NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21 Iri

Hari hari Alvin berlalu seperti

biasa. Listrik yang semula mati sudah

menyala, setelah Alvin tempati

rumahnya 3 hari kemudian. Ia bahkan

mulai merasa nyaman dengan tempat

tinggalnya itu.

Rumah yang sebelumnya tampak

kumuh, tak terawat dan tak berisi, kini

perlahan mulai tampak ada kehidupan.

Alvin mulai mengisi rumah tersebut

dengan peralatan yang paling ia butuhkan.

Seperti kompor dan kipas angin,

meski ia beli dari rosok yang ada di tempat

haji Maliki, bukan hal yang mahal, namun

sebelum membelinya Alvin

memikirkannya berulang kali.

"Jangan terlalu pelit sama diri sendiri

le" nasehat Mak Na yang selalu melintas di

ingatan Alvin, saat dirinya berfikir

untuk membeli sesuatu.

Hubungan dengan kedua orangtuanya

pun merenggang, hanya pak Rohman yang

pernah singgah ke tempatnya. Itu pun

hanya sekali, saat Alvin sengaja mampir

berkunjung ke rumah orangtuanya, ia

malah ditolak mentah mentah oleh sang

ibu.

Saat gajian berikutnya, Alvin sudah

bisa membeli ponsel. Dengan diantar

Mingyu, Alvin memilih dan membeli

ponsel yang ia rasa sesuai dengan

kebutuhan dan keuangannya.

"Makin hari makin enak dipandang

ini rumah vin" ucap Mingyu menatap

sekeliling rumah yang ditempati Alvin.

"Yoi. kemarin diberi sisa cat sama pak

Rusdi, jadi aku cat pelan pelan Ming, ini

aja yang dalem masih kayakgini" jawab

Alvin seraya menyalakan kompor,

hendak membuat kopi.

"Syukurlah, betah kamu tinggal

disini?" tanya Mingyu basa basi.

"Yah betah lah, mau gimana lagi, ini

sudah tempat termewah yang bisa aku

usahakan" jawab Alvin.

"Hmmmm, kemungkinan mulai

semester depan aku mau lepas beasiswa

Vin" ujar Mingyu seraya mulai

menyalakan rokok yang di pegangnya.

"Oh ya, keren kamu Ming!" respon

Alvin ikut senang.

"Masih kerenan kamu lah, ini semua

kamu pakai uangmu sendiri. Aku aja iri"

ujar Mingyu.

"Apane sing keren, opo sing mbok iri?

Gak duwe wong tuwo? Omah ngontrak?

Sekolah nunut? Sepeda pancal?" papar

Alvin seraya meletakkan kopi untuk

mereka berdua.

"Hahaha gak usah melas melas ngunu

tala Vin!" jawab Mingyu ngakak,

membuat mata yang sudah sipit kini

semakin hilang.

"Lah kamu, jadi orang gak bersyukur

banget! Udah tahu keadaanku kayak gini,

malah di iri" ujar Alvin.

"Tapi Yoh gak iri ambek ngenes e, aku

tuh iri sama gimana kamu kok bisa bagi

waktu, kerja, sekolah, ngumpulin rosok.

Kamu tahu vin, papaku itu Sampek

bangga loh ke kamu, kata beliau aku suruh

nyontoh kamu kalau mau sukses. Jadi,

sekarang aku mulai kepikiran kalau aku

harus bikin usaha sendiri, biar gak di remehin sama papa" tutur Mingyu,

membuat Alvin mengangguk mengerti.

Memang beberapa kali Alvin pernah

bermain ke rumah Mingyu, rumah yang

tampak mewah bagi Alvin, hingga ia

sempat protes mengenai beasiswa yang di

dapat oleh Mingyu.

Saat itu, Mingyu beralasan bahwa

dirinya mengajukan beasiswa, karena

usaha papanya sedang merosot, namun

perlahan membaik kembali.

"Pikirkan dengan matang, usaha apa

yang ingin kamu lakoni, kalau ingin tanpa

modal ya mulung kayak aku, tapi

melihatmu sepertinya gak mungkin Ming,

jadi pikirkan dengan baik, apa yang ingin

kamu lakukan, kamu gak punya modal, bisa

pinjam papamu dulu. Jangan terpaku

sama kebanggaan papamu padaku,

papamu ngomong kayak gitu cuma pingin bakar semangat yang ada dalam diri kamu"

nasehat Alvin yang membuat Mingyu

menganggukkan kepalanya berkali-kali

seraya menyeruput kopi yang disediakan

oleh Alvin.

"Ojo mantuk mantuk ae, rungokno

wong ngomong Ikif' ucap Alvin

bercanda.

"Haha omongannmu udah kayak

penasihat ulung. Mulai sekarang aku

panggil kamu suhu aja ya vin" jawab

Mingyu sembari tertawa ngakak.

"Suhu rosok" ucap Alvin membuat

keduanya tertawa bersama.

