Penolakan Aster Zila Altair terhadap perjodohan antara dirinya dengan Leander membuat kedua pihak keluarga kaget. Pasalnya semua orang terutama di dunia bisnis mereka sudah tahu kalau keluarga Altair dan Ganendra akan menjalin ikatan pernikahan.
Untuk menghindari pandangan buruk dan rasa malu, Jedan Altair memaksa anak bungsunya untuk menggantikan sang kakak.
Liona Belrose terpaksa menyerahkan diri pada Leander Ganendra sebagai pengantin pengganti.
"Saya tidak menginginkan pernikahan ini, begitu juga dengan kamu, Liona. Jadi, jaga batasan kita dan saya mengharamkan cinta dalam pernikahan ini."_Leander Arsalan Ganendra.
"Saya tidak meminta hal ini, tapi saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih sepanjang hidup saya."_Liona Belrose Altair.
_ISTRI KANDUNG_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 : Pria Pertama
...🥀...
...🪞LIONA & LEANDER🪞...
Leander bingung ke mana istrinya, karena tadi dia lebih dulu ke kamar dan sekarang tidak ada. Leander mencari Liona di mansion besar itu tapi tidak ada.
Dia kembali ke dalam kamar dan mendapati Liona baru keluar dari kamar mandi.
“Kamu ke mana? Aku nyariin kamu dari tadi,” tanya Leander sambil mengunci pintu kamar mereka.
“Aku dari kamarnya Kak Karina.”
“Ngapain di sana?”
“Nggak ada, hanya ngobrol biasa.” Leander mengangguk dan membuka baju kaos miliknya lalu duduk di atas ranjang.
“Pasti pembicaraan penting sampai kalian harus bicara berdua ya,” tebak Leander, Liona ikut duduk di atas kasur menghadap suaminya.
“Iya dan dia juga cerita banyak hal sama aku. Boleh kan?” Leander mengacak pelan rambut Liona sembari tersenyum.
“Tentu boleh, lagian kamu memang harus banyak belajar dari dia mengenai keluargaku ini. Karena dia yang paling kuat bisa bertahan dengan situasi ini,” balas Leander.
“Apa kamu setuju dengan aturan keluarga ini?” tanya Liona penuh kehati-hatian.
“Tidak. Aku adalah anak yang paling menentang semuanya, mulai dari aturan rumah sampai aturan memasuki rumah tangga. Hanya saja Galen, Tristan, dan Zion masih terikat dengan kedua orang tua kami. Makanya mereka tidak bisa berbuat banyak.”
“Terikat maksudnya gimana?”
“Kami ini dimodali dalam berbisnis dan semua bisnis itu dikendalikan oleh papa. Jika ada yang melawan dan berontak, maka karir mereka akan dihancurkan dan tidak akan bisa membangun bisnis di mana pun lagi. Makanya mereka patuh karena tidak ingin hidup susah dan papa bisa saja menghabisi siapa pun yang dia inginkan dan dia anggap sebagai musuhnya.” Liona sedikit ngeri mendengar perkataan suaminya.
“Lalu kamu?” Leander terkekeh kecil dan menggamit tangan sang istri.
“Aku bebas, Liona. Itulah kenapa aku bisa menolak dan menerima perjodohan dari mereka, aku juga bisa mengeluarkan pendapat sendiri.”
“Kok bisa?”
“Ya bisa, karena apa yang aku bangun adalah hasil keringatku sendiri. Aku membangun nama dan bisnis dari nol, karena dari awal aku benci diatur secara berlebihan. Aku tidak mau dijadikan boneka seperti Galen. Saat papa hampir bangkrut, aku menyuntikkan 80% dana ke perusahaan itu dengan syarat, bahwa aku tidak akan mematuhi apa pun dan aku membentuk satu keamanan untuk diriku sendiri. Aku bebas, Liona. Kamu jangan khawatir kalau aku akan sama seperti saudaraku yang lain,” jawab Leander yang benar-benar membuat hati Liona tenang.
“Jujur saja, kalau harus tertekan perasaan, mungkin aku tidak akan kuat lagi, Leand. Makanya aku butuh penjelasan dari semua ini. Mendengar cerita Karina, dia benar-benar menderita.”
“Aku mengerti itu, kamu bisa membantu dia.” Liona mengerutkan keningnya.
“Membantu? Bagaimana?”
“Suruh dia menetap di sini dengan tetap menjadi diri dia sendiri.” Leander menatap istrinya sambil tersenyum, Liona bisa mencerna apa yang dikatakan oleh Leander.
“Aku paham. Aku akan mencobanya. Kalau mama sama papa marah gimana?”
