Nafisa Azzahra adalah seorang anak SMA yang pintar dalam biang bela diri, dia juga seorang wanita Jenius dalam segala hal apapun satu kata untuk Nafisa yaitu sempurna.
Devano Sbastian seorang Badboy yang bersikap dingin, kejam, dan irit bicara dia sering di julukan kulkas 22 pintu oleh orang-orang termasuk teman dekatnya.
Devano dan Nafissa di pertemukan dalam satu ikatan yaitu pernikahan karena perjodohan orang tuanya. Apakah Nafissa bisa melukuhkan hati Devano, sedangkan kehidupan Devano terbanding terbalik dengan Nafissa pergaulannya begitu bebas apalagi dia adalah ketua geng motor yang begitu banyak musuh, lantas apakah Devano akan luluh oleh Nafisa atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cucu dan cicit
Setelah pembicaraan tadi, keadaan menjadi canggung bahkan Hazel yang duduk di samping Arjuna pun dengan susah payah menelan saliva nya.
Glek
"Gila anjir, kalau gue di posisi Nafisha kayak nya gue bakalan tertekan," ucap Hazel dalam hati yang terus memandang ke arah Nafisha.
Arjuna yang sedari tadi memperhatikan Hazel pun langsung menggenggam tangan Hazel. Dia tahu apa yang ada di dalam pikiran kekasihnya itu.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Arjuna berbisik tepat di telinga Hazel.
"Gak papa kok, cuman aku kasihan aja sama Nafisha," jawabnya jujur.
"Okh kasihan, kalau begitu bagaimana kita aja yang membuatkan mereka cicit dan cucu ?" tanya Arjuna sambil menaik turunkan alisnya.
" Jun gak lucu ya," kata Hazel sembari mencubit pinggang Arjuna dengan pelan.
"Aku serius sayang ,kalau kamu mau hari ini juga kita buat bayi, itung-itung untuk nyicil dulu," jawab Arjuna sembari meringis pelan saat pinggangnya di cubit oleh Hazel.
"Nyicil apa nya maksud kamu?" tanya Hazel dengan bingung.
"Tangan bayinya dulu mungkin, " jawab Arjuna dengan santai.
"Juna." Merasa kesal di permainan Hazel dengan sengaja memukul Arjuna.
"Ngeselin banget sih jadi orang," kata Hazel dengan ekspresi kesal.
"Aww sakit sayang, sakit,"
"Makanya jangan goda aku terus Juna," gumam Hazel dengan mencebikan bibirnya cemberut.
"Iya, iya maaf."
Sedangkan Devano dan Nafisha begitu canggung setelah mengobrol bersama keluarga Devano terutama Nenek dan Kakeknya, Hingga akhirnya Nafisha memberanikan diri untuk angkat bicara.
"Dev,"
"Hmmm," jawab Devano tanpa menatap Nafisha. Devano masih fokus main game online di hpnya.
"Dev, mau pulang," kata Nafisha.
"Ayo, tapi kita harus pamit dulu sama kakek dan Nenek."
"Hmmm baiklah," jawab Nafisha dengan lesu.
Setelah berpamitan kepada Kakek dan neneknya Devano akhirnya mereka berdua terbebas dari sanggar emas Alexander yang menegangkan, meskipun harus ada drama terlebih dahulu.
"Huh akhirnya bebas juga," kata Nafisha sembari mengelus dadanya dengan pelan saat di sudah keluar dari mansion Alexander. Sedangkan Devano dia hanya geleng-geleng kepala saat melihat tingkah Nafisha.
"Emangnya Nafisha setakut itu ya untuk Hamil?"
Sesampainya di apartemen Nafisha langsung masuk kedalam kamarnya, sedangkan Devano dari tadi sudah pergi ke bescam setelah mengantarkan Nafisha ke Apartemen.
♧♧♧♧♧
Malam harinya, tepat pas jam sepuluh malam seseorang menghubungi Nafisha.
Dert dert dert
"Hallo Queen," ucap seseorang di sebrang sana.
"Iya ada apa?"
"Queen jadi kan kita memantau geng Kapak merah malam ini?" tanya Bagas kepada Nafisha.
"Okh astaga aku lupa Gas, kalian sekarang dimana aku kesana sekarang." Karena tekanan dari keluarga Alexander Nafisha sampai lupa dengan kegiatan mereka malam ini untuk memantau geng kapak merah.
"Di markas,"
"Baiklah aku kesana sekarang tungguin aku," kata Nafisha kepada Bagas.
"Baik Queen,"
Tuttt tutt tutt
Setelah pembicaraan mereka berdua selesai Nafisha langsung saja menutup sambungan telepon itu secara sepihak. Nafisha langsung bersiap-siap untuk pergi ke markas Black Davil, tak lupa Nafisha juga memakai pakaian yang serba hitam dan jangan lupakan cadar hitamnya di padukan dengan Jaket Black Davil kebanggaannya yang Bertuliskan Queen Racing Black Davil.Setelah Sekitar 20 menitan Nafisha sampai di Markas Black Davil.
Brumm
Brum
Brum
Ckiitt...
Nafisha langsung turun dari motornya berjalan masuk kedalam markas Black Davil.
Brakk
Pintu utama Markas Black Davil Nafisha buka dengan kasar.
"Queen, " ucap anggota Black Davil serempak.
"Hmmm."
" Gimana sudah kalian pantau?"
