NovelToon NovelToon
Second Chances

Second Chances

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Reinkarnasi / CEO / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: cakestrawby

John adalah seorang CEO yang memiliki perusahaan yang sukses dalam sejarah negara Rusia, Keeyara menikah dengan John karena perjodohan orang tua mereka. Pernikahan mereka hanya jadi bumerang bagi Keeyara, John sangat kasar kepada Keeyara dan dia sering menjadi pelampiasan amarahnya ketika John sedang kesal. John juga memiliki kekasih dan diam-diam menikahi kekasihnya itu, Arriel Dealova.

Istri kedua John seringkali cemburu kepada Keeyara karena ia memiliki julukan sebagai 'Bunga Lilac' karena memiliki wajah yang cantik yang selalu menarik perhatian para pemuda. Bulan demi bulan berlalu dan Keeyara mulai kehilangan emosi dan bahkan tidak merasakan apapun saat melihat John dan Arriel sedang menggendong bayi mereka di depan wajahnya. Hingga, beberapa deretan kejadian dan permasalahan membuat Keeyara mengalami kecelakaan yang sangat berat dan menyebabkan Keeyara meninggal dunia. Tetapi anehnya, dia kembali bangun pada tanggal 20 April 2022, tepat dihari pernikahan John bersama kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cakestrawby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

03

Suara tamparan terdengar cukup keras, membuat semua orang di ruangan tersebut terkejut dan membelalakkan mata. Pimpinan mereka... telah menampar suaminya sendiri di depan umum. Kedua mata Keeyara berkilat penuh amarah, namun hal itu tidak membuat John mundur. Sebaliknya, dia tersenyum, mengabaikan rasa perih di pipinya.

"Perusahaan ini aku bangun dengan usahaku sendiri, aku bahkan bertumpah darah untuk membangun semuanya, tapi kalian..." Keeyara memperhatikan para dewan perusahaan yang kini menundukan kepala mereka karena malu.

"Semua yang telah kalian lakukan di perusahaan ini bahkan tidak aku ungkapkan. Korupsi, penggelapan dana, penyalahgunaan jabatan, dan bahkan pelecehan seksual di tempat kerja," Keeyara memukul meja di depannya keras-keras, membuat semua orang tersentak. Ruangan berubah menjadi hening, dipenuhi ketegangan yang tak terucapkan.

"Dan kalian langsung menyetujui ajakan orang lain hanya dengan iming-iming perlakuan khusus? Apakah aku akan membiarkannya?"

"Orang lain? Aku ini suamimu, Keeyara. Kau sendiri yang sudah menandatangani dokumen pengalihan jabatan itu," balas John dengan santai.

Keeyara mengambil dokumen di atas meja dan merobeknya dengan marah, merasa tertipu. John mengangkat sebelah alisnya, namun dia tidak bisa menyembunyikan senyum sinisnya saat melihat reaksi keras istrinya itu.

"Istriku... bukankah akan lebih baik bagimu untuk berdiam diri di rumah sementara suamimu mengurusi semuanya? Pekerjaanmu biar aku yang tangani, kamu hanya perlu duduk manis dan mempercantik diri. Apa pun yang kamu inginkan, aku akan memberikannya kepadamu," ujarnya dengan nada mengejek.

Keeyara menghembuskan napas, menatap John dengan pandangan tidak percaya, lalu melangkah maju mendekatinya. Wajahnya hanya beberapa inci dari John, tatapannya tajam seperti silet.

"Kau pikir aku wanita yang hanya bisa mengurus pekerjaan rumah? Maaf, tapi itu bukan cara kerjaku dan juga bukan gayaku, John. Aku tidak seperti Ariel, wanita yang rela merentangkan kakinya demi perhatian seorang bajingan sepertimu, mengubah gaya hidupnya menjadi seolah-olah dia adalah nona kaya yang memiliki banyak harta. Tapi apakah kau tahu? Dia masih Ariel si jalang, dan seumur hidupnya dia akan selalu dikenal sebagai wanita yang sama."

"Keeyara, kau-"

"Dan kau. Kau juga sama, kau seorang bajingan dan jalang yang hanya di tutupi oleh gender mu saja. Yang gatal mencari-cari wanita yang rela untuk memuaskan nafsumu, kau tidak jauh seperti seekor anjing yang sedang birahi, dan itu sangat menjijikan." Keeyara sengaja menekan setiap kata-kata yang di ucapkannya dan itu berhasil memancing reaksi dari John, namun pria itu masih berusaha untuk mengendalikan diri agar tetap tenang. Wanita itu kini berbalik, menatap semua orang di ruangan itu dengan pandangan meremehkan, ia pun berjalan menuju pintu, diikuti oleh William dari belakang.

"Menjijikan, mengapa orang-orang yang pantas mati malah berumur panjang? Dia seharusnya mati karena sudah mengotori bumi." gumamnya cukup keras, sedangkan wajah John kini sudah merah padam karena marah, memperhatikan istrinya yang telah menghilang dari pandangannya.

