NovelToon NovelToon
Pendekar Sembilan Pedang

Pendekar Sembilan Pedang

Status: tamat
Genre:Fantasi Timur / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Nnot Senssei

Novel Xianxia ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang anak dari pedesaan yang bernama Qiao Feng.

Anak itu mempunyai cita-cita ingin menjadi pendekar terkuat dan nomor satu di Kekaisaran Yuan.

Sayang sekali, untuk menggapai cita-cita itu tidaklah mudah. Qiao Feng harus rela menjalani kehidupan yang berliku dan penuh dengan cobaan berat.

Mulai dari penyerangan terhadap sektenya, misteri dalam dunia persilatan, gangguan dari para pendekar aliran sesat, maupun kekacauan di negerinya sendiri.

Bagaimana kisah lengkapnya? Apakah Qiao Feng berhasil menghadapi semua cobaan itu? Apakah impiannya akan terwujud?

Mari ikuti kisah perjalanannya dalam novel yang berjudul Pendekar Sembilan Pedang!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kota Bulu Merah

Tanpa terasa, Qiao Feng sudah cukup lama berdiri di depan halaman yang kini sudah kosong itu. Pada saat dirinya melirik ke arah lain, rupanya waktu mulai masuk sore hari.

Sinar kemerahan dari matahari sudah menyorot seluruh tubuhnya. Kawanan burung-burung juga sudah kembali ke sarangnya masing-masing.

"Sepertinya aku harus segera pergi sekarang. Mumpung masih ada sedikit waktu," gumamnya seorang diri.

Setelah merasa keputusan barusan itu ada benarnya, maka dengan cepat Qiao Feng beranjak dari situ.

Hanya saja karena sudah sangat lama dia tidak pergi ke mana-mana, —kecuali hanya di daerah-daerah sekitar tempat tinggalnya—, maka begitu ia berjalan lebih jauh, Qiao Feng langsung merasa bingung.

Jalan mana yang harus dia ambil?

Sedangkan di sana terdapat empat jalan. Untuk beberapa saat, Qiao Feng hanya bisa menatap semua jalan yang ada secara bergantian. Yang membuatnya bingung, bukan lain adalah karena letaknya masih berada di atas gunung. Jadi keadaaan tanah di sana masih sama datar.

Koakk!!! Kotak!!!

Ketika ia sedang kebingungan, tiba-tiba saja sepasang telinganya mendengar suara burung gagak. Begitu menoleh ke atas, rupanya di sebuah dahan pohon sudah ada gagak hitam yang bertengger.

"Ah, kita bertemu lagi," ujarnya dengan gembira.

Tidak salah lagi, burung gagak hitam itulah yang pernah menemaninya pergi ke sarang Siluman Kera Api tujuh tahun lalu.

Koakk!!! Koakk!!!

Burung gagak hitam itu bersuara kembali. Seolah-olah dia pun menyapa Qiao Feng.

"Burung gagak yang baik, saat ini aku sedang tersesat. Bisakah kau tunjukkan ke mana arah yang tepat untuk turun gunung?" tanyanya.

Meskipun Qiao Feng sudah tahu bahwa burung gagak itu tidak bisa bicara, tapi dia yakin burung tersebut mengerti ucapannya.

Koakk!!!

Setelah bersuara satu kali, tiba-tiba saja gagak hitam tadi langsung terbang. Dengan cepat Qiao Feng mengikuti ke mana terbangnya burung tersebut.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, tiba-tiba saja burung gagak itu terbang sangat tinggi lalu menghilang bersama gelapnya malam.

Qiao Feng saat ini sedang berdiri di penghujung jalan hutan. Ia menatap ke depan sana. Walaupun keadaan sudah gelap, baginya hal itu bukan suatu masalah. Sebab kedua matanya itu mempunyai pandangan yang sangat tajam.

"Sepertinya aku tinggal mengikuti jalan ini saja,"

Karena sudah merasa yakin, maka dengan mengandalkan ilmu meringankan tubuhnya, dia langsung melesat sangat cepat. Jalanan yang ia lewati mulai menurun. Batu-batu cadas yang besar beberapa kali ditemukan di tengah jalan.

Makin lama berlari, jalan itu pun semakin curam. Tidak lama kemudian, keadaannya muali jelas. Qiao Feng tahu bahwa sekarang dia telah berada di kaki gunung.

"Akhirnya ..." kata anak muda itu merasa lega setelah ia keluar dari hutan belantara yang tidak berujung pangkal tersebut.

Ia merasa cukup lelah. Qiao Feng kemudian duduk bersandar di bawah pohon rindang. Satu kali tangan kanannya mengibas, dari udara hampa tiba-tiba saja muncul satu guci arak.

Qiao Feng minum arak itu dengan nikmatnya. Setelah dahaga dan lelahnya sirna, dia berniat untuk melanjutkan kembali perjalanannya.

Ketika tiba di kehidupan manusia yang ramai, saat itu rembulan sudah berada tepat di atas kepala. Itu artinya, tengah malam sudah tiba.

