‘klik’ pelan terdengar, dan terali itu terayun terbuka, mengeluarkan udara dingin dari bawah tanah yang dalam.

“Jalur ini,” bisik Nyx, matanya yang tajam menyapu sekeliling, “adalah jantung infrastruktur lama kota. Rel-rel ini pernah membawa kehidupan, sekarang hanya membawa debu. Tapi, yang paling penting: Dharma melupakannya.”

Mereka melompat turun ke rel yang ditutupi oleh lapisan kerikil hitam. Di kedua sisi membentang dinding beton tebal, dan di kejauhan, terowongan itu menelan cahaya senter mereka ke dalam kegelapan abadi. Bau minyak kereta yang sudah lama mati, bercampur dengan kelembapan dan ozon dari udara yang stagnan, menyesakkan.

Annelise menatap hard drive platinum dan kunci kuningan kedua yang kini ia genggam. “Dua kunci kuningan. Kenapa Ayahku tidak pernah memberitahuku?”

Nyx berjalan tanpa menoleh, langkahnya cepat dan pasti. “Ayahmu adalah pria yang merencanakan segalanya untuk dua puluh tahun ke depan, Annelise. Kunci yang ada padamu adalah kunci Akses. Kunci itu membuka pintu masuk digital ke jaringan yang dia ciptakan. Kunci yang baru kuberikan padamu adalah kunci Verifikasi. Kunci ini membuktikan bahwa kau adalah dia, yang memegang kendali atas Bukti Delta dan Arsip Emas.”

“Bukti Kepercayaan?” Annelise mengulang.

“Tepat. Ayahmu tidak ingin data ini hanya jatuh ke tangan siapa pun yang berhasil mencuri kuncinya. Kunci Verifikasi hanya akan bekerja jika digabungkan dengan hard drive platinum ini—Arsip Emas. Ini adalah lapisan keamanan yang dirancang untuk membuktikan integritas datamu. Hanya pemilik sejati yang akan tahu bahwa ada dua kunci yang diperlukan.”

Annelise memasukkan kedua kunci dan hard drive itu ke dalam tas ranselnya, merasa beban misinya semakin bertambah. Bukan hanya data, tetapi warisan ayahnya.

Mereka berjalan selama sepuluh menit dalam keheningan yang mencekam, hanya terganggu oleh gemerisik kerikil di bawah sepatu bot mereka.

Tiba-tiba, Nyx mengangkat tangan, memberi isyarat agar Annelise berhenti.

“Aku mendengar sesuatu. Suara dengungan yang tidak seharusnya ada di sini,” bisik Nyx, menarik Annelise ke balik pilar penopang.

Annelise mendengarkan. Jauh di depan, ada dengungan lembut, sangat mirip dengan suara drone pengintai.

“Mereka mengendalikan Jalur Cacing, Nyx. Mereka akan menggunakan drone yang lebih besar untuk melacak kita di sini,” kata Annelise, mengeluarkan pisau lipatnya lagi.

“Tidak perlu pisau. Ini bukan pertempuran jarak dekat,” kata Nyx tegas. Dia mengeluarkan sebuah remote control kecil dari saku jaketnya. “Di jalur metro ini, ada celah yang hanya diketahui oleh teknisi lama sepertiku.”

Nyx menekan tombol pada remote. Seketika, lampu-lampu servis lama di sepanjang dinding yang sudah lama mati, berkedip dan menyala, redup dan bergetar.

“Dummy signal,” jelas Nyx. “Terowongan kereta api ini penuh dengan kabel optik tua yang terkelupas. Aku menggunakan remote ini untuk membanjiri frekuensi nirkabel lokal dengan kebisingan putih. Setiap drone di dekat sini akan kehilangan sinyal GPS dan koneksi remote mereka.”

Dengungan di kejauhan segera berubah menjadi suara berderak, lalu menghilang sepenuhnya.

“Mereka akan tahu itu adalah jammer,” kata Annelise.

“Tentu saja. Tapi untuk menghentikannya, mereka harus mengirim manusia. Dan manusia bergerak lambat. Kita sudah membelinya lima belas menit lagi.”

Mereka melanjutkan perjalanan. Nyx memimpin ke sebuah terowongan samping kecil yang terlihat seperti jalan buntu. Di sana, terparkir sebuah kereta metro tua, berkarat dan tertutup grafiti.

“Ini adalah stasiun terakhir Ayahmu. Kereta ini, model 'Spartan 3', adalah basis operasinya selama masa-masa paling gelap,” kata Nyx, membuka pintu gerbong yang macet.

Di dalamnya, gerbong itu telah diubah. Semua kursi penumpang telah dilepas dan digantikan oleh konsol komputer yang rumit dan layar holographic yang dilipat. Di tengahnya, berdiri sebuah server rack yang kokoh, ditutup dengan lapisan baja karbon. Kereta ini telah menjadi benteng bergerak.

“Dia menyebutnya Kapal Hantu,” kata Nyx. “Ini beroperasi dengan daya baterai sendiri, terputus dari jaringan metro, dan memiliki pemancar gelombang mikro yang sangat lemah—hanya untuk kontak darurat. Kau dan Athena akan menggunakannya untuk menembus Arsip Emas.”

Annelise menaiki gerbong itu. Di sudut, ada ranjang lipat kecil dan paket makanan militer. Itu adalah rumah kedua ayahnya. Dia meletakkan ranselnya di atas meja konsol.

“Kami sudah aman. Kontak Athena,” perintah Nyx.

