NovelToon NovelToon
Braga After Rain

Braga After Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:573
Nilai: 5
Nama Author: Isma ismawati

Kita tidak tahu, kapan hujan itu akan datang? Entah, tiba-tiba atau dengan pertanda langit yang gelap disertai suara petir yang menggelegar. Begitu juga dengan rasa cinta, yang hadir tanpa bisa di tebak.

"Dulu, aku membenci hujan karena sudah merenggut seseorang yang aku sayangi. Namun, ketika hujan mempertemukan aku denganmu. Seketika aku selalu merindukan kehadirannya, seperti aku merindukanmu. "
~ *Aishakar Rafka Bagaskara* ~

"Aku sangat menyukai hujan. Terlebih, saat hujan mempertemukan aku dengan dirimu. Aku tak ingin hujan itu berhenti."
~ *Gabriella Anastasya*~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma ismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dikeroyok

Hari ini Bagaskara tidak sekolah alias bolos karena kesiangan. Namun, dia tetap pergi memakai seragam sekolah tetapi dia tidak mengikuti pelajaran.

Dia pergi ke warung Mang Udin untuk bersantai sebentar sambil menunggu teman-temannya pulang sekolah.

Setelah diskusi kemarin, mereka sudah bersepakat mulai hari ini untuk mencari pelaku penyerangan markasnya bersama anggota Dargez.

Saat sedang menikmati kopinya sambil bercanda gurau dengan Mang Udin, tanpa disadari sekelompok orang asing mendatangi warung kopi tersebut. Tidak ada aba-aba sedikitpun orang-orang itu langsung menghajar Bagaskara tanpa henti.

Bagaskara yang masih terkejut berusaha melawan pukulan orang-orang asing itu dengan susah payah. Mang Udin yang melihat kejadian itupun ikut melawan orang-orang yang dia sendiri tidak tau itu siapa.

Tak lama ada beberapa warga yang melewati warung kopi tersebut, dengan cepat mereka menghampirinya dan berusaha melerai perkelahian itu. Sayangnya, dengan cerdik orang-orang itu memakai kesempatannya untuk pergi melarikan diri.

Dan benar saja, karena itu Bagaskara tidak bisa mengetahui orang yang sudah mengeroyoknya barusan.

Warung Mang Udin pun dikerumuni oleh beberapa warga, banyak warga yang bertanya-tanya tentang kejadian tersebut. Dan ada beberapa warga yang mengobati luka memar Bagaskara dan Mang Udin menggunakan obat merah.

Setelah keadaan sudah mulai kondusif warga-warga pun mulai pergi meninggalkan warung kopi tersebut dan hanya tersisa Bagaskara dan Mang Udin.

"Maneh kenal orangnya?" Tanya Mang Udin.

"Teu tau Mang. Da saya juga gak tau itu siapa" Jawab Bagaskara.

"Apa maneh lagi ada masalah sama orang?" Tanya Mang Udin lagi.

Bagaskara terdiam. Dia mulai mengingat kejadian tempo hari dimana dia berkelahi dengan orang asing. Dan semenjak kejadian perkelahian itu mulai muncul beberapa masalah, seperti markasnya yang tiba-tiba diserang oleh orang asing dan sekarang dirinya yang tiba-tiba dikeroyok oleh orang asing.

"Bagas! Ada teu?" Tegas Mang Udin yang membuat lamunan Bagaskara seketika buyar.

"Teu, Mang." Jawab Bagaskara dengan gugup.

Beberapa saat kemudian teman-temannya mulai datang ke warung Mang Udin, mereka yang melihat Bagaskara dan Mang Udin mendapatkan beberapa luka memar di wajahnya mulai bertanya-tanya.

"Naon muka maneh, kitu? Mang Udin juga. Ada apa Mang?" Tanya Agha dengan panik.

"Coba ceritakan kronologi nya" Timpal Sagara.

"Iya coba cerita Mang, Gas" Ucap mereka serentak.

Bagaskara hanya terdiam. Dia masih mencerna apa yang baru saja terjadi dengannya dan kejadian di markas itu.

Mang Udin menceritakan kronologi kejadian barusan dengan detail kepada mereka. Mendengar itu mereka semua merasa kesal terutama Dikta, karena semua kejadian itu terasa janggal baginya.

"Kita gak bisa diam aja!" Celetuk Dikta dengan tegas.

"Kita harus ngelakuin tindakan sekarang juga!" Celetuk Dikta lagi.

"Dikta!" Bentak Bagaskara.

"Kenapa! Maneh mau nyuruh aing sabar lagi? besok siapa lagi korbannya? kemarin markas, sekarang maneh! Dan Mang Udin jadi ikutan kena juga." Tegas Dikta tak mau kalah.

"Udah! ini bukan waktunya buat berantem!" Bentak Shankara.

"Ini ada apa sebenarnya? Tadi aing tanya si Bagas dia bilang gak papa" Celetuk Mang Udin.

"Kita selesaikan di markas." Tegas Bagaskara.

"Mang Udin, chat saya apa aja barang yang rusak nanti saya ganti" Ucap Bagaskara lagi.

"Mang, hari ini warung mending tutup dulu. Jaga-jaga takut orang asing itu kesini lagi" Celetuk Arjuna.

"Iya Mang. Mang Udin juga harus istirahat dulu" Timpal Sagara.

