pemuda biasa
semua tentang reno
romansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anable, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Seketika itu juga Reva menggebrak meja, membuat semua orang yang ada di kelas itu menoleh ke arahnya, seisi kelas menjadi hening, tidak ada yang berani berbicara.
Di sisi lain, terlihat Reza yang sangat terkejut, dia menatap ke arah Reva dengan tatapan cemas dan juga bingung, karena dia melihat tatapan tajam Reva yang dia pikir sedang menatap ke arahnya.
Di belakangnya Reno terlihat sangat tenang membaca buku, padahal di dalam hatinya dia merasa sedikit takut.
"Aduh,,, mampus nih gue,, ni mulut pake keceplosan segala lagi, padahal gue ga mau berurusan ama tuh cewek" batinnya di dalam hati.
Alasan kenapa Reno tidak mau berurusan dengan Reva adalah, karena dia tahu kalau Ayahnya Reva adalah donatur terbesar di sekolah elit ini, dia tidak mau kalau nanti dia akan menyinggung Reva secara tidak sengaja, yang bisa saja membuat pihak sekolah mencabut beasiswanya.
Itulah alasannya kenapa Reno selalu menghindari Reva selama ini, dia hanya ingin belajar dengan tenang di sekolah elit ini tanpa berurusan dengan murid-murid yang memiliki latar belakang keluarga yang berpengaruh.
Tapi hari ini dia akan benar-benar berurusan dengan gadis yang menurutnya sangat menyeramkan di sekolah ini.
'Ini gara-gara si Reza kampret nih,, pede banget dia bilang kalau tu cewek lagi ngeliatin dia, padahal gua yang dilihatin sama tu cewek' rutuk Reno lagi di dalam hatinya.
'Tenang rey tenang,, jangan tegang Rey, palingan tuh cewek nampar sekali doang' lanjutnya di dalam hati.
Reva berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke arah bangku Reno, tatapan matanya semakin menajam ketika melihat Reno hanya terus membaca buku tanpa memedulikannya.
Nina dan Fani yang melihat itu hanya diam saja tanpa ada niat untuk menghentikan Reva sama sekali, Anita pun juga sama, dengan bibir yang masih tersenyum puas, dia hanya diam menyaksikan adegan yang menurutnya sangat menarik.
Reza yang melihat Reva berjalan ke arah bangkunya sambil menatap tajam, hanya bisa diam tertunduk, detak jantungnya berdetak dua kali lipat dari biasanya, dia masih cemas dan juga bingung, dia berpikir apa yang telah dia lakukan hingga membuat sang bunga sekolah menatapnya tajam bahkan menghampirinya.
Tetapi kecemasannya hilang ketika menyadari bahwa Reva berjalan melewatinya, dia langsung mendongakkan kepalanya, melihat ke arah Reva yang tetap mempertahankan tatapan tajamnya, dia pun mengikuti arah tatapan tajam gadis itu ternyata mengarah kepada sahabatnya yaitu Reno.
"brak" lagi-lagi Reva menggebrak meja tetapi sekarang bedanya meja yang digebrak adalah mejanya Teno
" apa maksud lo ngomong kayak gitu ke gue,hah?!!" sentak Reva.
Reno yang terlihat tenang pun menutup buku yang sedang dia baca, lalu melirik ke arah Reva yang sedang menatapnya dengan tatapan membunuh.
" emang gue ngomong apaan sama Lo? Perasaan gua gak ngomong opo apa-apa dah" jawab Reno pura-pura tidak tahu.
" heh Lo pikir gue budeg apa?, gue bisa denger ya apa yang lo ucapin tadi!" raung Reva sambil menarik kerah baju Reno.
Reza yang melihat itu pun langsung ingin menghentikan tindakan Reva tersebut.
" eh Rev,, tenang dulu Rev,, emang tadi dia ngomong apa sama kamu? " kata Reza mencoba melerai Reva.
" lo ngomong apaan sih rey?" tanya Reza kepada Reno.
" gua gak ngomong apa-apa ama dia anjir" sahut Reno mengelak.
"lo,, gue tadi denger sendiri ya Lo ngomong kalau gue itu konyol" geram Reva yang semakin kesal, dia pun melepaskan kerah baju Reno dan langsung melayangkan tamparan ke arah muka Reno.
Reno yang melihat hal itu pun dengan cepat menghindari tamparan anita lalu sedikit menjauhkan tubuhnya dari Reva hingga tamparan Reva pun tidak mengenai pipi Reno.
"ish,, Lo kenapa ngehindar sih!" ujar Reno semakin geram.
" ya Lo mau tampar gue, jadi refleks gua ngehindar"jawab Reno yang sekarang mengambil tasnya untuk dijadikan tameng di depan wajahnya.
"ishh Lo itu harusnya diem aja, terus biarin gue nampar Lo!"bentak Reva egois.
Reno yang mendengar itu pun membelalakkan matanya, dia merasa Reva adalah gadis yang sangat tidak masuk akal. Dia berpikir kalau dia harus segera menyelesaikan keributan ini sebelum gadis itu menjadi tambah gila.
