Wang Bao pemuda pekerja keras menyelamatkan sepupunya dari sebuah kecelakaan, namun malah tertabrak dan melakukan transmigrasi ke dunia lain memasuki tubuh pemuda yang memiliki nama yang sama dengannya. Di dunia tersebut jiwa Wang Bao masuk ke dalam tubuh tuan muda dari keluarga bangsawan, mengetahui hal tersebut Wang Bao sengat senang hidup dengan kekayaan Wang Bao berpikir akhirnya tiba kesempatan untuknya bersantai tanpa harus bekerja mati-matian untuk mencari uang sayangnya ternyata Wang Bao terjebak ke dalam keluarga seniman beladiri, yang mengutamakan kekuatan membuat Wang Bao berpikir untuk melarikan diri dari dunia bela diri tapi semakin ingin melarikan diri Wang Bao semakin terjebak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memasuki Ujian Kedua
Tujuh hari kemudian, semua peserta berkumpul kembali di aula luar sekte Zhongnan begitu juga dengan Wang Bao dan Long Wei, mereka semua berkumpul di tempat yang sama menunggu ujian ke dua dimulai.
Wang Bao menunggu dengan cemas, belum ada yang tau ujian kedua ini diadakan dalam bentuk apa.
Tidak ada yang tau bagaimana ujian sekte Zhongnan biasanya diadakan, karena orang yang gagal tidak tau ujian selanjutnya dan orang yang berhasil diterima sebagai murid juga tidak akan membocorkannya seperti apa ujian yang telah mereka lalui.
Kemarin Wang Bao telah bertanya pada Yingjie bagaimana ujian kedua, bahkan telah menyogok beberapa murid sekte Zhongnan untuk mendapatkan bocoran namun jawaban mereka semua selalu sama, "Tidak terlalu sulit, jika berlatih dengan keras pasti akan berhasil," Jawaban yang diberikan selalu sama.
Para petinggi elit sekte Zhongnan telah hadir, para pengawas pun siap di pos masing-masing kemudian gerbang utama telah ditutup tidak lagi mengizinkan orang masuk atau pun keluar.
Aturan untuk pelaksanaan ujian telah diumumkan, para peserta yang akan mengikuti ujian akan memasuki lembah kabut. Bagi siapa saja yang bisa bertahan selama tiga hari di dalam lembah kabut maka akan lolos ujian kedua, jika mampu menjinakkan hewan roh atau mendapatkan harta warisan makan akan lulus ujian ketiga dan diterima sebagai murid resmi sekte Zhognan.
Lembah kabut merupakan area misterius, kadang-kadang dibuka saat ujian penerimaan murid dilaksanakan, didalamnya banyak hewan roh dan harta warisan lalu jika beruntung maka bisa mendapatkan sesuatu yang langka.
Walaupun menyimpan banyak harta Karun, lembah roh sendiri tidak sederhana. Banyak jebakan yang muncul dari alam, juga banyak kejadian misterius yang kadang tidak bisa dipecahkan dengan logika, tanah itu menyimpan banyak misteri.
Untuk mencegah korban jiwa, masing-masing peserta akan diberikan batu peledak jika peserta menyerah dalam ujian atau nyawa dalam bahaya batu peledak boleh diledakkan maka para pengawas akan langsung datang untuk menjemput dan membawa mereka kembali namun konsekuensinya akan dinyatakan gagal dalam ujian.
Setelah gerbang menuju lembah kabut dibuka, kemudian lima ratus peserta saling berlomba masuk ke dalam lembah.
Wang Bao berdiri agak jauh dibelakang, takut terinjak jika menerobos seperti peserta lainnya, saat berdiri di depan gerbang Wang Bao merasa hawa yang tidak mengenakkan dari sana, terasa agak pengap bahkan pandangan pun buram terhalang kabut.
Refleks Wang Bao mundur beberapa langkah, menurut instingnya jika masuk ke dalam pasti tidak akan keluar hidup-hidup.
Tak!
Wang Bao tertahan oleh Long Wei, "Ada apa?" Tanya Long Wei heran.
"Eh, Long Wei kamu masuk saja dulu. Saya mau buang air besar dulu," Jawab Wang Bao dengan senyum canggung.
"Wang Bao, ayo cepat masuk orang-orang berlomba masuk jika tidak cepat maka hewan roh akan sembunyi dan susah diburu dan harta warisan juga akan habis kita tidak akan mendapatkan bagian jika terlambat," Yo Tian, mendorong Wang Bao ke depan.