Dibalas dengan anggukan oleh Mang Udin.

Mereka pun pergi menuju markas. Namun, tanpa mereka sadari lagi-lagi Mahesa tidak ada didalam keadaan genting seperti saat ini.

...****************...

Didalam markas tersebut terdapat anggota Lavegas yang sedang berdiskusi tentang masalah yang sedang mereka alami ini.

"Coba liat cctv kemarin" Ucap Bagaskara.

"Nih!" Shankara menyodorkan ponselnya dan menunjukkan rekaman cctv saat markasnya diserang.

Bagaskara diam sejenak, lalu berkata. "Jaketnya sama kaya orang yang mengeroyok gue."

"Berarti ini orang yang sama?" Tanya Agha kepada Bagaskara.

"Bisa jadi" Jawab Bagaskara.

"Tapi kita punya masalah apa sama mereka? sampe mereka berbuat segini nya sama Lavegas" Tanya Arjuna.

"Kalau itu aing belum bisa pasti in. Secara kita lagi gak punya masalah sama siapa-siapa" Jawab Bagaskara.

"Atau ada yang gak suka sama Lavegas makanya mereka sampe berbuat segini nya?" Tanya Sagara.

"Mungkin. Kita udah harus mulai bertindak. Tapi kita gak boleh gegabah, harus bertahap dan kita perlu bantuan Dargez" Jelas Bagaskara.

"Ta, maneh sama Mahesa ke markas Dargez" Perintah Bagaskara kepada Dikta.

"Oke" Jawab Dikta sambil mengangguk.

Saat beranjak ingin pergi Dikta baru tersadar kalau sedari tadi tidak ada Mahesa di markas itu.

Dikta yang mengetahui hal itu makin merasa kesal dengan Mahesa. Sebab, dari kemarin sikapnya terlihat aneh dan selalu tidak datang disaat ada masalah seperti ini.

"Dia gak ada lagi, Gas" Celetuk Dikta dengan frustasi.

"Yaudah. Sekarang maneh gak usah ngurusin dia, soal dia biar jadi urusan aing. Sekarang tugas maneh pergi ke markas Dargez" Jelas Bagaskara.

...****************...

Anggota Dargez sudah ikut berkumpul didalam markas tersebut, mereka semua sedang bersiap pergi untuk mencari pelaku dari masalah ini.

"Coba telepon lagi" Ucap Bagaskara.

"Tetep gak diangkat, Gas" Jawab Arjuna.

"Yaudah kita berangkat sekarang" Perintah Bagaskara.

"Tapi, Gas!" Celetuk Arjuna.

"Udah. yang penting sekarang kita cari dalang dibalik semua ini dulu. Urusan Mahesa biar belakangan" Jelas Bagaskara.

Mereka mulai berpencar. Ada beberapa yang ke warung kelontong dekat markas untuk mengecek cctv daerah situ, dan ada juga yang melihat cctv dari daerah sekitar warung Mang Udin.

Tak lama mereka mulai mendapatkan beberapa bukti. Seperti rekaman cctv dari daerah warung Mang Udin dan toko kelontong dekat markas. Mereka juga mendapat kesaksian dari beberapa warga setempat.

Mereka mengumpulkan bukti-bukti yang mereka dapat. Lalu kembali ke markas untuk mendiskusikannya lagi.

...****************...

Saat sedang berdiskusi, terdengar suara ponsel yang terus berbunyi dari dalam saku celananya Bagaskara. Awalnya dia menghiraukan suara pesan tersebut, tetapi ponselnya tidak berhenti berbunyi.

Teman-temannya pun melihat kearahnya dengan tatapan merasa terganggu.

"Sorry sorry" Ucap Bagaskara.

Dia pun membuka ponselnya untuk melihat isi pesan tersebut.

...----------------...

UNKNOWN

Ini baru peringatan awal.

Masalah kita belum selesai

Kalo lo masih terus-terusan lari dari

masalah ini, gue gak segan-segan

buat celaka in teman-teman lo itu!

^^^Mau maneh apa, anj**g!^^^

Balik ke surabaya, Rafka.

^^^Gue bukan Rafka!^^^

^^^Dan itu gak akan terjadi!^^^

Oke! Lo bakal tanggung akibatnya.

...----------------...

Bagaskara yang mendapatkan pesan tersebut tidak bisa menutupi rasa resah nya. Sehingga teman-temannya yang melihat sikapnya itu mulai bertanya-tanya.

"Gas, maneh gak papa?" Tanya Arjuna.

"G-g-gak papa" Jawab Bagaskara dengan gugup.

"Aing cabut duluan ya. Ada urusan mendadak" Jelas Bagaskara sambil beranjak pergi meninggalkan markas tersebut.

"Eh, Gas! Tunggu! Kita belum selesai diskusi" Teriak Agha.

"Udah-udah. Biarin aja, kayanya dia lagi ada masalah" Celetuk Sagara.

...****************...

Kenapa orang itu mengirim surat ancaman kepada Bagaskara?

Apakah orang yang mengeroyok Bagaskara dan Mang Udin adalah orang yang sama?

Nantikan bab selanjutnya 🥰.

Note :

Aing : aku.

Maneh : kamu.

Teu : tidak/enggak.

Kitu : gitu.

1
asrikaa
lanjuttt...bagus banget 😍
Isma Ismawati: SIAP KAA
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!