Tapi dia bingung, apa yang harus dilakukan agar masalah ini cepat selesai, diapun kemudian melirik ke arah Reza, seketika itu juga dia mendapat sebuah ide untuk bisa keluar dari masalah ini
"Enak aja,,mana ada orang yang pengen ditampar" sahut Reno.
" Asal Lo tau ya, banyak cowok disekolah ini yang pengen ditampar sama gue supaya bisa bersentuhan sama gue!!" sentak Reva lagi.
"Gue gak kaya mereka ya" kata Reno mengelak.
Diapun menghela nafasnya lalu berkata, "lagian Lo itu cuma salah paham" ucap Reno memulai rencananya.
"Salah paham?" Tanya Reva masih dengan tatapan tajamnya.
"Lo duduk dulu, biar gue jelasin sama Lo" ajak Reno kepada Reva lalu menarik pergelangan tangan dan bahu gadis itu memintanya untuk duduk di kursi yang ada disebelahnya.
Reva sejenak membiarkan apa yang dilakukan Reno kepadanya, tapi kemudian diapun tersadar dan langsung menepis tangan Reno.
"Gausah pegang pegang juga Lo!!" Bentak Reva lagi yang sekarang sudah duduk.
Kedua sahabat Reva yang melihat hal itu pun menutup mulut mereka tak percaya, pasalnya mereka berdua tahu kalau Reva sudah marah, dia akan langsung menghantam orang yang membuatnya kesal, tanpa ada kesempatan untuk bernegosiasi lagi, entah apa yang membuat Reva mau bernegosiasi dengan Reno, karena penasaran mereka pun akhirnya ikut menghampiri Reva dan Reno ke TKP.
"Jelasin ke gue sekarang, salah paham apa yang Lo maksud?!" tanya Reva dengan nada yang lumayan tinggi.
"Oke,,akhem,,akhem" Renoberdehem untuk menetralkan rasa takutnya.
"Jadi tadi Lo bilang kalo gw ngomong konyol sama lo,kan?" Tanya Reno
Reva hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Nah, Lo itu salah paham, gue ngomong konyol bukan sama Lo tapi sama si Reza" ujar Reno sambil menunjuk kearah Reza.
Reza pun membelalakkan matanya, karena Reno melibatkannya kedalam masalah yang dia buat.
Diapun melirik Reno tajam,memberi tatapan seakan bertanya "kenapa Lu bawa bawa gua sih?" kesalnya kepada Reno.
Tapi Reno menatap mata Reza dengan tatapan memelas seakan berkata "tolongin gua Za, gua mohon".
Reza yang melihat itupun sangat kesal kepada temannya itu.
"Lo pikir gue bego apa?,, gue lihat sendiri ya Lo bilang gitu sambil ngeliat gue!!" Bentak Reva masih kesal.
"Gue emang ngeliat Lo pas bilang gitu, tapi gue juga ada alasannya" kilah reno.
"Apa alasannya?!" tanya Reva masih dengan nada yang tinggi.
Akhirnya Reno pun menjelaskan semuanya.
"Jadi, tadi tuh Reza bilang sama gue kalau Lo lagi ngeliatin dia, nah dia nanya ke gue kalo dia harus ngapain ketika Lo terus ngeliatin dia, jadi gue akhirnya ngeliat kearah Lo, trus pas gue ngeliat ke arah Lo gue tau kalo Lo itu lagi ngeliatin gue, bukan ngeliatin si Reza,,, itu makannya gue ngomong konyol ke dia, karena gue ngerasa dia kepedean banget kalo Lo lagi ngeliatin dia" jelas Reno kepada Reva.
Setelah Reno berkata begitu, reva pun langsung menatap kearah Reza, diamenatapnya tajam memberi perintah agar Reza berbicara.
"Emm gue tadi emang ngomong kaya gitu Rev hhe,," jawab Reza yang gugup sambil mengelus tengkuknya karena malu.
Tatapan Reva pun yang semula tajam menjadi malas ketika mendengar pengakuan Reza.
Reno yang melihat keadaan sepertinya sedang menguntungkannya pun tidak diam saja, dia lantas berbicara.
"Nah kan Za, kata gua juga apa dia itu lagi ngeliatin gua bukan lu" ujarnya dengan suara yang agak kencang.
Reva pun merasa agak malu, karena barusan reno memberitahu seisi kelas kalau dia sedang menatap Reno.
"Gu,,gue bukan lagi liatin Lo ya" sangkalnya agak gugup.
"Oh,,, terus kalo Lo ga lagi liatin gue, kenapa Lo bisa tau kalo gue ngomong konyol sambil liatin lu?" Sindir Reno sambil menyeringai.
"Ya karena gue,,guee," reva pun bungkam seketika, dia tidak bisa mengelak lagi.
"Ahhhhhhh,,dasar brengsek" umpat nya frustasi, dia pun pergi dengan menghentakkan kakinya, perasaannya sekarang sangat kesal sekaligus malu.
'Awas aja Lo, bakal gue bales Lo nanti' batinnya mengumpat.
Tolong kasih pendapat kalian tentang cerita ini guys