How To Fight ??

Tak terasa 4 bulan pun berlalu, Margaret sudah terbiasa bekerja bersama Kevin. Dan kondisi ibunya masih sama seperti sebelumnya. Sedih dan kecewa pada keadaan sudah pasti dirasakan oleh Margaret. Tapi dirinya tetap tabah dan bersabar hingga ibunya siuman.

Suatu pagi, Theresia menghubunginya kalau Chyntia sudah sadarkan diri. Margaret pun tak percaya dan langsung pergi ke rumah sakit. Ternyata benar sang ibu memang sudah sadarkan diri. Margaret memeluknya dengan erat sambil menangis.

"Aku rindu mama.." ucap Margaret sambil menangis.

"Maafkan mama sayang, mama sudah menyusahkanmu selama ini." ucap Chyntia.

"Tidak ma.." jawab Margaret.

"Mama dengar sekarang kau sudah kembali bekerja.." ucap Chyntia.

"Benar dan hari ini aku sengaja izin demi bersama mama." ucap Margaret.

"Kau yakin atasanmu mengijinkannya?" tanya Chyntia.

"Iya, beliau langsung mengijinkannya, atasanku sangat baik ma jadi mama tidak usah khawatir." ucap Margaret.

"Sungguh? Kau sangat beruntung Margie sayang." ucap Chyntia.

Begitulah pertemuan haru itu terjadi setelah sekian lama. Margaret sangat senang bisa mendengar kembali suara ibunya. Kevin juga memberinya ruang untuk menjaga ibunya hari ini dan membebaskannya dari pekerjaan.

Chyntia saat ini sudah dipindahkan ke ruang perawatan dan Margaret bisa bebas bertemu dengannya kapan saja. Hal itu membuat Margaret bisa bersama sang ibu lebih lama. Hari ini Chyntia juga makan dengan baik dan banyak bicara pada Margaret.

Chyntia bahkan sudah berpesan jika hal buruk terjadi padanya, dirinya meminta dimakamkan di negara ini saja agar tak menyusahkan putrinya. Semuanya sudah ia siapkan beberapa tahun lalu. Hal itu membuat Margaret sangat sedih mendengar ibunya seolah sudah tahu ajalnya sudah dekat.

"Margie jangan menangis, kamu harus kuat meski tanpa mama." ucap Chyntia.

"Iya ma, tapi air mataku tak bisa berhenti." ucap Margaret.

"Papamu sudah berjanji pada mama saat perceraian waktu itu, dia akan memberikan hakmu sepenuhnya tak peduli apapun yang terjadi." ucap Chyntia.

"Aku tak peduli ma, aku hanya butuh mama." ucap Margaret.

"Mama paham sayang, tapi tak ada yang abadi di dunia ini. Setidaknya kamu memang berhak atas apa yang ayahmu miliki saat ini." ucap Chyntia.

"Iya ma.." balas Margaret sedih.

"Jangan bersedih, mama saat ini masih hidup kok." ucap Chyntia tersenyum.

Chyntia menghapus air mata putrinya dan memeluknya dengan erat. Hari itu banyak mereka habiskan dengan bicara dan bercerita. Tentunya Margaret menceritakan segalanya pada sang ibu. Entah itu tentang pekerjaan atau apapun yang dialaminya setiap hari. Chyntia pun terharu dan tersenyum bangga pada putrinya tersebut.

Margaret kini sudah jauh lebih dewasa dari sebelumnya. Dan Theresia banyak sekali membantunya selama berada di negara ini. Chyntia merasa berhutang banyak pada Theresia yang menjaganya dan juga Margaret.

Pada sore harinya, Chyntia minta diantar keluar untuk berjalan-jalan di taman dan menghirup udara segar. Dokter pun mengijinkannya tapi hanya 10 menit. Setelah itu, Margaret membawa ibunya ke taman dengan kursi roda. Udara yang bersih sangat menyejukkan bagi Chyntia yang sehari-hari berada di dalam ruangan.

"Mama suka sekali berada di taman.." ucapnya.

"Kita akan lebih sering kemari jika kondisi mama membaik." balas Margaret.

"Iya sayang.." ucap Chyntia tersenyum.

Setelah berjalan-jalan di taman Chyntia lebih banyak tersenyum. Mereka sangat bahagia meski hanya berjalan-jalan di taman. Kondisi Chyntia yang membaik secara tiba-tiba ini bagaikan anugrah bagi Margaret.

