NovelToon NovelToon
Neophyte

Neophyte

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:756
Nilai: 5
Nama Author: penpurple_

Ini kisah tentang sepasang saudara kembar yang terpisah dari keluarga kandung mereka, karena suatu kejadian yang tak diinginkan.

Sepasang saudara kembar yang terpaksa tinggal di Panti Asuhan dari usia mereka dua tahun. Akan tetapi, setelah menginjak usia remaja, mereka memutuskan untuk keluar dari Panti dan tinggal di kontrakan kecil. Tak lupa pula sambil berusaha mencari pekerjaan apa saja yang bisa mereka kerjakan.

Tapi tak berselang lama, nasib baik mereka dapatkan. Karena kejadian tanpa sengaja mereka menolong seseorang membuat hidup mereka bisa berubah 180 derajat dari sebelumnya.

Siapa yang menolong mereka? Dan di mana keluarga kandung mereka berada?

Apa keluarga kandung mereka tidak mencari mereka selama ini?

Ayo, ikuti kehidupan si kembar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penpurple_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAD LIFE

Keesokan harinya, kehidupan berjalan seperti semula. Nanda dan Nando kini sedang bersantai di Apartemen mereka. Bohong kalau mereka tak memikirkan kejadian semalam. Pikiran mereka kini bercabang, tapi juga tak terlalu mereka perlihatkan. Mereka teringat pesan Gerry semalam waktu mengantarkan mereka. ”Jangan terlalu dipikiran, twins. Langsung bersih-bersih terus tidur, ya.” Mereka semalam hanya mengangguk saja.

“Epey, pengen mamam mie,” kata Nando menoleh pada kembarannya yang terbaring di sofa panjang, sedangkan dia sendiri tengkurap di karpet bawah.

Nanda menoleh, “mau beli langsung apa masak sendiri?” tanyanya beranjak duduk.

“Masak,” jawab Nando antusias.

Nanda mengangguk terkekeh gemas. “Ayo ke dapur.”

“Yeay yeay!”

Mereka pun berjalan ke dapur yang tak terlalu jauh dari mereka. Nanda membuka laci lemari atas tempat penyimpanan barang, mengambil dua bungkus mie instan, menunjukkan pada Nando. “Yang kuah apa yang goreng, Jo?”

“Goreng aja, pakek cocis.” Nando tersenyum lucu, kini dia bergerak sendiri tanpa disuruh menuangkan air ke dalam panci dan juga menghidupkan kompor.

“Ututu, pakek cocis ya? Coba ambilin di kulkas sana, telur juga.” Nando menurut saja.

“Tolong sekalian dipotong-potong kecil cocisnya, Jo. Telurnya siniin, ” suruh Nanda. “Oke, nih.” Nando memberikan dua buah telur padanya.

Setelah air di panci lumayan mendidih, Nanda memasukan dua buah telur itu, lalu tak lama dua bungkus mie instan.

Tangan Nando bergerak memotong sosis, tak lama dia membuka pembicaraan. “Pey,” panggilnya.

Nanda hanya berdehem.

“Kalo mereka ke sini, kamu gimana?” Nanda mengerutkan dahinya mendengar itu. “Terus kalo mereka nyuruh kita ikut mereka, gimana? Kita enakan gini, kan? Hidup berdua aja,” sambung Nando.

Nanda mengangguk menyetujui. “Udah nggak usah dipikirin, ah. Biarin aja mereka. Heran juga gue, kok bisa tau, ya? Padahal enakan nggak usah tau sekalian. Daripada ketemu lagi pas kita udah gede begini. Canggung yang ada.”

”Katanya nggak usah dipikirin, tapi dipikirin juga tuh.” Nando meledek, entah kenapa dia begitu cerewet hari ini. Tapi Nanda tau, kembarannya itu memang terkesan banyak bicara kalau lagi banyak pikiran.

Gadis itu tertawa. “Boong kalo gue nggak mikirin perkara orang tua kita, Jo. Lo bayangin aja, bjir, giliran kita ditahap udah pasrah, udah nge-ikhlasin kalo mungkin mereka udah nggak ada, atau mungkin mereka emang nggak nyari-nyari kita, eh ini malah nongol. Gue dari semalem jadi keinget omongan mommy waktu itu, yang ngomongin kita ada turunan orang luar. Bener aja dong, lo liat nggak pak tua yang kek opa-opa semalem? Bule banget, kan?” Nando mengangguk menyetujui.