Di malam hari, dengan tenang Keeyara menyetrika bajunya di ruang tamu. Ariel menghampirinya dan melemparinya baju-baju baru yang belum di setrika. "Jangan lupakan bajuku, baju John dan juga baju Dave, setrika yang benar." katanya dengan nada mengejek sebelum pergi ke dapur untuk membuat susu.

Keeyara menatap tumpukan baju itu tanpa ekspresi, pandangannya beralih dari setrika panas ke arah dapur tempat Ariel berada. Dengan perlahan, ia menarik kabel setrika dan bangkit, membawa setrika panas itu di tangan kanannya. Ariel, yang sibuk mengaduk susu untuk ia berikan kepada putranya, tidak menyadari langkah Keeyara yang mendekatinya dari belakang.

Saat Ariel berbalik karena merasakan sentuhan lembut di pundaknya, rasa panas dan sakit menjalar di pipi kirinya begitu Keeyara menempelkan setrika itu di sana, membuat Ariel menjerit dan menangis kencang. Keeyara melangkah mundur dan menjatuhkan setrika itu ke lantai. Senyuman puas tersungging di bibirnya saat melihat Ariel yang kini duduk di lantai sambil memegangi wajahnya yang terasa sangat sakit, tatapannya sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah atau belas kasihan.

"Mengerti, bukan? Itulah yang aku rasakan saat kau menuangkan air panas kepadaku."

Dari belakang Keeyara, John muncul dengan langkah cepat. Matanya melebar saat ia menyaksikan situasi yang mengerikan di depannya, Ariel yang terus menjerit kesakitan sementara Keeyara memandanginya dengan tatapan penuh kepuasan. Rasa amarah membakar dadanya, dan tanpa ragu, John mendekati Keeyara. Dengan satu dorongan keras, ia mendorong wanita itu ke samping. Membuat Keeyara yang tidak siap menghadapi serangan mendadak itu, terjatuh dengan kepalanya yang membentur ujung meja makan dengan keras.

"Wanita sialan, apa yang telah kamu lakukan?!" bentak John sambil berlutut di samping Keeyara dan menarik kerah baju yang di kenakan oleh wanita itu, Keeyara hanya tertawa geli, namun dahinya mulai mengeluarkan darah segar.

"Jawab aku, dasar pelacur!" teriak John.

Wanita itu memandangi wajah suaminya yang kini memburam, bukan karena air mata, melainkan akibat benturan yang menggetarkan kesadarannya. Kepalanya terasa berdenyut nyeri dan pusing, hingga beberapa detik kemudian, semua yang dilihatnya menjadi gelap.

Jam demi jam berlalu. Perlahan, Keeyara membuka kedua matanya. Ia menatap langit-langit ruangan yang bercat putih tulang, aroma antiseptik yang menyengat menusuk hidungnya. Dengan penuh ketidakpastian, ia melirik ke samping, melihat punggung tangannya yang terhubung dengan selang infus. Rasa panik mulai menguasai dirinya. Dalam sekejap, Keeyara duduk dan dengan cepat melepaskan selang infusnya.

Ketika kakinya menyentuh lantai yang dingin, sebuah kilasan cahaya menarik perhatiannya. Di sudut matanya, ia melihat ponsel dan kunci mobil John yang tergeletak di atas nakas. Tanpa berpikir panjang, nalurinya untuk melarikan diri mengalahkan segala keraguan. Ia meraih barang-barang tersebut dan segera berlari meninggalkan ruangan rawat inapnya, hatinya berdebar kencang dalam ketegangan yang tak terlukiskan.

Sementara itu, saat John memasuki kamarnya untuk memeriksa sang istri, jantungnya seketika berdegup kencang melihat tempat tidur tersebut kosong. Rasa panik melanda dirinya, dan tanpa berpikir panjang, ia segera berlari keluar ruangan. Langkahnya cepat menyusuri lorong rumah sakit yang dipenuhi oleh suara riuh pasien dan keluarga yang menunggu. Dalam keadaan cemas, John berusaha menenangkan pikirannya, namun ketidakpastian membuatnya semakin gelisah.

Akhirnya, ia tiba di resepsionis. Dengan napas yang masih terengah-engah, ia memukul meja marmer di depannya dengan penuh ketidak sabaran, "Di mana istriku?!" tanyanya dengan nada mendesak, berharap mendapatkan jawaban yang bisa meredakan kecemasan yang menggerogoti hatinya.

"Cek kamera pengawas, istriku menghilang, cepat!!"

Disisi lain, Keeyara berlari menuju tempat parkir, mencari mobil John dengan penuh kecemasan. Begitu mendapatinya, dia segera membuka kunci mobil tersebut dan melesat masuk ke dalamnya. Dengan tangan yang gemetar, dia berusaha memasang sabuk pengaman, dan setelah berhasil, tanpa membuang waktu lagi, dia mengemudikan mobilnya keluar dari basement.