Mereka pun kembali setelah 10 menit. Di dalam ruangan rawatnya Margaret tak mau meninggalkan sang ibu satu menit pun. Bahkan Margaret sampai makan di ruangan ibunya sambil menjaganya.

Malam itu, Kevin datang ke rumah sakit bersama Beni. Dirinya ingin mengunjungi ibu Margaret dan mengucapkan salam padanya. Beni membeli buah-buahan dan membawakannya ke rumah sakit sebagai buah tangan.

Sesampainya disana, Margaret terkejut karena kedatangan yang mendadak. Chyntia merasa senang karena putrinya bertemu orang-orang baik di tempat kerjanya.

"Semoga anda cepat sembuh nyonya." ucap Kevin tersenyum.

"Terimakasih, anda pasti atasan Margie.." ucap Chyntia.

"Benar, namaku Kevin, dan ini sekertarisku Beni. " ucap Kevin.

"Salam kenal nyonya." ucap Beni.

"Salam kenal juga. Terimakasih sudah menerima Margie bekerja dan repot-repot datang kemari, pasti tuan sangat sibuk." ucap Chyntia.

"Aku ikut senang mendengar kabar anda hari ini dan memberikan Margaret ijin untuk bersama anda." ucap Kevin.

"Anda adalah atasan yang berhati baik. Terimakasih tuan." ucap Chyntia.

Kevin hanya mampir sebentar dan senang melihat Margaret kembali bersemangat setelah ibunya siuman. Dirinya juga berharap nyonya Chyntia bisa lekas pulih. Setelah itu, Kevin pamit undur diri dan membiarkan nyonya Chyntia kembali beristirahat.

Malam itu, Margaret sampai menginap di rumah sakit. Tapi tengah malam, ibunya menyuruhnya pulang saja dan istirahat dengan baik. Margaret yang tak tega menolak perintah ibunya hanya bisa menurut dan pulang ke apartemen. Apalagi besok Margaret harus kembali bekerja.

Betapa senangnya Margaret malam ini setelah seharian bersama sang ibu, bercerita dan melepaskan rindu. Dirinya berjalan menuju ke apartemen dan hendak beristirahat. Di depan apartemen dirinya bertemu dengan Kevin yang sudah menantinya.

"Tuan, ada apa?" tanya Margaret.

"Aku hanya ingin memberikanmu ini.." ucapnya sambil memberikan makanan pada Margaret.

"Terimakasih tuan." ucap Margaret menerimanya.

"Jangan salah paham, aku hanya tak mau kau sakit karena tadi aku melihat bungkusan makanan cepat saji di ruang ibumu." ucap Kevin.

"Iya aku paham, terimakasih atas perhatian anda." ucap Margaret.

"Masuklah sudah larut malam." ucap Kevin.

"Iya.." balas Margaret masuk.

Meski merasa aneh dengan sikap Kevin, tapi Margaret hanya bisa menerimanya dengan rasa syukur. Setidaknya atasannya baik padanya dan peduli pada kesehatannya. Jika dipikir lagi, Kevin memang sangat membutuhkan Margaret untuk mengatur banyak hal di perusahaannya. Jadi Margaret sangat memaklumi tindakannya.

Di tempat lain, Kevin sedang terdiam di dalam mobilnya. Dirinya mempertanyakan tindakannya yang mendatangi stafnya malam-malam begini dengan alasan memberikan makanan.

"Apa yang sedang kulakukan malam-malam begini??" gumamnya bingung.

Kemudian Kevin pulang ke rumahnya dan beristirahat seperti biasanya.

Esok paginya, hal buruk pun terjadi dimana Chyntia kembali tak sadarkan diri dan kondisinya kritis secara mendadak. Margaret pun mendatangi rumah sakit dan melihat kondisi sang ibu. Bahkan dokter sudah menjelaskan kembali kondisinya yang kritis.

Bagai petir di siang bolong, Margaret menangis mendengar penjelasan dokter. Theresia menemaninya yang menangis saat mengetahui kondisi Chyntia.

Margaret kembali ijin kerja dan berada di rumah sakit. Pada saat-saat terakhir, Margaret menemani ibunya di ruangan khusus. Hingga sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya. Seolah tak percaya Margaret terus memanggil ibunya agar terbangun. Tapi sayangnya ini adalah kenyataan dan Chyntia dinyatakan meninggal dunia. Dunia Margaret serasa runtuh hari itu juga. Theresia memeluknya erat dan menguatkannya. Margaret berusaha menerima kenyataan dan mengurus kepergian ibunya meski air matanya terus jatuh.

...----------------...