NovelToon NovelToon
Pernikahan Kilat Zevanya

Pernikahan Kilat Zevanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Zevanya memiliki paras yang cantik turunan dari ibunya. Namun, hal tersebut membuat sang kekasih begitu terobsesi padanya hingga ingin memilikinya seutuhnya tanpa ikatan sakral. Terlebih status ibunya yang seorang wanita kupu-kupu malam, membuat pria itu tanpa sungkan pada Zevanya. Tidak ingin mengikuti jejak ibunya, Zevanya melarikan diri dari sang kekasih. Namun, naasnya malah membawa gadis itu ke dalam pernikahan kilat bersama pria yang tidak dikenalnya.

Bagaimana kisah pernikahan Zevanya? Lalu, bagaimana dengan kekasih yang terobsesi padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

SELAMAT MEMBACA

Wira pergi dengan hati yang ringan, sesekali melihat ke belakang hanya untuk melihat Zevanya yang ternyata melambaikan tangan padanya. Pria itu membalasnya, bibirnya juga memberikan senyum lebar. Perlahan hubungan yang tak terencana itu meruntuhkan tembok kecanggungan.

Ya, harapnya begitu. Tetapi setelah kepergian Wira, dua hari, tiga hari, bahkan sampai satu Minggu ini. Zevanya sama sekali tidak mendapatkan kabar dari pria itu.

Gadis itu merenung, dan kembali memposisikan diri serta mengingat bagaimana pernikahan mereka bisa terjadi. Tidak ingin terlalu berharap lebih yang nantinya membuat sakit hati. Apa yang bisa diharap dan diimpikan oleh seorang anak dari ibu yang merupakan kupu-kupu malam.

Hal inilah yang mengganggu pikiran Zevanya akhir-akhir ini, ia dan Wira hanya saling mengetahui nama saja. Tidak saling mengenal kebiasaan, watak, apa yang disukai dan tidak disukai, serta latar belakang masing-masing.

Identitasnya membuat ia ragu jika pernikahan ini akan bertahan, karena jika Wira mengetahui asal-usulnya yang adalah seorang anak perempuan dari wanita kupu-kupu malam, mungkin pria itu akan menolaknya mentah-mentah. Siapa yang bisa menerimanya? Walaupun diterima, apa keluarga bisa menerima dirinya?

Adrian yang merupakan mantan kekasih, yang katanya menerima dirinya apa adanya. Ternyata hanya topeng belakang, pria itu berlaku baik hanya karena menginginkan sesuatu yang berharga dalam dirinya.

Zevanya menghela napas dengan pandangan melalang buana, saat ini ia tengah duduk di kursi rotan teras rumah. Melihat beberapa anak-anak yang saling mengejar dan ibu-ibu yang berkumpul untuk bergosip. Suasana sore terasa hangat, namun Zevanya tidak bisa menikmatinya.

“Eh, Neng Zevanya. Sendirinya aja, Neng?” sapa seorang ibu yang kebetulan lewat.

“Iyalah, dia itu ditinggal suaminya. Nggak tahu tuh ke mana, cari wanita kaya keknya. Syukur anak gue cepat sadar, dan nggak kecantol lelaki modelan begitu. Tampan doang, tapi aslinya kere. Dikira wajah tampan bisa kenyangin perut?!”

“Astaghfirullah.... Kok, Ibu Tri ngomong begitu?” kata ibu yang menyapa Zevanya, ibu Nisma. Dua perempuan paru baya ini Barus saja dari toko untuk berhutang dan membawa pulang sembako.

“Lah, emang kenyataan tohhh. Aku lihat si Wira itu pergi bawa tas isinya banyak. Palingan kabur tuh setelah hisab madu, terus cari yang lain.” Ibu Tri semakin julid, melirik Zevanya dengan tatapan mengasihani yang terkesan mengejek. Perempuan paru baya itu juga sesekali memperbaiki letak beras kiloan yang sedang ia peluk.

“Ya Allah, ngucap Bu. Istigfar... itu kalau nggak bener jatuhnya fitnah, loh. Ibu tidak tahu fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.” Bu Nisma tidak hanya melotot pada bu Tri, tetapi juga pada ibu-ibu yang tengah bergosip ria. Mulut cicitan mereka terus melafalkan nama Wira dan Zevanya sejak tadi.

“Hallah, mentang-mentang sering ikut pengajian ustazah Halimah kamu jadi sok sholeha begitu. Ingat, mulut kamu itu juga sering nyir-nyir dulu!” ketus ibu Tri, inginnya di menunjuk wajah ibu Nisma dengan jari telunjuk. Tetapi tangannya ia gunakan untuk memeluk beras yang ternyata berat juga.

“Ya, tapi kan saya sudah bertobat.” Bantah ibu Nisma. Zevanya hanya menyimak, tidak ingin terlibat. Selain karena ia orang baru, ia juga tidak ingin mencari masalah.

“Sudah ah, saya mau pulang. Mau masak untuk suami sama anak. Ndak kaya situ janda kesepian, ditinggal suami. Btw, ternyata kalian berdua senasib ye....” Ibu Tri terkekeh mengejek, lalu pergi.

