NovelToon NovelToon
Terjebak Perjodohan Sang CEO

Terjebak Perjodohan Sang CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Kisah cinta dua insan dengan karakter bertolak belakang yang diawali dengan keterpaksaan demi bakti kepada kedua orang tua. Jelita Khairani, gadis cantik 21 tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikannya tak dapat mengelak kala kedua orang tuanya menjodohkannya.

Namun siapa sangka yang di maksudkan sebagai calon suaminya adalah pria yang sama dengan seseorang yang ia juluki "ALIEN, MANUSIA KAYU, dan PRIA KAKU" seusai pertemuan pertama mereka.

Dialah Abima Raka Wijaya, pria dengan segala keangkuhan dengan masa lalu menyakitkan yang membuatnya tak mampu berdamai dengan diri tidak mungkin menerima begitu saja keputusan orang tuanya. Kehadiran Kinan di lubuk hatinya menjadi alasan utama ia tak dapat membuka diri pada sembarang wanita.

Akankah Raka melupakan Kinan dan menerima kehadiran Jelita? Bagaimana jika suatu saat sang mantan kekasih berniat kembali padanya?

Ig: desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayah Tidak Bercanda

Hal yang Jelita takutkan tidak sepenuhnya benar. Pasalnya hari ini ia dapat bekerja dengan tenang karena tidak berjumpa dengan atasan yang mati-matian ia hindari sejak pagi tadi.

Hingga tiba waktu makan siang ia mengehentikan pekerjaannya lalu beranjak pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah dangdutan. Jelita dan Rhania memilih kursi di pojok kantin agar bisa berghibah ria.

"Rhan, gue mau tanya. Tadi pagi pas lo dateng ke kantor liat Pak Raka nggak?" tanya Jelita pelan yang membuat Rhania mengehentikan suapannya tiba-tiba.

"Ngapain lo nanyain Pak Direktur. Lancang juga lo jadiin dia bahan ghibah kita harini." Rhania menatap Jelita penuh selidik.

"Nggak papa sih. Gue penasaran aja dikit." Jelita merasa menyesal menanyakan hal itu kepada Sahabatnya.

"Lo ada masalah sama dia ya, gue heran aja tumben banget lo dateng sepagi itu. Bahkan ngalahin Bu Arne?" Rhania mencoba mengintrogasi Jelita.

"Kecil sih masalahnya." Jelita menceritakan tragedi di Kafe beberapa waktu lalu ketika jumpa pertamanya dengan Atasannya. Seketika Rhania terbahak tak mampu menahan tawanya mendengar cerita Jelita.

"Lo jahat banget sih. Gue tu lagi terancam punah, malah di ketawain!" Jelita semakin kesal ketika Rhania tidak dapat menghentikan tawanya bahkan sesekali memukul tangannya.

"Lo bilang itu masalah kecil? Kecil dari mananya Jelita. Itu masalah besar diantara masalah besar yang pernah gue tahu." Rhania berucap seraya mengusap matanya yang berair karena terlalu banyak tertawa.

"Terus gue harus gimana? Kasih solusi kek." Jelita meminta saran pada Sahabatnya.

"Emang dia kenal sama lo?" Rhania bertanya yang di jawab dengan gelengan kepala dari Jelita.

"Gue nggak tahu Rhan. Dia pura-pura nggak kenal atau emang nggak kenal." Jelita memainkan sendok didepannya dengan lesu.

"Lo salah dalam hal ini Ta. Udah tau kan kewajiban orang kalo punya salah." Jelita hanya menghela nafas kasar mendengar saran Rhania.

"Kalo gue minta maaf ternyata dia nggak kenal sama gue otomatis dia bakal inget juga kejadian itu. Tapi kalo gue nggak minta maaf ternyata dia inget sama kejadian itu makin mati gue. Harus gimana jadinya?" Jelita bingung mengambil keputusan yang harus ia ambil.

"Intinya lo salah Ta. Inget atau nggaknya dia sama lo tetep aja lo harus minta maaf. Bukan hanya karena dia atasan kita, kesiapapun juga harus gitu kan." Rhania mencoba memberikan nasihat kepada Sahabatnya.

Jelita dan Rhania kembali terdiam. Tawa pecah Rhania beberapa saat lalu telah menghilang. Jelita mendengar beberapa karyawan di meja yang tak jauh darinya tampak membicarakan orang yang sama dengan yang mereka bahas.

Namun, tentu saja berbeda tema. Mereka sedikit berbisik namun dapat terdengar oleh Jelita dan Rhania. Andai saja Sang Direktur tahu ia menjadi buah bibir karyawannya di Kantin habislah mereka.

"Rhan. Masa ia atasan kita gay sih?" Jelita malah membahas gosip yang dibicarakan di meja sebelah.

