NovelToon NovelToon
Senja Tanpa Bayangan

Senja Tanpa Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Rumahhantu / Zombie / Kisah cinta masa kecil / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Joi momo

Joi, siswa SMA kelas 2 yang cuek dan pendiam, memiliki kemampuan indigo sejak kecil. Kemampuannya melihat hantu membuatnya terbiasa dengan dunia gaib, hingga ia bersikap acuh tak acuh terhadap makhluk halus. Namun, pertemuan tak terduga dengan Anya, hantu cantik yang dikejar hantu lain, mengubah kehidupannya. Anya yang ceria dan usil, terus mengikuti Arka meskipun diusir. Pertikaian dan pertengkaran mereka yang sering terjadi, perlahan-lahan mencairkan sikap cuek Joi dan menciptakan ikatan persahabatan yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joi momo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senja tanpa bayangan

Di tengah malam yang sunyi, Joi terbangun. Sesuatu mendorongnya untuk bangun dan mengambil kanvas serta beberapa cat lukisnya. Ia merasa gelisah, pikirannya masih dipenuhi oleh tantangan adu lukis esok hari. Ia membutuhkan ketenangan, ia membutuhkan inspirasi.

Ia keluar rumah, berjalan menuju pinggir sungai yang berada tepat di seberang rumahnya. Udara malam terasa sejuk, menyegarkan pikirannya. Ia duduk di pinggir sungai, menatap permukaan air yang tenang. Cahaya bulan tampak begitu terang, menyinari permukaan air dengan lembut.

Tiba-tiba, ia melihatnya. Anya. Anya sedang melayang-layang di tengah sungai, bermain-main dengan air. Tubuhnya tampak transparan, bercahaya lembut di bawah sinar bulan. Anya tampak begitu indah, begitu damai.

Joi tertegun. Ia menatap Anya dengan pandangan tak percaya. Ia mengambil kuasnya, mulai melukis. Tanpa sadar, ia melukis Anya. Ia melukis Anya yang sedang melayang-layang di tengah sungai, dengan cahaya bulan yang menyinari tubuhnya.

Lukisan itu mengalir begitu saja dari kuas Joi. Warna-warna yang indah tercipta di atas kanvas, menciptakan gambaran yang begitu magis dan penuh emosi. Joi melukis Anya dengan penuh penghayatan, melukis Anya dengan penuh cinta. Ia melukis Anya tanpa sadar, seperti terdorong oleh sebuah kekuatan gaib.

Saat ia menyelesaikan lukisannya, ia menyadari sesuatu. Lukisan itu begitu indah, begitu sempurna. Lukisan itu menggambarkan Anya yang melayang-layang di tengah sungai, di bawah cahaya bulan yang terang. Tidak ada bayangan Anya di dalam lukisan itu. Hanya Anya, yang bercahaya lembut, tanpa bayangan.

 Mungkin, inilah arti dari judul "Senja Tanpa Bayangan".

walaupun ini Senja yang tenang, indah, dan tanpa bayangan. Senja yang menggambarkan hubungannya yang rumit dan unik dengan Anya, seorang hantu yang telah mengisi kehidupannya yang sunyi dan membosankan. Sebuah hubungan yang penuh misteri, tapi juga penuh dengan keindahan dan kedamaian.

Hari itu terasa panjang bagi Joi. Ia duduk di bangku sekolah, menunggu bel pertengahan pelajaran berbunyi. Pikirannya masih terfokus pada tantangan adu lukis yang akan dihadapinya esok hari. Ia merasa cemas dan tidak sabar. Di luar kelas, suara riuh siswa-siswa lain terdengar jelas, tapi Joi tidak bisa menikmati suasana itu. Ia lebih memilih untuk merenung.

Setelah beberapa saat, bel pertengahan pelajaran berbunyi. Siswa-siswa mulai beranjak dari kelas, dan Joi memutuskan untuk keluar. Ia berjalan menuju lapangan, tempat di mana ia akan bertemu dengan orang yang mengaku sebagai pemilik lukisan yang ia jiplak.

Di lapangan, ia melihat pria paruh baya itu sudah menunggu. Pria itu tampak tenang, berdiri dengan tangan disilangkan di depan dada. Joi merasa sedikit tegang saat mendekatinya. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan. Ia merasa marah dan bingung sekaligus.

"Joi, kan?" tanya pria itu, suaranya terdengar ramah, meskipun ada nada tantangan di dalamnya.

"Ya," jawab Joi, suaranya sedikit ragu. "Kau yang mengaku lukisan itu milikmu?"

Pria itu mengangguk. "Aku hanya ingin memastikan bahwa kita bisa menyelesaikan ini dengan cara yang baik. Aku tidak ingin ada yang merasa dirugikan."

Joi menatap pria itu, mencoba membaca ekspresinya. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, tapi ia tidak bisa mengabaikan tawaran untuk menyelesaikan masalah ini. "Baiklah," katanya, suaranya terdengar lebih tegas. "Kita akan adu lukis besok. Aku akan membuktikan bahwa lukisan itu adalah karyaku."

Pria itu tersenyum. "Aku menantikan pertarungan ini. Semoga yang terbaik menang."

Joi merasa sedikit lega setelah berbicara dengan pria itu. Meskipun ia masih merasa marah dan bingung, ia tahu bahwa ia harus fokus pada lukisannya. Ia harus membuktikan bahwa ia bukan penjiplak. Ia harus menunjukkan bakat dan kemampuannya.

Setelah beberapa saat berbincang, Joi memutuskan untuk kembali ke kelas. Ia merasa lebih siap menghadapi tantangan yang akan datang. Ia tahu bahwa ia harus berjuang untuk karyanya, dan ia tidak akan membiarkan siapapun meragukan kemampuannya. Dengan tekad yang baru, ia melangkah kembali ke dalam sekolah, siap untuk menghadapi hari-hari yang akan datang.

1
JOI momo
semoga kalian suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!