NovelToon NovelToon
Pura-pura, Menjadi Istri Tuan Muda Calvino

Pura-pura, Menjadi Istri Tuan Muda Calvino

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Obsesi / Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Tukar Pasangan
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Teriablackwhite

Caroline Damanik Dzansyana, hanya gadis malang berprofesi sebagai koki dessert di sebuah restoran Itali, dia diberatkan hidup karena harus membiayai rumah sakit ibu angkatnya yang koma selama satu tahun terakhir ini karena sebuah kecelakaan tragis.

Lalu, di suatu hari, dia dipertemukan dengan seorang wanita berwajah sama persis dengannya. Dia pikir, pertemuan itu hanyalah kebetulan belaka, tetapi wanita bernama Yuzdeline itu tidak berpikir demikian.

Yuzdeline menawarkan perjanjian gila untuk menggantikan posisinya sebagai istri dari pewaris Harmoine Diamond Group dengan bayaran fantastis—300 Milyar. Namun, Caroline menolak.

Suatu malam, takdir malah mempertemukan Caroline dengan Calvino—suami dari Yuzdeline dan menimbulkan kesalahpahaman, Calvino mengira jika Caroline adalah istrinya, sehingga dia menyeretnya masuk ke hidupnya.

Sejak saat itu, Caroline tidak pernah bisa kembali ke hidupnya. Bagaimanakah kisah selanjutnya? Apa yang akan Caroline lakukan untuk kembali ke hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teriablackwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20—PPMITMC

Selesai.

Calvino mengakhirinya sebelum dia menembus lebih jauh, dia mengangkat tubuh dari ranjang tanpa berbalik kembali. "Pakai bajumu, kita pergi ke acara kakek Harmoine," katanya dengan enteng.

Seolah apa yang barusan dia lakukan bukanlah masalah besar.

Caroline mengerang, geram. "Calvino!" pekiknya kesal sampai dia tersengal-sengal.

"Dasar gila! Arght ...!" sambungnya lebih menjerit.

Bahkan dia melempar bantal dan guling di sana ke punggung Calvino.

Setiap bantal dan guling itu membentur punggungnya, lelaki itu tersengih sambil sibuk memakai kemejanya lagi, karena sepanjang dis menc*mbu istrinya, kemeja itu tak dia pakai.

Itu adalah spontanitas yang sulit untuk dia kendalikan, pasalnya naf sunya lah yang telah menyetir dirinya tanpa rem.

"Ngomong-ngomong bibir kamu enak, nanti kita lakukan lagi, kalau kamu siap dengan aksiku yang lebih gila, karena barusan aja, sepertinya kamu kewalahan," gumam Calvino tersenyum, nakal sambil menyeka bibir dengan ibu jari.

Merinding.

Caroline tersipu lagi kesal karena apa yang baru saja terjadi. Dia membayangkan bagaimana lelaki itu bermain, dirinya habis, tak ada yang tersisa.

Dari wajah, pinggang, pa ha, telinga, sampai ke leher, Calvino jelajahi dengan khidmat, membayangkannya cukup membuatnya merinding, gila.

"Enggak! Gak ada yang lain lagi! Barusan itu kamu harus bayar! Enak aja gratisan!"

Ups!

Caroline memejamkan mata, erat-erat. Bibir dia katupkan hingga ia menempel satu sama lain, tersadar dia mengatakan kata-kata aneh yang sebenarnya dia pun tak tahu maknanya.

"Astaga ..., Caroline! Ngomong apa, sih!" keluhnya mengalihkan wajah ke samping kiri.

Puk! Puk!

Dua kali Caroline memukul bibirnya sendiri. "Kamu pikir, kamu wanita bay*ran apa?"

Tapi ..., daripada gak dapat apa-apa, setelah dia sembarangan menyentuhku, mending minta bayaran 'kan? Lumayan juga. Batinnya berkata sembarangan lagi.

Segalanya menjadi rumit di pikirannya, apa yang dia pikirkan saling beradu argumen dengan hati nurani dan nilai-nilai kehidupan yang dia anggap hal ini merupakan kesalahan.

Sepanjang Caroline menggerutu seorang diri, Calvino kembali dan menjawat dagu Caroline, dia tarik sampai bertemu pandang satu sama lain.

"Aaa ...." Terkejut gadis itu menatap serius tanpa membenarkan jubah mandi yang telah membuka setengahnya.

"Oke," katanya semakin tertantang.

Ibu jari Calvino mengusap bibir Caroline. Tatapan penuh naf su mengalir begitu saja saat lelaki itu menurunkan pandangan ke dada gadis itu.

"Aku akan bayar setiap aku meminta jatah, tapi ..., lebih baik kamu gunakan cream atau apapun itu untuk membuat asetmu lebih enak untuk disentuh, agak ke—ny*l," tuntut Calvino tersenyum, nakal.

Ah paham. Caroline segera menepis tangan Calvino darinya, lalu dia berguling ke tengah, membungkus dirinya dengan selimut. "Aaarght ...! Dasar mes*m! Calvino gila!" erangnya mendengkus, kesal.