"lo tu ya, tadi murung. Pas denger cerita tentang Pak Raka bangkit lagi nafsu ghibahnya." Rhania terheran dengan Jelita yang suasana hatinya dapat berubah dalam sekejap.

"Ya nggak Rhan. Maksud gue ini ada hubungannya sama gue. Jadi ini alasan dia nggak mau bahas masalah tempo hari. Dia nggak tertarik berurusan sama cewek kayak gue Rhan. Ya kan!" Jelita tampak berbinar. Jika memang demikian maka ia akan sangat bahagia sekali tentunya.

"Sekalipun lo bikin masalah sama Gay atau apapun jenisnya lo tetep salah oke. Nggak ada hubungannya dia tertarik apa nggak sama lo. Salah ya tetep salah inget itu."

Rhania tetap menolak pernyataan Jelita yang mencari celah melupakan kesalahannya. Jelita cemberut mendengar ucapan sahabatnya yang tidak memberikan dukungan kepadanya kali ini.

"Eh bentar, masa iya dia Gay sih. Ganteng gitu maskulin lagi. Nggak percaya gue," timpal Rhania yang mendapat cebikkan dari Jelita.

"Gue udah nggak minat ngeladenin lo Ghibah. Tadi aja lo biasa aja. Sekarang malah dibahas sih heran." Jelita meninggalkan Rhania yang masih setia duduk di depan makanannya yang sudah habis sejak tadi.

*****

Seperti yang pernah disampaikan Randy tadi malam. Nyatanya kedua orang tuanya benar-benar mengajak Jelita untuk berbicara suatu hal yang serius usai makan malam.

"Jelita ada yang ingin Ayah bicarakan denganmu. Ayah mohon kamu tidak kaget berlebihan ketika mendengarnya." Ayahnya membuka pembicaraan. Jelita sudah dapat menduga apa yang akan disampaikan kedua orang tuanya.

"Iya, ada apa Yah. Jelita akan mendengarkan ayah dengan baik," ucap Jelita sopan. Jelita melihat wajah sang Ayah yang tampak teduh dan penuh harap Jelita dapat menerima keputusannya.

"Ayah dan Ibu sudah sepakat untuk menerima lamaran teman Ayah beberapa hari lalu nak. Ayah harap Kamu tidak mengecewakan Kami ya." Ucap Pak Arman lembut seraya mengenggam tangan putrinya. Ia takut Putrinya tidak terkendali dengan keputusannya.

"Ayah bercanda kan. Jelita nggak lagi ulang tahun loh." Jelita mencoba mencairkan suasana ruangan yang tampak hening. Dan juga ia berharap Ayahnya mempertimbangkan keputusannya yang menurutnya terlalu cepat.

"Ayah tidak bercanda Jelita. Kau tau Ayah sangat menyayangimu. Putri Ayah beranjak dewasa dan Ayah harus menyerahkan kamu kepada seseorang yang bisa menjaga mu dengan baik nantinya." Lagi-lagi Ayahnya berucap begitu halus membuat Jelita tak tega untuk menolak kehendak Ayahnya.

"Tapi. Jelita belum membahagiakan Ayah dan Ibu. Kasih aku waktu untuk lebih lama sama kalian ya. Aku nggak bisa jika harus menikah sekarang." Jelita mencoba menolak kemauan Ayahnya dengan halus.

"Pernikahan kalian tidak terkesan buru-buru Jelita. Kamu masih punya beberapa bulan untuk tetap bersama kami, dan setelah kamu menikah maka tanggung jawab Ayah terhadap kamu akan berpindah di tangan suamimu." Jelita menahan nafas seketika. Ayahnya benar-benar tidak bercanda.

"Berapa bulan waktu yang Ayah berikan untuk aku bisa menikmati masa muda dan tetap bersama kalian?" Jelita bertanya seraya menahan tangis. Untuk beberapa hal air matanya lah yang menjadi cara untuk berbicara.

"Tiga bulan Nak. Kamu masih punya waktu tiga bulan untuk terus bersama kami," Jawab Bu Rini mewakili Ayahnya.

"Sebenarnya teman Papa meminta sesegera mungkin, bahkan jika besok bisa dilakukan ia akan memilih besok. Namun karena Ayah masih ingin memeluk anak Ayah, maka kalian akan bertunangan terlebih dahulu.

Setelah tiga bulan yang akan datang barulah kalian akan resmi menikah." Jawab Pak Arman panjang lebar yang membuat Jelita membeliak. Kedua orang tuanya telah merencanakan serapi itu. Dia tidak tahu sama sekali, mungkin karena dia terlalu sibuk dengan Drakor favorit pikirnya.

"Siapa orangnya yang akan menjadi suamiku Yah, apa aku mengenalnya?" Tanya Jelita kemudian.