Qiao Feng berada di tengah lautan manusia yang sedang berjalan hilir-mudik. Rupanya begitu memasuki tempat ramai, tahu-tahu dia sudah berada di sebuah pusat kota.

Entah apa nama kota yang sedang dia singgahi sekarang. Dia sendiri belum mengetahui hal itu. Maklum, selama tujuh tahun dia hidup di tengah hutan belantara, jadi rasanya tidak heran apabila pengetahuannya tentang perkembangan zaman sedikit tertinggal.

Qiao Feng terus berjalan dan sempat beberapa kali berdesakan dengan orang-orang itu. Karena dirinya ingin mencari informasi lebih jauh tentang kota tersebut, maka ia memutuskan untuk pergi ke rumah makan. Kebetulan saat itu perutnya sudah berisik minta diisi.

Berjalan beberapa puluh langkah ke depan, dia sudah bisa menemukan tempat yang dianggap cocok. Tempat itu hanya merupakan rumah makan sederhana. Qiao Feng sengaja tidak memilih restoran besar. Alasannya bukan hanya karena ingin menghemat biaya, melainkan juga karena dia masih merasa rikuh berada di tengah-tengah kerumunan orang.

"Silahkan masuk, Tuan Muda," kata seorang pelayan setelah dia tiba di depan rumah makan.

"Terimakasih,"

Ia berjalan masuk ke dalam. Kebetulan, suasana dalam rumah makan itu sepi. Malah pelanggan yang ada di sana cuma dua orang. Tiga orang dengan dia sendiri.

"Tuan Muda mau pesan apa?" tanya pelayan yang menyambutnya tadi. Dia seorang pemuda, malah usianya tidak jauh dari Qiao Feng sendiri.

"Aku pesan nasi dan sayur saja," jawabnya seraya tersenyum. "Ah, iya. Pesan arak juga,"

"Baiklah. Silahkan, Tuan Muda tunggu sebentar,"

Pelayan muda itu segera pergi ke belakang. Dia langsung menyiapkan menu makanan yang dipesan olehnya.

Tidak berapa lama kemudian, dia sudah kembali lagi sambil membawa nampan yang berisi menu pesanan Qiao Feng.

"Silahkan, Tuan Muda," katanya sambil menyimpan nampan tersebut di atas meja.

Ia berniat untuk pergi mengerjakan tugasnya kembali. Tapi dengan cepat Qiao Feng menahan langkahnya.

"Tunggu dulu, kawan," katanya dengan ramah.

"Ada apa lagi, Tuan Muda?"

"Bisakah kau temani aku sebentar? Lagi pula, kan rumah makan sedang sepi. Boleh?"

Pelayan muda tersebut tidak segera menjawab. Dia melirik dulu ke arah majikannya yang berdiri di tempat kasir. Ketika mendapat anggukan kepala, barulah ia berani duduk di depan Qiao Feng.

"Kau suka minum arak?" tanyanya memulai percakapan.

"Sedikit," jawab pelayan muda malu-malu.

"Bagus. Mari kita bersulang," Qiao Feng segera membuka tutup arak. Dia menuangkannya ke dalam dua cawan dan kemudian memberikannya kepada si pelayan.

Dua orang pemuda itu lalu bersulang arak sebanyak tiga kali. Setelah itu, Qiao Feng mulai berbicara lebih lanjut.

"Siapa namamu?"

"Namaku Gan Bu,"

"Oh, nama yang bagus. Aku Qiao Feng," ucapnya memperkenalkan diri. "Saudara Gan, apakah kau sudah lama bekerja di sini?"

"Lumayan lama. Mungkin sudah empat atau lima tahun,"

"Oh, begitu," Qiao Feng menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Ngomong-ngomong, kau ini berasal dari mana?"

"Kebetulan aku berasal dari kota ini,"

"Memangnya, apa nama kota ini?"

"Kota ini bernama Bulu Merah,"

"Kota Bulu Merah? Untuk sekali namanya," ia tertawa ramah, sebab menurutnya nama kota itu cukup unik.

"Memang begitu, Tuan Muda. Menurut cerita yang aku dengar dari kedua orang tuaku, ratusan ratusan tahun lalu, di kota ini terdapat banyak sekali bulu burung siluman yang berwarna merah. Semenjak itulah kota ini dikenal dengan nama Bulu Merah,"

"Jadi begitu ceritanya," Qiao Feng menganggukkan kepala. Kalau begitu ceritanya, memang tidak mengherankan apabila kota tersebut dinamakan demikian.

"Tuan Muda sendiri, ke mana tujuan selanjutnya?" tanya Gan Bu lebih jauh.

1
Darwito
xuhxv
Darwito
duux
Darwito
ywywyw
Darwito
poi
Darwito
xixijx
Darwito
d7duxix
Darwito
urururu
Darwito
tyeue
Darwito
uxuxjx
Darwito
ysys
Darwito
8f8fic
Darwito
7fuc8c
Darwito
cicik
Darwito
uxuxux
Darwito
duudix
Darwito
duuxic
Darwito
7d7d
Darwito
d7ud
Darwito
xuxux
Darwito
uduxix
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!