Dewina gadis dari keluarga biasa memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar , sampai tetangganya bahkan orang lain melihatnya aneh , dengan kemampuannya ia bisa merasakan apa yang orang lain raskan , dan Ia bisa merasakan kehadiran makhluk astral meskipun tidak bisa melihat makhluk tersebut .
Kedua orang tuanya berpisah karena takdir ,ayahnya meninggal ketika Dewina sekolah menengah pertama .
Bagaimana Dewina menjalani kehidupannya yang tidak biasa ,mampukah ia melewati itu semua ?
Ikuti kisahnya dan beri tanggapan kalian dikomentar , terimakasih .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketujuh Siuman
Lastri mengambil air untuk mengompres kening Dewina ,Kemal mencari pertolongan seorang bidan di kampungnya dan mengantar ke rumah Lastri . Bidan bernama Ayu memeriksa Dewina yang terlihat sangat pucat terkejut .
Setelah memeriksa Bidan Ayu duduk bersama Lastri dan Kemal . "Maaf jika saya lancang bertanya , Apakah Dewina mempunyai penyakit bawaan dari lahir misalkan sering kejang-kejang ?" tanya Bidan Ayu .
Lastri mengingat beberapa kejadian yang di alami Dewina namun ia tidak mau memberitahu pada Bidan Ayu . "Tidak punya kok ,bu Dewina itu anaknya sebenarnya kuat tapi saya tidak tahu kalau dia bisa sampai pingsan di jalan ," jawab Lastri jujur . Bidan Ayu merasa aneh dengan kondisi Dewina suhu badan normal tapi cuma wajahnya saja yang terlihat pucat tubuh lainnya biasa saja .
"Baiklah kalau begitu saya kasih resepnya di minum setelah makan ya bu , jika masih belum ada reaksi dari obat lebih baik bawa ke puskesmas terdekat ," pesan Bidan Ayu . "Baik ,Bu Ayu ," balas Lastri mengambil resep dari Bidan Ayu ."Kalau begitu saya pamit pulang ," sahut Bidan Ayu meninggalkan rumah Lastri begitu juga dengan Kemal pamit pulang .
"Terimakasih Pak Kemal ," ucap Lastri ."Sama-sama ,Lastri besok kalau perlu bantuan panggil saya ," balas Kemal kemudian meninggalkan rumah Lastri .
Lastri masuk kamar Dewina dengan perasaan tidak enak , ia melihat sekeliling kamar Dewina yang terlihat sangat bersih dan rapih namun terkesan horor sampai bergidik . Ersa melihat Lastri ikut merasa sedih dengan kondisi Dewina saat ini padahal ia sangat membutuhkan bantuan Dewina malah sekarang sakit .
Sosok tinggi besar berdiri di pojok kamar Dewina sambil mengeluarkan air liur serta matanya yang hitam melihat Dewina seperti kelaparan namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena tubuh Dewina di beri jimat oleh Lastri sehingga Ersa pun tidak bisa memasuki tubuhnya .
Sial ucap seseorang yang berada di dalam rumahnya dengan sangat marah . Santi adalah orang yang memiliki rasa benci terhadap Dewina karena Dewina banyak di sukai para pemuda kampung dan dia ingin membuat Dewina sakit bahkan dengan nekad meminta bantuan pada seorang dukun namun hasilnya selalu gagal dan kali ini hampir berhasil ada yang menghalanginya membuatnya kesal .
"Apakah aku harus menggunakan cara kasar biar dia mampus sekalian gumam Santi memikirkan cara menyingkirkan Dewina .
Menjelang dini hari Dewina mengerjabkan mata merasakan badannya ringan bangun dari tidur melihat keadaan kamar yang tercium bau menyengat seperti bangkai yang sudah lama busuk . Pasti ini ulah genderuwo semalam batin Dewina kemudian turun dari tempat tidur mengambil air untuk minum karena tenggorokannya terasa kering .
Lastri yang sedang memasak terkejut melihat Dewina berjalan ke dapur mengambil air dan meminumnya . "Badanmu sudah lebih baik , Win ?" tanya Lastri sambil memasukkan kayu ke dalam tungku agar api cepat menyebar sampai tungku bagian belakang . "Sudah bu , ibu membuat apa baunya harum sekali ," jawab Dewina lalu mendekati Lastri .
"Buat bubur sumsum untuk kamu makan biar perutmu enakan ," jawab Lastri . Setelah selesai membuat bubur Lastri pergi ke ladang mencari kayu bakar buat memasak . Dewina sarapan bubur sumsum kemudian duduk di teras depan rumah . Ersa menemani duduk disampingnya dengan sedih , seketika ia mempunyai ide mencoba memukul bahu Dewina sampai beberapa kali dan akhirnya berhasil membuat Dewina terkejut.