Senyum flirting kembali menguasai wajah tampan Calvino. "Ambil kartu ini, di dalamnya ada uang sebanyak lima milyar, gunakan uang itu, kalau masih butuh, katakan aja." Calvino melempar sebuah debit card hitam ke depan Caroline.

"Pasword-nya, ulang tahun Dennis."

Setelahnya Calvino benar-benar pergi meninggalkan kamar pribadi istrinya, mengabaikan Caroline yang masih terkesima dengan semua hal yang dia anggap mustahil.

Tangan kanan menganjur dengan gemetar untuk mengambil black debit card, dia tersenyum, getir. "Li-lima mil-yar?" serunya terheran-heran.

"Segampang itu dia memberikan uang sebanyak ini?" Wajahnya miring dengan polos, "Kalau sekali ci*man dapet 5 milyar, kalau sepuluh kali, berarti ...."

Baru saja dia membayangkan angka fantastis yang membuat hatinya berbunga-bunga, merasa lega berkhayal menerawang angka itu, kemudian dengan sigap dia menggelengkan kepala.

Menyadarkan dirinya dari khayalan gila itu. "Aarght ...! Caroline! Kamu udah gila hah?!" Frustasi wanita itu menjambak dirinya sendiri.

Dia hempas tubuh ke ranjang, berguling ke kiri dan kanan secara bergantian, kemudian dia berhenti dan menadah ke langit-langit kamar.

Begitu tenang mansion itu, sejenak Caroline merasa hidupnya akhirnya menemukan ketenangan yang begitu nyaman, tak ada teriakan, tak ada desakan, apalagi dikejar setoran.

"Betapa beruntungnya hidup Nyonya Yuzdeline. Meski Tuan itu emang agak gila dan egois, pemarah juga, tapi seenggaknya dia masih memikirkan istrinya," gumamnya merasa sedikit iri dengan kehidupan Yuzdeline.

Tanpa dia ketahui, jika Yuzdeline pun tak kalah beratnya, hidup wanita ini penuh tuntutan, dia didesak keluarga angkatnya untuk memenuhi pernikahan atas nama balas budi, sehingga dia merelakan cintanya.

Juga mendapat tekanan dari keluarga Harmoine, sedangkan Calvino tetap mengujinya, bahkan lelaki ini memiliki niat untuk menguji kesabarannya atas dendam yang dia miliki terhadap orangtuanya sendiri.

"Enggak! Caroline ...! Kamu punya tanggungjawab untuk merawat ibu, aku harus segera pergi dari sini," tandasnya setelah beberapa saat dia termenung, merasa di sini menemukan kenyamanan.

Bergegas gadis cantik itu mengganti pakaiannya dengan random, dia mengambil pakaian paling sederhana, hanya gaun putih dengan corak mawar dan daisy, roknya di bawah lutut dan lengan panjang, hanya area bahu memang terbuka.

Selepas itu, Caroline keluar dari kamar dengan terburu-buru. Tanpa sengaja dia berpapasan langsung dengan seorang anak kecil yang dia dengar suaranya semalam.

"Aaa ...," jeritnya spontan.

Hanya beberapa saat, selanjutnya Caroline tersenyum lebar, merasa gemas dengan ketampanan anak kecil ini. "Halo anak ganteng," sapanya menurunkan lutut.

Berlutut di hadapan Dennis, gadis bermata dessert itu membelai pipi ranum anak berusia tiga tahun itu. "Kenapa di sini, Sayang? Kamu butuh sesuatu?"

Mulanya Dennis tertunduk, seolah dia ketakutan. Namun, setelah Caroline bicara, anak itu memberanikan diri untuk mendongak, dia pasati wajah cantik Caroline.

Pelan-pelan bibir anak itu menyeringai, matanya yang sendu—perlahan berbinar. "Bunda ...," panggilnya.

"Papa suka sama Bunda, ya?" kata anak itu dengan polos.

Sontak Caroline mengernyit, bingung. "Maksudnya? Kenapa anak ganteng ini menduganya kayak gitu? Emangnya sebelumnya gimana?" jawab Caroline mengerutkan hidung sambil mencolek hidung Dennis Orion Harmoine.

Aksen lembut khas Caroline telah berhasil merayu rasa takut Dennis selama ini terhadap Yuzdeline. Anak yang akan berusia 4 tahun beberapa hari dari sekarang itu lebih lega, wajah polosnya berseri-seri.

"Papa suka berantem sama Mama, Mama juga gak suka sama Dennis. Mama suka bilang, kalau Dennis itu merepotkan," terangnya, semula penuh semangat, namun di akhir, ucapannya seketika merendah.

Terhentak sudah. Hati Caroline begitu rapuh apabila mendengar anak seusia ini bisa menerangkan hal-hal yang seharusnya dia tak tahu, dengan begitu jelas, terasa pula rasa kecewa dan takut dari tiap tutur katanya.

Caroline merengek tipis-tipis, lalu dia datang lebih dekat dan memeluk hangat tubuh kecil Dennis. "Anak baik yang ganteng, kamu gak merepotkan, Sayang ..., Mama pasti lagi capek, sampai Mama ngomong begitu, ya." Membujuknya dengan kata-kata halus.