Annelise menyambungkan feature phone-nya ke konsol komunikasi di Kapal Hantu.

“Athena, kami aman. Di dalam Kapal Hantu. Nyx membawaku masuk.”

Suara Athena terdengar jauh lebih lega. “Syukurlah, Annelise. Aku memantau traffic Dharma. Setelah Jalur Cacing, mereka sadar itu adalah operasi internal. Status mereka berubah dari 'Audit Sistem' menjadi 'Pencarian Sumber Daya Manusia yang Hilang'. Waktunya sempit.”

“Nyx baru saja memberiku kunci kuningan kedua, Athena. Kunci Verifikasi untuk Arsip Emas,” kata Annelise, memamerkan kedua kunci itu di hadapan Nyx.

Nyx mengangguk setuju.

“Dua kunci? Itu jenius,” kata Athena, suaranya kembali bernada kagum. “Ayahmu selalu selangkah lebih maju. Masukkan hard drive platinum ke port utama. Gunakan kedua kunci itu sebagai token persetujuan di kernel Perseus.”

Annelise memasukkan hard drive itu. Lampu-lampu biru terang menyala di sekeliling port. Dia kemudian meletakkan kedua kunci kuningan itu di atas pemindai token khusus.

Kernel Perseus berkedip. Pop-up muncul di layar: TOKEN GANDA DIVERIFIKASI. AKSES ARSIP EMAS DIBERIKAN.

“Kami masuk, Athena,” kata Annelise, merasakan gelombang adrenalin memuncak.

Layar di depan mereka tiba-tiba hidup, dipenuhi oleh serangkaian data yang mengalir dengan cepat. Ini bukan lagi tentang dompet kripto atau batas transfer. Ini adalah inti busuk Dharma.

“Apa yang kita lihat?” tanya Annelise.

“Ini adalah semua yang Ayahmu simpan. Semua kegelapan yang Dharma kubur selama dua puluh tahun,” jelas Athena, suaranya sekarang penuh gairah. “Kontrak korup, pembayaran ilegal, catatan black-project, dan yang paling penting: Bukti Delta.”

“Bukti Delta?”

“Ya. Dokumen yang menautkan Dharma secara langsung dengan pembunuhan dan penghilangan aktivis politik, jurnalis, dan terutama… pembunuhan ibumu. Itu ada di sini. Itu adalah arsip yang paling dilindungi oleh hard drive ini. Kita butuh akses penuh ke Bukti Delta untuk pukulan penutup.”

Nyx bersandar di dinding, mengawasi Annelise. “Ayahmu tahu, Annelise. Dia tahu Bukti Delta akan membawamu ke jurang kehancuran mereka.”

“Bagaimana kita membukanya?” tanya Annelise, fokusnya mutlak pada layar.

“Bukti Delta menggunakan enkripsi kuantum yang hanya bisa dipecahkan oleh chip yang ada di dalam kunci Verifikasi itu. Tapi ada satu password terakhir. Password yang hanya diketahui oleh orang yang paling dicintai Ayahmu,” kata Athena.

“Ibuku,” Annelise berbisik, memikirkan ibunya, Elara.

“Ya. Ayahmu tidak akan pernah menggunakan nama ibumu secara langsung. Itu terlalu mudah,” kata Athena. “Dia menggunakan nama samaran ibumu, nama panggilan rahasia yang ia ciptakan hanya untuknya.”

Annelise menatap layar, otaknya bekerja cepat, mencoba mengingat fragmen masa lalu. Nama samaran?

Nyx tiba-tiba melangkah maju dan meletakkan tangan keriputnya di bahu Annelise. “Bukan yang manis. Yang berani. Nama yang ia gunakan untuk melindunginya, saat dia tahu dia menghadapi bahaya.”

Annelise memejamkan mata. Kenangan tentang ayahnya yang berbisik kepada ibunya. Senyum yang menyedihkan dan tatapan protektif.

Dia teringat malam ketika ibunya pertama kali diancam. Ayahnya memeluknya erat, dan berkata, “Jangan takut, Elara. Kau adalah Phoenix-ku.”

Annelise membuka mata. “Phoenix. Ibuku adalah Phoenix.”

Dia mengetik kata itu di prompt yang muncul di layar. Jari-jarinya gemetar.

Layar berkedip, lalu menyala dengan cahaya hijau terang. Arsip data yang sebelumnya gelap kini terbuka penuh, menampilkan jutaan baris informasi yang mengerikan.

BUKTI DELTA: AKSES LENGKAP.

“Kita berhasil, Annelise. Sekarang, kita tidak mencuri emas, kita menjatuhkan Dharma hingga ke intinya,” kata Athena, suaranya terdengar merayakan kemenangan.

Nyx mengambil remote control lagi. “Sekarang, kita harus bergerak. Tempat ini akan segera ramai. Kapal Hantu akan pergi. Kita punya jadwal kereta hantu.”

Nyx menghidupkan mesin kereta tua itu, yang bergetar dan mengeluarkan suara decitan logam yang keras. Annelise duduk di depan konsol, menatap Bukti Delta. Ia telah menemukan kebenaran yang ia cari, tetapi kini ia harus menggunakannya untuk menghancurkan mereka. Pertempuran sesungguhnya baru saja dimulai.

1
Johana Guarneros
Aku suka banget sama cerita ini, jangan berhenti menulis author!
marmota_FEBB
Mantap nih!
Wisnu ichwan: tengkyuuu 🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!