NovelToon NovelToon
Jiwa Sang Pangeran Aerion

Jiwa Sang Pangeran Aerion

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:714
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

Dikhianati. Dituduh berkhianat. Dibunuh oleh orang yang dicintainya sendiri.
Putri Arvenia Velmora seharusnya sudah mati malam itu.
Namun takdir memberinya satu kesempatan—hidup kembali sebagai Lyra, gadis biasa dari kalangan rakyat.
Dengan ingatan masa lalu yang perlahan kembali, Lyra bersumpah akan merebut kembali takhta yang dirampas darinya.
Tapi segalanya menjadi rumit ketika ia bertemu Pangeran Kael…
Sang pewaris baru kerajaan—dan reinkarnasi dari pria yang dulu menghabisi nyawanya.
Antara cinta dan dendam, takhta dan kehancuran…
Lyra harus memilih: menebus masa lalu, atau menghancurkan segalanya sekali lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8-Badai di Perayaan Panen

Lyra menatap tangan Kael. Menggenggamnya berarti melanggar semua batas yang pernah ia tetapkan untuk dirinya sendiri. Ini berarti mengakui chemistry yang sama kuatnya dengan dendamnya.

​"Apa yang Anda inginkan, Yang Mulia?" tanya Lyra, suaranya sedikit bergetar.

​"Aku ingin kau jujur, Arvenia. Aku tahu tatapanmu di Arsip. Aku bukan Valerius. Tapi tarikan itu ada. Bisakah kau menolaknya saat kita bekerja sedekat ini?" Kael menantang.

​Lyra, yang ingin membuktikan bahwa ia kebal terhadap pesona penguasa, perlahan meletakkan tangannya di atas tangan Kael.

​Sentuhan itu bukan lagi dingin dan mengancam seperti di pertemuan pertama. Itu hangat, dan membawa gelombang listrik yang mengejutkan. Tangan Kael kuat, terasa seperti tumpuan yang solid.

​Lyra merasakan bayangan Valerius memudar. Ini adalah Kael. Baru. Berbahaya. Namun memiliki chemistry yang jauh lebih dewasa dan mengikat.

​"Ikatan ini adalah kekuatan dan kelemahan terbesar kita," bisik Kael, menatap Lyra dengan intensitas yang tak tertahankan. "Jika kita menyerah pada emosi pribadi, seluruh rencana akan hancur."

​Lyra harus menegaskan otoritas dirinya, bukan hanya sebagai putri yang jatuh cinta. Ia menarik tangannya, meskipun ia harus mengerahkan seluruh kemauannya.

​"Saya setuju," kata Lyra, suaranya tegas. "Tapi saya akan menjadi Raja, bukan Ratu. Saya di sini untuk takhta, bukan untuk cinta, Yang Mulia."

​Kael tertawa, tawa yang penuh penghargaan dan kekaguman. "Itulah yang ingin aku dengar. Kau telah lulus ujian pertamaku, Arvenia."

​"Apa rencana kita selanjutnya?" tanya Lyra, mengalihkan fokus ke tugas.

​Kael beranjak dari kursinya. "Kita akan menghadiri Perayaan Panen besok. Kau akan pergi ke sana sebagai Lyra, si penjahit yang membantu Nyonya Cressida. Dan kau akan mengamati Duke Renald dan sekutunya. Kau akan menjadi mataku di antara kerumunan."

​Kael berjalan menuju lemari, mengeluarkan sehelai sapu tangan sutra. Itu adalah sapu tangan yang sama persis dengan yang dilihat Lyra di tangan Kael dan yang ia miliki—sapu tangan Valerius.

​"Ambil ini," Kael memberikannya kepada Lyra. "Ini adalah lambang pengkhianatan yang harus kau bayar. Tetapi sekarang, ini adalah jimat pelindungmu. Jika kau dalam bahaya, tunjukkan ini kepada salah satu pengawalku. Mereka akan tahu harus berbuat apa."

​Lyra mengambil sapu tangan itu. Sentuhannya terasa seperti mengambil alih beban Valerius.

​"Lalu, bagaimana dengan Anda, Yang Mulia?" tanya Lyra, menatap Kael.

​Kael berjalan ke jendela besar, menatap ke arah matahari terbenam yang mewarnai Istana Eteria dengan warna emas dan darah.