Begitulah kebersamaan keduanya

terjalin semakin akrab.

Mingyu yang keluarganya memiliki

basic bisnis, sejujurnya membuatnya

sedikit tertekan, sebab sang papa seringkali membandingkan dirinya

dengan Alvin yang sudah memiliki

penghasilan sendiri sejak dini.

Alvin yang sudah memiliki ponsel,

kini bisa lebih update, perlahan ia tak lagi

ketinggalan berita, meski demikian, tak

membuat dirinya berhenti mengunjungi

Mading, setiap hari. Entahlah, membaca

berita sekolah lebih seru dari Mading,

katanya.

Meski ia sudah membaca lewat ponsel,

tetap saja setiap sampai sekolah, ia selalu

menyempatkan diri mengintip Mading,

yang biasa ia datangi sebelumnya.

Semester pertama hampir usai, ujian

pun selesai dilaksanakan, hanya tinggal

remidi dan perbaikan nilai saja hari hari

terakhir ini.

Beruntung bagi Alvin, sebab meski nilainya bukanlah yang tertinggi di setiap

mata pelajaran, namun tak ada satu

pelajaran pun yang bisa membuatnya

remidi. Itu artinya nilai Alvin, hampir

semuanya cukup memuaskan.

"Guys, liburan besok kita camping

yukk' ajak Akbar, wakil ketua kelas,

dimana Alvin berada.

Riuh suara setuju dari teman selkelas

membahana, penmbahasan demi

pembahasan mulai dibicarakan.

Sebenarnya hal ini sudah dibahas

sebelumnya di grup WA kelas. Namun

memang lebih enak jika dibahas secara

langsung.

Akbar bahkan sudah berunding dan

membahasnya dengan Alvin

sebelumnya, saat itu Alvin tak

melarang, namun juga tak langsung

menyetujui, sebab hal demikian butuh penanggung jawab.

Akbar yang antusias ingin

mengadakan acara tersebut, segera

menghubungi wali kelas serta pembina

Pramuka sekolah, setelah mendapat

persetujuan dan perijinan, barulah

Alvin sebagai ketua kelas mengijinkan

Akbar membuat acara tersebut, dengan

pembina Pramuka sekolah sebagai

penanggung jawalb.

"Kamu galk pingin ikut vin?" tanya

Arumi menoleh kebelakang, pada Alvin.

"Gak sempet rum" jawab Alvin

tersenyum sembari menggaruk

tengkuknya yang tak gatal.

"Alvin tok sing ditakoni, aku

enggak' protes Mingyu.

"Halah, kamu kan wes jelas bilang gal

ikut sejak awal Ming, bahkan kamu yang protes agenda ini biar ditiadakan kan"

jawab Arumi yang hanya dijawab kekehan

oleh Mingyu.

"Kamu ikut rum?" tanya Alvin.

Membuat Arumi mengangguk.

"Hati-hati, jaga diri sendiri" nasehat

Alvin membuat Arumi kembali

mengangguk.

Sementara Sella dan Mingyu tampak

menggoda keduanya, membuat Arumi

salah tingkah.

"Apasih kalian berdua!" protes Arumi,

yang terus mendengar Mingyu dan Sella

mengeluarkan kata ciye ciye.

Ditengah perdebatan mengenai

kamping yang akan di adakan, Alvin

justru sibuk berfikir, siapa yang akan

mengambilkan raportnya besok.

Kemarin ia sudah berkunjung ke

rumah pak Rohman, namun ia malah di

usir oleh Bu Elanor, seperti biasanya. Saat

malam kembali, ia bertemu pak Rohman

namun beliau tampak acuh.

Membuat Alvin segera pamit pergi,

sebelum sempat mengutarakan niatnya

untuk meminta tolong pada pak Rohman

untuk mengambilkan raportnya.

Hal yang membuat Alvin terus

kepikiran dan melamun, hingga bel

sekolah berbunyi. Bahkan saat berjalan

hendak ke parkiran, Alvin masih

tampak terdiam.

"Kamu kok meneng tok sih vin"

protes Mingyu yang sejak tadi

memperhatikan Alvin.

"Aku cuma lagi mikir Ming" jawab

Alvin.

"Mikir opo meneh?" tanya Mingyu.

"Besok siapa ya yang bakal ngambilin

raportku" jawab Alvin.

"Halah ngunu ae dipikir nemen, kalau

gak ada yang ngambilin biar papaku besok

yang ngambil punyamu sekalian" ujar

Mingyu santai.

"Emang boleh gitu Ming? Sekolah kita

kan ketat" tanya Alvin.

"Iya juga ya" jawab Mingyu.

"Biar saya saja yang ngambilin

raportnya" ucap seorang pria yang baru

datang menghampiri Alvin. Membuat

Alvin dan Mingyu saling berpandangan,

sebab mereka merasa tak kenal dengan

orang yang menyahut pembicaraan

mereka.

1
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!