Wang Bao mengerutkan alisnya, menatap Yo Tian sinis, baru Wang Bao ingat bahwa anak ini juga dulu hanya pernah menyapanya sekali di ujian pertama, tapi sekarang malah bertingkah sok akrab dengannya dan Long Wei.
"Kamu kenapa terus mengekor pada kami?" Tanya Wang Bao.
"Ei! Jahat sekali, saya hanya ingin berteman dengan kalian," Jawabannya ramah.
Matanya mengecil saat tersenyum dan sudut bibirnya naik,Yo Tian terlihat seperti rubah dimata Wang Bao.
"Long Wei kamu masuk duluan saja bawa Yo Tian bersamamu, perutku sakit setelah buang air baru akan menyusul."
Karena Wang Bao terus menunda untuk masuk ke dalam Yo Tian masuk lebih dulu lalu kemudian disusul Long Wei karena hewan roh akan habis diburu atau telah bersembunyi lebih dulu begitu pula dengan harta warisan pasti akan habis diambil orang lain jika tidak masuk sekarang.
Wang Bao menghela nafas, dengan langkah berjinjit ia mundur pelan-pelan. Kemudian memutar arah dan berlari kencang keluar.
"Humm!" Seorang pengawa mencegah Wang Bao.
Wang Bao tersenyum canggung kemudian melewati pengawas ujian dengan langkah pelan.
"Gerbang Lembah bukan disana," Ucap pengawas, menghalangi Wang Bao yang ingin kabur.
"Saya sakit perut," Wang Bao beralasan.
"Tidak boleh, kamu harus masuk dulu baru menyerah. Petarung tidak ada yang lemah dan pengecut." Ucap pengawas ujian tegas, mendorong Wang Bao kembali.
"Heheh," Wang Bao terkekeh pelan, kini ada tiga pengawas yang menghadang di depannya.
Dengan langkah berat Wang Bao berbalik dan terpaksa melewati gerbang memasuki Lembah Kabut.
Sampai di dalam terdengar berbagai teriakan peserta dan auman hewan liar, Wang Bao bergidik ngeri kemudian cepat mengambil batu peledaknya berniat untuk menyerah lebih awal.
"Heh sayang sekali, untukku saja ya," Tiba-tiba seorang peserta melompat ke tanah menangkap peledak milik Wang Bao sebelum menyentuh tanah. Kemudian hilang begitu saja setelah mencuri batu peledak milik Wang Bao.
Wang Bao tertegun sejenak, kemudian sadar bahwa jalan keluarnya telah dicuri segera Wang Bao berlari ke arah gerbang, sayangnya gerbang telah sepenuhnya dikunci jalan satu-satunya untuk keluar adalah meledakkan batu peledak atau menunggu tiga hari kemudian saat ujian berakhir.
"Tidak, tidak, tidak, seseorang tolong buka gerbangnya!" Teriak Wang Bao, sayangnya tidak ada jawaban gerbang benar-benar telah dikunci permanen.
"Waaoorrrr!" Terdengar auman hewan buas, Wang Bao bergidik ketakutan terpaksa berjalan masuk ke lembah kabut untuk mencari tempat bersembunyi.
"Kalau tau aku akan bernasib sial seperti ini, tadi aku ikut dengan Long Wei," Wang Bao terus mengoceh, sementara tangannya siap menarik pedangnya jika tiba-tiba mendapatkan sesuatu yang aneh.
"Aaaaa!!!" Terdengar jeritan orang kemudian suaranya menghilang.
Wang Bao terus berjalan, langkahnya pendek tidak leluasa karena pengelihatan tertutup kabut tebal, semakin masuk Wang Bao ke dalam Lembah, maka kabut semakin tebal.
Matahari sudah tidak terlihat, auman hewan liar semakin menjadi-jadi. Wang Bao menemukan gua kecil di bawah tebing lalu memutuskan untuk bersembunyi dan berdiam diri disana sampai gerbang dibuka.
Untungnya Wang Bao memiliki cukup persediaan makanan, di dekat tebing juga ada aliran air sungai membuat Wang Bao tenang untuk saat ini.
Semakin gelap bukannya tenang namun malah semakin banyak terdengar suara dentuman, serta teriakan manusia.
Wang Bao tertegun sejenak, berfikir apa yang membuat orang-orang itu berteriak seperti itu, dan beberapa kali terdengar dentuman menandakan beberapa orang sudah menyerah.
"Kalau batu peledakku tidak dicuri orang, pasti saya sudah jadi orang pertama yang pulang dan tidur nyenyak di penginapan," Wang Bao mendengus kesal, meringkuk menutupi kakinya karena kedinginan.
...***...