Wanita itu memaksimalkan kecepatan mengemudinya, tak peduli jika dia akan dikenakan denda. Kepalanya masih terasa sakit dan pusing, tetapi rasa sakit itu justru memicu adrenalin dalam dirinya, membuatnya semakin menekan pedal gas dan menambah kelajuan mobil.

Di tengah perjalanan yang penuh ketegangan, tiba-tiba ponselnya berdering. Melihat nama William tertera di layar, Keeyara tidak berpikir panjang. Dengan cepat, dia mengangkat telepon itu, berharap suara William bisa memberinya sedikit ketenangan di tengah kekacauan yang melanda pikirannya.

"William-"

"Nona, nona ada dimana-"

Suara William terputus, di gantikan oleh suara bariton yang sangat di kenalinya, Ayahnya—Dante Russo. Dengan begitu kasar, pria itu mengungkapkan kata-kata makian kepadanya.

"Anak tidak berguna, bagaimana bisa kamu melakukan hal bodoh seperti itu?! Ariel terluka karena tingkah laku mu yang bodoh, sialan! untuk apa aku membesarkanmu jika yang kau lakukan hanya terus mempermalukan ku?! dasar anak tidak tahu diri, mati saja kau! aku tidak membutuhkan anak bodoh sepertimu!"

Saat Ibu bertanya apakah aku membenci Papa, seharusnya saat itu aku menjawabnya. Aku sangat membencinya, dia tidak memiliki peran apapun dalam hidupku. Saat aku membutuhkan dukungan... dia tidak pernah ada untukku. Ketika aku selalu menangis di malam hari dan berharap hubunganku dengannya akan baik, karena itulah satu-satunya yang aku inginkan.. namun aku tahu, jika itu hanyalah mimpi bagiku.

Keeyara langsung menutup panggilan tersebut, dadanya terasa sesak. Dia menangis pilu sambil memukuli roda kemudi, air mata mengalir deras yang membuat pandangannya kabur. Wanita itu segera menarik napas dalam-dalam dan menjambak rambutnya sendiri. Rasa pusing kembali mengusiknya, tetapi ia semakin mempercepat laju mobilnya. Tanpa sadar, ia melewati lampu lalu lintas yang sedang bewarna merah. Dari belokan kiri, sebuah truk melaju cepat ke arahnya. Sebelum ia sempat menghindar, truk itu menabraknya, menyeret mobil suaminya hingga beberapa meter jauhnya dari tempat awal ia tertabrak.

Aku salah... mengapa dunia selalu menghakimiku tanpa tahu kebenaran di balik kisah hidup yang aku miliki? Melihat semua orang yang mencaci makiku, apakah mereka tahu apa yang telah aku jalani selama ini? Bagaimana aku hidup... bagaimana aku melawan kekhawatiranku dan bagaimana aku di perlakukan.

Namun...

Saat aku berkata jika aku ingin mati... Aku hanya ingin dunia menjadi baik-baik saja untukku.

Nafas Keeyara terputus-putus saat melirik salah satu mobil Porsche yang terkena dampak dari tabrakan tersebut; mobil itu tampak hancur. Karena jendela mobilnya yang berwarna hitam pekat, ia kesulitan melihat orang di dalamnya. Darah mengalir segar di pelipis Keeyara, dan kondisi di dalam mobil pun begitu berantakan. Asap mulai mengepul ke udara, pandangannya terasa kabur, dan ia mulai merasakan kantuk.

Tapi semoga di tengah perjalanan hidupku selanjutnya... tidak akan ada lagi hal yang membuatku ingin berhenti untuk hidup.

1
Wirda Wati
kereeen...
Piet Mayong
teruslah kau buat istrimu nyaman kai, setelah itu barulah kau petik hasilnya, semanggad terus thorr
Anne Soraya
lanjut
stiefany
wah terharuu aq bacanya, happy wedding kai dan keeyera bahagia slluuu 🤧
Piet Mayong
bagus kai buatlah istrimu mencintaimu...
Piet Mayong
gak tau maksutnya sih
nanas: apanyaa?
total 1 replies
Anne Soraya
lanjut
stiefany
ya ampun miris skli hidupmu keeyara 🥺
Happy Kids
nah ini cerdas
Happy Kids
ah ileh polos
Anne Soraya
lanjut
Zaky Ahraff Aykut
lanjut kk semangat
Piet Mayong
harus ya punya jati diri dulu sebagai istri kuat baru lah suami mu sakit kepala
🤦🏻🤦🏻🤦🏻🤦🏻
Khabib Firman Syah Roni
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Hoa thiên lý
Cerdasnya plot twistnya bikin aku kagum!
Wirda Wati: mampir thort....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!