“Astaghfirullah...” Ibu Nisma mengusap dadanya berulang kali. “Yang sabar ya, Neng Zevanya. Ibu Tri memang begitu orangnya. Omongannya ndak usah masukin ke hati.”

Zevanya mengangguk sebagainya jawaban, “Iya, Bu.” Ucapnya berusaha baik-baik saja. Padahal dalam hati tengah bergemuruh, bukan karena mempercayai ucapan yang terlontar dari mulut ibu Tri. Tetapi dimana pun dirinya berada, selalu saja mendapatkan hinaan.

Bukannya tidak ingin membela diri, karena beradu mulut tidak akan ada akhirnya dan malah berunjuk pada perkelahian. Dan Zevanya tidak mau itu terjadi, lebih baik mencari aman.

“Kalau begitu saya pamit, ya. Moga nak Wira nya cepat pulang.” Ibu Nisma undur diri dengan kata hati-hati dari Zevanya. Gadis itu kemudian memasuki rumah dan menutup semua pintu dan jendela karena hari sudah mulai gelas.

Setalah menyelesaikan ibadah sholat magribnya, Zevanya menuju dapur untuk mengambil minum. Lalu berjalan ke ruang tamu, berharap malam ini Wira pulang dalam keadaan selamat.

Namun, kembali harapan Zevanya pupus. Gadis itu bahkan mulai memikirkan ucapan ibu Tri kemarin. Ia berpikir untuk kembali bekerja mencari uang untuk memenuhi kehidupannya. Uang yang Wira berikan kemarin, belum berani ia gunakan.

“Hm, memang tidak boleh seperti ini terus, aku tidak tahu kapan dia kembali atau bahkan tidak kembali sama sekali.” Zevanya memikirkan kemungkinan terburuknya agar ia bisa bersiap dengan segala situasi.

Zevanya telah teguh untuk kembali bekerja, tatapi keadaan berkata lain. Perutnya tiba-tiba keram, sangat tidak nyaman. Akhirnya ia menunda semua rencananya itu untuk lain waktu sampai perutnya kembali nyaman.

Zevanya masuk ke kamar mandi. Dan benar saja, ada bercak darah di sana, siklus bulanannya datang. Ia pun menuju kamar untuk mencari stok pembalut. Tetapi naasnya, benda itu telah habis. Mau tidak mau gadis itu keluar rumah untuk membelinya, tidak lupa mengunci pintu rumah dengan baik.

“Aduh, maaf Kak. Stoknya abis, mamah belum belanja lagi ke pasar. Banyak yang utang, jadi modal belum balik.” Ujar gadis remaja yang malah curhat pada Zevanya.

“Oh, yaaa... kalau begitu aku pamit dulu.” Zevanya undur diri karena tidak mendapatkan apa yang ia butuhkan. Gadis itu kembali berjalan dengan sesekali memegang perutnya yang semakin keram.

Tidak ada pilihan lain, selain membeli ke toko di jalanan besar. Gadis itu pun bergegas menuju ke sana. Tetapi naasnya, takdir baik tidak berpihak padanya hari ini.

Wajah yang begitu familiar bahkan sedang berusaha ia lupakan, tersenyum penuh arti di sana. Tepat di depan mulut gang, dengan mobilnya yang terparkir samping trotoar.

“Tidak sia-sia aku menunggumu di sini selama satu jam lebih, di bawah terik matahari dan polusi kendaraan. Tetapi semuanya telah terbayarkan sekarang.” Senyumannya manis, tetapi terlibat mengerikan.

“Bagaimana Sayang, kamu tidak terkesan padaku?” Adrian mengangka tangannya, terlihat jumawa.

Zevanya mundur perlahan ke belakang, melupakan tujuan awalnya. Hal penting saat ini adalah melarikan diri dari Adrian, mantan kekasih yang tidak tahu diri setelah putus.

“Hubungan kita sudah berakhir, jadi tolong jangan mencari masalah denganku!” Zevanya semakin mundur, dan Adrian kini berjalan mendekatinya.

“Hahaha... kamu bercanda, Sayang. Aku mana bisa melupakan mu, ya... terkecuali aku tidak penasaran lagi.” Ia terkekeh mesum. Zevanya mengepalkan tangan, tidak ingin menunjukkan ketakutannya. Ia harap-harap cemas, serta berdo’a semoga ada seseorang yang datang menolongnya.

Zevanya berbalik belakang lalu melarikan diri. Namun, karena keadaan dirinya yang tidak baik-baik saja membuat Adrian dengan mudah menangkapnya. Zevanya ingin berteriak, tetapi dengan segera Adrian membekap mulutnya. Hanya terdengar gumaman tidak jelas, serta tubuh gadis itu yang memberontak.

1
Eliermswati
wah keren wira emng bnr klo dah d buang buat ap d pungut lg bkn rmh tangga jd berantakan
Karina Mustika
langsung nikah aja nih..
Naaila Qaireen: Hehehhe, iya kak😅
total 1 replies
Nazra Rufqa
Nunggu dari lama kak, akhirnya ada karya baru... moga sampe tamat ya.
Nazra Rufqa
Mampir kak thor/Smile/
Naaila Qaireen: Siap kak, moga suka🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!