​"Aku akan memberikan pidato yang menghancurkan semua rencana Duke Renald. Dan saat aku melakukannya, semua mata akan tertuju padaku. Tapi mataku, Arvenia, akan selalu mencari badai di antara kerumunan. Aku akan mencarimu.

Udara di Kota Veridian tebal dengan aroma rempah, anggur baru, dan kegembiraan massal. Perayaan Panen adalah acara publik terbesar Eteria, di mana rakyat berkumpul di Lapangan Bintang di depan Istana untuk menyaksikan pidato Pangeran Kael dan menerima santunan.

​Lyra berdiri di sudut Lapangan Bintang, mengenakan jubah pelayan sederhana berwarna abu-abu. Ia seharusnya membantu Nyonya Cressida mengawasi perbaikan terakhir kain dekorasi, tetapi ia menggunakan posisinya untuk mendapatkan pandangan terbaik dari panggung dan, yang lebih penting, dari area VIP bangsawan.

​Di tangannya, sapu tangan sutra milik Valerius—kini jimat yang diberikan Kael—tersembunyi.

​Aku adalah mata Kael.

​Lyra menekan kegelisahan Arvenia yang ingin mengenakan gaun terbaiknya dan berdiri di panggung. Lyra harus bersembunyi. Keberhasilannya bergantung pada anonimitasnya.

​Ia memindai area VIP. Para bangsawan mengenakan perhiasan yang mencolok dan jubah beludru tebal. Mereka tampak seperti burung merak yang sombong, tak sadar bahwa nyawa politik mereka berada di ujung tanduk.

​Lyra segera menemukan Duke Renald. Pria itu tertawa keras, tangannya diletakkan di pundak Countess Delia, sekutu terdekat Renald yang terkenal licik. Lyra ingat Delia adalah orang yang menyebarkan desas-desus paling kejam tentangnya.

​Lyra, menggunakan pengetahuannya tentang kebiasaan para bangsawan, mencari tanda-tanda ketegangan. Renald tampak rileks, terlalu rileks. Ia yakin rencana undang-undang gandumnya akan segera disahkan setelah perayaan.

​Dia terlalu percaya diri. Kael harus menghancurkan keyakinannya.

​Saat matahari mencapai puncaknya, kerumunan meledak dalam sorakan. Pangeran Kael muncul di panggung utama.

​Lyra menatapnya. Kael mengenakan jubah yang Lyra sendiri sulam—Singa Emas di beludru hitam. Jubah itu membuat Kael terlihat lebih tinggi, lebih anggun, dan jauh lebih berbahaya.

​Kael menyambut rakyat dengan lambaian tangan yang tenang, berbeda dengan Valerius yang suka berlebihan. Keheningan segera tercipta. Kael memancarkan otoritas yang tidak perlu diteriakkan.

1
Andira Rahmawati
aku kok aga bingung ya sama jln ceritanya...masih blm nyimak..
putri lindung bulan: iya maaf akan aku revisi lagi,karena masih pemula
total 1 replies
putri lindung bulan
Ketika hati hancur, dunia terasa runtuh. Namun, dari luka yang paling dalam, justru lahir kekuatan yang tak pernah kita sadari.
“Bangkit Setelah Terluka” bukan sekadar kisah tentang kehilangan, tapi tentang keberanian untuk memaafkan, bertahan, dan mencintai diri sendiri kembali.

Luka memang meninggalkan jejak, tapi bukan untuk selamanya membuat kita lemah.
Dalam setiap air mata, tersimpan doa yang tak terucap.


Cinta, pengorbanan, dan air mata menjadi saksi perjalanan hidup seorang wanita yang hampir kehilangan segalanya—kecuali harapan.

“Bangkit Setelah Terluka” menuturkan kisah yang dekat dengan hati kita: tentang keluarga, kesetiaan, dan keajaiban ketika seseorang memilih untuk tetap bertahan meski dunia meninggalkannya.

Bacalah… dan temukan dirimu di antara setiap helai kisahnya.
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Terima kasih untuk cerita yang luar biasa, tolong jangan berhenti!
putri lindung bulan: salam kenal
total 2 replies
putri lindung bulan
yang sudah baca,terimakasih ya.yuk berteman dengan ku💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!