Perkataan Rose kala itu, yang mempertanyakan keberadaan orang tua mereka. Bingung menjawab bagaimana, si kembar hanya menjawab seadanya saja dan menceritakan kehidupan mereka selama ini. Mendengar penjelasan itu, Rose jadi termenung. Dia mengira kalau si kembar ini memiliki ras blasteran dikarenakan mata mereka yang berwarna amber, coklat keemasan. Itu menurut Rose, khas orang Eropa, dan di mana juga ditambah wajah si kembar yang mendukung. Cantik dan Tampan.

Apalagi ditambah lagi dengan cerita kehidupan si kembar.

Awalnya yang tiba-tiba hidup di panti. Ah, akan tetapi si kembar pernah menanyakan asal usul datangnya mereka pada Meta, selaku ibu Panti mereka dulu.

Kata Meta, dia menemukan keduanya di samping Panti, lebih tepatnya di sofa bekas yang memang diletakkan Meta di dekat jendela samping. Kejadian Meta menemukan si kembar pada malam hari, sekitar pukul sepuluh malam, dan kebetulan juga hujan lebat. Sahutan hujan, besarnya suara petir, dan suara tangisan bayi di kala itu kira-kira berumur dua tahun menyapa pendengaran Meta. Meta memberanikan diri mengintip dari jendela samping, dan benar sekali di sofa itu dia melihat dua bayi yang satunya menangis kencang dan satunya lagi hanya diam saja, keduanya saling duduk merapat.

“Kalo diinget-inget cerita ibu, gue mo nangis, Jo. Kek terbuang banget kita, ya.” Nanda terkekeh getir, tangannya bergerak meniriskan mie tadi.

Nando menghela nafas berat mendengarnya. “Apalagi kehidupan kita yang nekat keluar dari Panti.”

Keluar dari Panti pada umur sekitar kurang lebihnya tiga belas tahun. Bayangkan saja, dengan bermodalkan nekat, mereka mencoba kerasnya kehidupan luar. Mereka memilih untuk tidak melanjutkan sekolah karena biaya yang tidak memungkinkan. Kasihan juga mereka melihat Meta yang hanya bekerja sendirian. Mereka pikir, lebih baik mereka keluar dari Panti. Masalahnya, kalau mereka tetap di Panti, Meta belum memperbolehkan mereka untuk bekerja.

Dan setelah keluar dari Panti, mereka mencoba bekerja. Awalnya tak percaya kalau ada yang membutuhkan tenaga dari anak remaja belasan. Apa saja mereka lakukan demi mendapatkan uang, terutama menawarkan jasa, salah satunya mencuci piring di warung makanan. Untuk masalah tidur, mereka tidur beristirahat di emperan toko-toko orang yang kosong. Warga setempat yang berlalu-lalang melihat mereka tiduran di sana pun menjadi iba. Apalagi penampilan mereka bukan seperti pengemis dan mereka membawa satu tas punggung.

Sampailah ada satu warga yang dengan berbaik hati memberi mereka tempat tinggal sementara.

Sebuah kontrakan kecil.

Mereka masih ingat dengan wajah laki-laki paruh bayah yang telah berbaik hati membantu mereka. Memberikan tempat tinggal dan memberikan mereka pekerjaan ringan, berjualan keripik keliling. Tapi tak berselang lama, hanya setengah tahun lamanya pertemuan ketiganya, karena laki-laki paruh bayah itu telah berpulang ke sang Pencipta.

Selang setahun kemudian setelah kehidupan mereka yang terus berjalan dan banyaknya cobaan, si kembar dipertemukan dengan sosok bak ibu peri menurut mereka, yaitu Rose.

“Udah, ah, stop. Kenapa jadi sok melow begini? Nanti mau chat mommy, ah, mau bilang makasih untuk yang kesekian kalinya.”

***

— t b c —

1
XVIDEOS2212
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
penpurple_: siap, makasi yaaa😍
total 1 replies
Ritsu-4
Keren banget sih, Plot twist-nya bikin baper!
penpurple_: ah, terimakasih ya😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!