"Tiga hari lagi mereka akan datang untuk mengurus pertunangan kalian. Ayah harap kamu tidak melakukan hal-hal yang membuat Ayah kecewa Nak." Ucap Ayahnya penuh harap. Jelita Tampak berpikir seraya menunduk menatap jari mungilnya yang tampak saling menguatkan.

"Jika dengan memenuhi permintaan Ayah membuat kalian bahagia. Jelita akan menerimanya dengan baik," ucap Jelita yang membuat kedua orang tuanya merasa sangat lega.

"Terimakasih Nak. Ibu bahagia sekali dengan keputusanmu." Ucap Ibunya sambil memeluk Anaknya dan mencium puncak kepalanya. Air mata terlihat menetes dari mata Ibunya. Jelita tidak dapat menerjemahkan perasaannya kali ini. Baginya membuat kedua orang tuanya bahagia adalah hal yang ia selalu tanamkan dalam dirinya.

Jelita menganggukkan kepala dan pamit pada kedua orang tuanya beranjak ke Kamar. Ia perlu beristirahat untuk menetralkan pikirannya. Kebahagiaan kedua orang tua lebih dari segalanya.

Ia menatap keluar Jendela menikmati sejuknya angin Malam. Pikirannya melayang jauh. Hingga ia dikejutkan kedatangan Sang Ibu yang membelai rambutnya pelan. Jelita memeluk Ibunya dalam diam. Beberapakali Jelita tampak menghela nafas perlahan dalam pelukan Ibunya.

Tak terasa Putri kecilnya yang selalu mengadu jika terluka telah menjelma menjadi wanita cantik yang sebentar lagi akan membangun mahligai rumah tangga dan juga menjadi sosok ibu bagi malaikat kecilnya suatu saat nanti.

"Tidurlah, angin malam tidak baik untukmu." Ibunya menutup jendela kamar dan menyelimuti tubuh jelita tak lupa mencium kening putrinya sebagai ucapan selamat malam. Ia tatap wajah imut jelita yang sudah memejamkan mata. Bu Rini beranjak mematikan lampu kamar dan keluar dari kamar Putrinya.

TBC 🌻

Selain bisa ghibah Jelita juga bisa nangis.

Author harap kalian suka dengan karya author. 🌻

1
Wani Ihwani
jangan ganggu anabul, jelita ibarat kucing, kalau jelita si anabul sudah terancam habis lah ,,,,, keren si jelitaa💪💪💪
Wani Ihwani
Luar biasa
Wani Ihwani
maap ya tor aku pembaca novel mu yng setia baru komen, karna gak sabar mau cepat baca nya 😊😊
Eliyah
bagus
Eliyah
dari awal sampai bab ini aku baru bisa komen...ini tentang batas kedip Jelita ke suami kurang... menghormati dan menghargai banget,, prilakunya kurang mencerminkan kepribadian seseorang istri yang baik agak egois dan kekanak-kanakan... bahkan cara memanggil suaminya juga...GK sopan, kalo ada kebersamaan dgn Rania aku suka sekali apa adanya.... maaf 🙏 kak author bukan saya menghina karyamu,... saya tetap menghargai ko' tetap semangat 💪 dalam berkarya 👍👍👍🏻👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Wani Ihwani: panjang amat komen nya mbak gak capek tu jempol
total 1 replies
jumirah slavina
betul itu🤣🤣/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
jumirah slavina
uwow es krim hangat🤣🤣🤣🤣🤣🤣
mudahlia
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Abwa Jufry
Dari awal kok aku udah feeling
jumirah slavina
Taa.... laki Lo narsis noh🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yuni Harti
Luar biasa
jumirah slavina
iidddiiiiihhh merebut...
hheehhhh ngaca woi ngaca...
😤🤪🤣🤣
Abwa Jufry
Luar biasa
Abwa Jufry
eh Kotaku tercinta muncul disini
jumirah slavina
dan Aku sdh baca ulang lg🤭🤭🤭
melanglang baca ulang novel²mu Aku tuh... nunggu novel baru mu...
penasaran Aku tuh...
apa AnetPras / DoraCipung
hhuuuuaaaaaaa gak sabarrr
jumirah slavina: sama² Ayank OtorKu😘🥰 Krn emank cerita² km tuh bikin candu Aku 🤭🤭
Desy Puspita: Makasih banyak, Kak🤧❣️❣️🥰
total 2 replies
Restu Mulyani
egois banget sih Raka..
mau kedua nya...
Norma Wati
Luar biasa
Eka 'aina
kok curiganya aku mlh sama temen Raka si Leon atau siapa yaa kok lupa
sakadapoerfatma sakadapoerfatma
Kecewa
Eka 'aina
jeliturrr keren👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!