"Sudah Queen, sepuluh menit lagi balapan akan di mulai,"
"Kalau begitu Mari kita kesana sekarang,"
"Ayo," kata mereka serempak sembari bangkit dari duduknya berjalan pergi meninggalkan markas.
"Gas, motor aku mana?" tanya Nafisha sebelum dia pergi.
"Ada di garasi," jawabnya.
"Mana kuncinya?"
"Nih." Bagas menyodorkan kunci motor Sport milik Nafisha kepadanya.
"Ayo," Ajak Nafisha kepada anggota gengnya untuk segera berangkat ke sircuit.Mereka membawa motor dengan beriringan Nafisha di bagian depan bersama Bagas sebagai Queen dan juga wakil Black Davil, tak lupa di belakang mereka di susul oleh Alvin, Bara dan Xavier.
Black Davil terlihat sangat gagah dan keren.Semua orang tidak akan percaya kalau yang berada di barisan paling depan itu adalah seorang perempuan apalagi dia itu mengendari motor Sport yang terlihat seperti laki-laki.
Brum
Brum
Ckitt
Motor mereka terpakir rapi tak jauh dari sircuit balapan. Para penonton di sana mengira bahwa sekelompok geng motor itu datang hanya untuk menonton balapan malam ini.
Nafisha bisa melihat, di tengah lapangan anggota geng Arion sudah berkumpul di sana begitu pula dengan ketua geng kapak merah yaitu Kevin Pradipta.Nafisha bisa melihat tatapan permusuhan antara Devano dan Kevin.Hingga balapan pun di mulai, Nafisha menyaksikannya balapan itu sampai selesai dan balapan itu di menangkan oleh Devano dari Ketua Geng Arion sekaligus King Racing.
Awalnya suasana kondusif akan tetapi satu menit berikutnya suasana menjadi ricuh di saat Kevin tak terima jika dia kalah dalam balapan dan di menangkan Devano.
Nafisha bisa melihat Kevin mainnya keroyokan bahkan dia sudah siap siaga, sepertinya Geng kapak merah sudah membuat rencana sebelumnya untuk menyerang Geng Arion.
"Bugh
Bugh
Bugh
krek
Suara perkelahian tak terhindarkan, Nafisha masih duduk di atas motornya bahkan Nafisha menonton secara Live perkelahian antara kelompok kapak merah dan juga kelompok Arion.
Hingga
Bugh
Bugh
Bugh
Bugh
Krek
Aaaaaa
Teriak Devano saat dirinya kewalahan melawan Geng kapak merah yang begitu banyak bahkan anak geng Arion lainnya sudah babak belur.
"Queen," Bagas memanggil Nafisha.
"Kita lawan mereka Sekarang," ucap Nafisha dengan Nada dingin dan juga datar, mereka tahu bahwa saat ini Nafisha sedang menahan geram dan amarah.
"Baik Queen,"
Mereka semua menjalankan motornya menghampiri perkelahian dua geng tersebut.
Nafisha turun dari motornya, dia bisa melihat bahwa Devano sudah tumbang bahkan tubuhnya pun sudah limbung ke belakang, jika tidak di tahan anggota lainnya mungkin Devano sudah jatuh ke tanah.
"DEVANO," teriak Nafisha.
"Bangsat lo pada, berani nya keroyokan, jika lo berani lawan gue sekarang bangsat," teriak Nafisha dengan Kesetanan bahkan mata Nafisha sudah nyalang di penuhi api amarah yang membara.
"Queen" teriak anak geng Black Davil lainnya, mereka khawatir Nafisha akan hilang kendali.
"DIAM," TERIAK NAFISHA.
Devano yang mendengar suara Nafisha pun langsung buru-buru menepis tangan anak anggota lainnya yang sedang menahan tubuh Devano supaya tidak terjatuh.
"LEPAS," bentak Devano kepada teman temannya.
"Bos," kata Aldino namun tidak di dengar oleh Devano.
"Nafisha Jangan," teriak Devano Kepada Nafisha, karena dia khawatir kepada Nafisha takut dia kenapa napa sudah cukup Devano saja yang terluka.
Sedangkan Anak geng Arion begitu terkejut dan syok kalau ternyata orang yang di hadapannya ini Nafisha.
"Kok bisa." Semua anak geng Arion begitu syok.
"DIAM DEVANO ALEXANDER," TERIAKNYA.
"Dasar kalian pengecut, " umpat Nafisha.
"Siapa lo, mau jadi pahlawan kesiangan lo," tunjuk Kevin kepada Nafisha.
"Ck, lo gak perlu tahu siapa gue,"
"Hahahaha, neng dari pada lo teriak-teriak gak jelas mending lo teriaknya dia atas kungkungan gue, gue layanani lo dekh di atas ranjang." Kevin menertawakan Nafisha dan meremehkannya.
"Gue gak serendah itu bangsat,"
Devano yang mendengar ucapan Kevin seperti itu sangatlah emosi hingga Devano tak bisa mengontrol amarahnya.
Bugh
"DIAM LO BANGSAT," Devano memukul Kevin.
Sedangkan Kevin yang tak siap pun mundur beberapa langkah ke belakang karena pukulan Devano.
"Jangan coba-coba sentuh orang yang tidak seharusnya lo sentuh bangsat, Gue bisa sabar menghadapi lo, tapi dia adalah batas kesabaran gue bajingan,"
biar tau rasa devan
nafisa harus pisah ,dpt penganti yg jaya ..
tulus setia mencintaix ..
di madu .semoga nti x suami nya menyesal gk berujung..