Terlalu lama anak ini diabaikan tanpa sebab. Baik oleh Yuzdeline yang sibuk mengejar dan memantau suaminya dan Calvino yang disibukkan dengan urusan kantor dan kegilaannya karena frustasi ditinggalkan sang istri terkasih.

Pelukan ini adalah hangat yang amat dia dambakan selama ini, nyaris empat tahun anak ini hidup dalam kesepian, dibalut kemewahan dengan berbagai fasilitas mewah yang ada.

Dennis menyandarkan wajahnya ke dada Caroline, membentangkan tangan, lalu dia memeluk gadis di depannya dengan tangan-tangan mungil itu. "Dennis mau punya Bunda, gak mau Mama, Mama jahat."

Bunda? Mama?

Apa bedanya?

Dalam sekejap Caroline disadarkan oleh ungkapan berbeda dari mulut kecilnya. Pelukan itu dia relai, gadis bertubuh tinggi 172 cm itu memeluk bahu Dennis dengan tangannya.

Tatapan lurus—memandangi Dennis dengan serius. "Bentar, Dennis bilang kalau ..., Mama? Bunda?" Dahinya mengernyit.

"Eum." Anggukkan cepat dituangkan Dennis tepat di depan mata Caroline, "Iya, ini Bunda, Mama gak ada, adanya Bunda di depan mata Dennis," urainya menunjuk Caroline tepat di depan dada.

Luar biasa.

Anak seusia Dennis memang cenderung mudah memahami segala situasi mengandalkan emosional dan instingnya yang masih murni—Caroline tercengang, kagum.

"Luar biasa banget anak ganteng ini," katanya mengernyitkan hidung, ditambah senyum melebar ke sudut bibir, "Kamu ternyata lebih pinter dibanding Papamu."

Caroline melepas bokong ke ubin, terduduk bersila sambil menggenggam tangan mungil anak itu. "Jadi, kamu tahu kalau Kakak bukan Mama kamu, 'kan?"

"Iya."

Belum habis Caroline menginterogasi si kecil, Dennis tiba-tiba berbalik dan berlari menyusuri lorong. "Bunda, tunggu ...!" katanya berteriak sambil berlari menjauh.

Hah ...?

"Mau ke mana tuh, bocah?" Caroline pun mempertanyakan apa yang ingin ditunjukkan Dennis terhadapnya.

To be continued .....

1
Queen Alma
Waahh, anganku melayang jgn2 Calvino mau main sosor anak org dah 🙈🙈
Queen Alma
apa ini permainan Yuzdeline?
Queen Alma
Dennis takut ketahuan yaaa kalau itu Bunda Caroline bukan Mama Yuz
Queen Alma
kan Caroline di rumah Calvino ya, trus yg mengundurkan diri itu siapa? 🤔🤔🤔
Davika15
Ikatan apa nih
Davika15
Meski ucapannya bener, tapi Yuzdeline terlalu kasar
Queen Alma
kira2 ngambil apa ya Dennis
Queen Alma
weh, untung banyaaakk 😭😭🤧🤧🤧
Teriablackwhite: Lumayannn, daripada gratisan katanya
total 1 replies
Queen Alma
mukegileeee 😅😅😅😅
Queen Alma
timpuk aja sih, nyebelin bgt Calvino 😅😅🤭🤭
Queen Alma
kasian Caroline 🤭🤭🤭
Moga aja Calvino gk kebablasan
Teriablackwhite: Gak kok, amann
total 1 replies
Queen Alma
Jangan Cal, dia bukan istrimu, jgn main sosor karena cemburu ya 🤏🤭
Teriablackwhite: Perasaan cemburu muncul pas Caroline, sebelumnya dia mana peduli 😂
total 1 replies
Queen Alma
ketika istrinya pulang Calvino udah jatuh cinta sama Caroline heheeee
Queen Alma
entahlah, apa yg diinginkan Marisa sebenernya, bkin pusing aja 🤭😅
Queen Alma
disaat Calvino mulai sedikit kasihan eh yg di rumah lain Yuzdeline 😅😅😅

nasib mu yuz, anyep bgt
Queen Alma
apa Calvino bakalan dapat jawabannya dari Marisa?
Queen Alma
kebalik, padahal Marisa sendiri yg kaya bgtu
Queen Alma
nah kan skrg semua org salah sangka, semoga Marisa bisa merestui mereka nntinya saat tau kebenarannya
Teriablackwhite: Semoga, ya /Sob/ soalnya Marisa lumayan serakah
total 1 replies
Queen Alma
ini, bapaknya aja nyaman, apalagi anaknya nnti, makin lengket dh mereka sama Caroline
Teriablackwhite: Anaknya jadi saingan bapaknya 😄
total 1 replies
Queen Alma
Calvino jgn encum dia bukan istrimu weh 😭😅
Teriablackwhite: si Calvino emang agak Laen 🤭 sebelumnya gak pernah mau lirik, yang ini diterobos
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!