“Aku ada bersama denganmu, tidak perlu takut kalau kamu memang ingin semua berjalan dengan baik. Bukan hanya menantu yang menderita, tapi saudaraku juga. Aku sudah sering mendoktrin pikiran mereka tapi mereka terlalu takut menentang.”
“Kenapa gak kamu aja yang nentang?”
“Aku tidak memiliki kepentingan untuk menentang. Galen Karina, itu rumah tangga mereka. Tristan Katty, itu juga rumah tangga mereka. Apa yang harus aku tentang? Harusnya Galen dan Tristan yang lebih lantang membela istri pilihan mereka, bukan malah membiarkan istri mereka tersakiti dan tertekan begitu,” jawab Leander yang sangat realistis bagi Liona.
“Apa jika nanti identitasku terbongkar, kamu akan membela aku?” Leander menarik lembut tubuh Liona dalam pelukannya dan mencium puncak kepala Liona.
“Sebelum identitas kamu terbongkar, kamu harus bisa menjadi wanita yang kuat dan berani dulu. Aku selalu berada di belakang kamu dan kamu harus bisa mengendalikan orang yang berusaha menjatuhkan mental kamu, Liona. Penyiksaan yang kamu alami dari keluarga tiri kamu, anggap itu sebagai latihan fisik yang membuat kamu jauh lebih kuat dan berani lagi. Jangan jadi lemah selamanya, karena kita perlu diri kita sendiri tanpa orang lain. Karena bergantung pada orang lain, sama saja menjadikan diri semakin lemah.” Liona membalas pelukan suaminya dengan erat, dia benar-benar mendapatkan seorang pendamping idaman.
“Terima kasih, aku akan mencobanya.”
Leander mengulurkan tubuh Liona ke depan. “Kamu itu kuat, kamu bisa menentang selama yang kamu tentang itu bersalah. Jadilah menantu pertama yang mengubah sistem aturan di keluarga ini. Aku bersamamu, Liona.”
“Aku akan mencobanya.”
“Kalau begitu, bagaimana kalau kita mencoba hal baru sebelum tidur,” ujar Leander dengan tatapan nakalnya.
“Hal baru apa?” tanya Liona dengan polos.
“Kamu masih virgin, kan?”
“Masih, aku tidak pernah melakukan hubungan terlarang dengan siapa pun.”
“Nah, aku perlu bukti?”
“Bukti? Apa kamu nggak percaya sama aku?” Leander terkekeh melihat ekspresi polos dari Liona saat ini.
Istri kecil yang terpaut usia 10 tahun dengannya itu sangat menggemaskan bagi Leander.
“Aku percaya, apa salahnya aku minta bukti.” Leander mengedipkan mata dengan genit dan Liona langsung terbahak.
“Kalau mau ya tinggal ngomong. Gak usah minta bukti segala, Leander.” Mereka berdua saling tertawa.
Leander menuntun istri kecilnya itu untuk rebahan dan menciumi seluruh wajah Liona. Mengecup kedua mata, pipi, kening, hidung, dan bibirnya perlahan. Kecupan itu berubah menjadi lumatan lembut yang membuat Liona nyaman.
Tangan Leander perlahan membuka piyama tidur istrinya dan membiarkan tubuh istrinya polos tanpa ditutupi apa pun di bawah tubuhnya.
Ciuman itu terus turun ke leher dan tulang selangka, lalu mengecup pelan dada Liona. Ada sensasi nikmat luar biasa yang Liona rasakan saat Leander menyentuh dirinya begitu intens saat ini.
Beberapa menit saling mencumbu, Leander memasuki inti dari hubungan ini dan itu membuat Liona tersentak kaget. Ini kali pertama dan rasanya begitu sakit ketika bagian bawahnya terasa robek.
Leander mencium sudut mata Liona yang berair karena menahan sakit lalu bergerak perlahan hingga miliknya masuk dengan sempurna.
“Terima kasih, di tengah semua ini kamu masih menjaga diri untukku dan menjadikan aku pria pertama yang menyentuhmu sejauh ini,” ucap Leander lalu mengecup bibir Liona dengan lembut.
“Terima kasih juga sudah menjaga aku, aku tidak tau entah ini cinta atau apa. Yang jelas saat ini aku hanya akan menyerahkan diri sepenuhnya padamu, Leander.” Liona memberanikan diri menekan tengkuk suaminya dan mengecup bibir tegas itu, melumatnya dengan kemampuan seadanya dan itu membuat Leander menjadi candu.
“Cinta itu datang hanya karna terbiasa. Nikmati saja semua ini,” sahut Leander lalu bergerak sesuai dengan keinginannya.
Malam ini mereka lalui penuh dengan keindahan dan saling menikmati hubungan satu sama lain. Leander dan Liona mencoba untuk membuka hati mereka satu sama lain dan bertekad menjaga pernikahan ini dengan baik tanpa diganggu oleh siapa pun.