NovelToon NovelToon
Love Delayed Mas Santri

Love Delayed Mas Santri

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Pemain Terhebat / Romansa / Kontras Takdir / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

Sekuel Sincere Love My Husband.

"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.

"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.

Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.

Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.

Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 8 : Sebuah Teka-Teki

..."Apapun masalahnya, tidak akan memungkiri adanya luka di balik senyumannya. Sebab ada sebuah pertanyaan yang sulit untuk dipecahkan, serta ada masalah yang tidak bisa untuk diungkapkan."...

...~~~...

Azura terdiam, dia masih termenung memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh ustaz muda itu untuk terakhir kalinya sebelum pergi meninggalkannya sendiri.

"Apa maksudnya dari kata A Mahen berusan itu ya?" gumam Azura sembari menatap kepergian Mahen, sampai punggung laki-laki itu tidak terlihat lagi.

"Apa mungkin, A Mahen memiliki banyak tekanan, atau sebuah masalah yang tidak bisa ia ungkapkan? Mungkin saja begitu dan Azura harus bisa memecahkan teka-teki ini!" lanjutnya dengan begitu yakin, karena tidak mungkin seseorang berubah begitu saja.

Tidak lama dari itu, seorang wanita berhijab menghampirinya, dan segera mengajaknya untuk pergi dari madrasah itu.

"Azura, ayo cepat ke asrama, nanti keburu ada yang lihat kamu di sini bisa kena masalah sama Ustaz bahaya," ucap Winda---santri putri yang menemani Azura dari awal gadis itu datang ke Pondok Pesantren Darussalam.

"Iya ayo, ini Azura juga mau ke sana," balas Azura sembari berjalan bersama temannya itu menuju asrama putri.

****

Malam harinya, Mahen pergi ke rumah Kyai Harun. Ia datang ke rumah kakeknya atas panggilan dari Kyai Harun, karena ada yang ingin dibicarakan dengannya.

Kini laki-laki itu berada di dalam ruang tamu bersama kakeknya juga paman dan bibinya, semuanya berkumpul di ruang tamu untuk mendengarkan, apa yang akan Kyai Harun bicarakan kepada semuanya.

"Mahen, Kekek mau tanya kepadamu mengenai Azura. Gadis itu datang bersamamu kemarin dan Kakek mau tahu pasti sebab di balik datangnya ia ke mari," ucap Kyai Harun kepada sang cucu.

Mahen sejenak terdiam untuk memikirkan, apa yang akan dijelaskannya lebih dulu kepada sang kakek.

"Jadi, begini Kek. Azura itu kabur dari rumah Paman Ibrahim, karena dipaksa menikah dengan laki-laki yang tidak ia inginkan. Mungkin karena perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya, sehingga membuat Azura nekat untuk kabur dari rumahnya, meninggalkan pernikahan yang ia saja tidak dinginkan," jelas Mahen setelah sekian lama terdiam.

"Lantas, mengapa gadis itu bisa sampai di sini? Sedangkan dari Jakarta ke sini tidak dekat dan cukup jauh," tanya Kyai Harun yang belum tahu Azura datang bersama mobil.

"Azura datang ke sini bersama mobil pick up yang sering mengirim barang kebutuhan santri dari pesantren kita. Menurut sopir yang mengantarkannya ke sini, katanya Azura dikejar oleh orang jahat. Entah itu orang tuanya, atau pengawal yang mengejarnya sampai ia berada di depan mobil itu," jawab Mahen dengan apa yang ia ketahui.

"Jika memang begitu, sebaiknya kita telepon saja Ibrahim, karena ia akan mengkhawatirkan putrinya, sedangkan kita malah membiarkannya tetap di sini tanpa sepengetahuan dari Ibrahim dan Safa," ucap Kyai Harun kepada Mahen.

"Jangan dulu, Kek. Masalahnya, jika sampai kita membicarakan ini kepada Paman Ibrahim bisa saja Azura kabur lagi dari sini, sedangkan Kakek sudah berkata tidak akan mengatakannya kepada Paman Ibrahim soal keberadaannya di sini. Dan jika Azura kabur lagi, masalahnya akan makin panjang." Mahen pun berpendapat akan keputusan dari Kyai Harun.

"Jika memang kamu maunya begitu, Kekek serahkan urusan Azura kepadamu. Akan tetapi, dalam waktu dua minggu kamu harus tetap memberitahu Ibrahim atas keberadaan putrinya di sini," kata Kyai Harun kapada sang cucu yang membuat keputusan.

"Iya, Kek. Biar Azura dalam pengawasan Mahen selama dua minggu ini, karena Paman Ibrahim akan marah besar, jika tahu Azura berada di sini," seru Mahen kepada sang kakek.

"Sebaiknya telepon dulu dan kasih tahu dulu Ibrahim agar ia tahu dan tenang tentang putrinya. Akan tetapi, beritahu Ibrahim untuk tidak mencari keberadaan Azura dulu, dan jangan menghampirinya di sini sampai ada kabar dari kita, baru dia bisa datang ke sini," ujar Paman Azmi sang kakak dari Umma Arumi---ibu kandungnya Mahen.

"Benar itu kata Azmi, lebih baik beritahu dulu Ibrahim, karena ia akan cemas akan keberadaan putrinya itu," ucap Kyai Harun yang menanggapi usulan dari Azmi.

"Jika itu lebih baik, Mahen ikut saja apa yang terbaik," seru Mahen yang juga tidak masalah akan itu.

"Ya udah, kita hubungi saja Ibrahim dulu," ucap Kyai Harun dengan meminta Mahen untuk menghubungi pamannya yang di Jakarta itu.

...****************...

Di Jakarta, setelah satu hari Azura kabur dari acara pernikahan yang berantakan, karena sang mempelai wanitanya kabur dan tidak bisa ditemukan. Bahkan, sampai sekarang Abi Ibrahim dan juga Jibril masih mencari keberadaan Azura, sedangkan Ummi Safa sudah begitu khawatir akan keberadaan putrinya.

Malam hari seperti ini, Ummi Safa tengah berada di ruang tamu dan duduk di sofa bersama Abi Ibrahim, dengan memikirkan keberadaan sang putri yang tak kunjung ketemu. Bahkan, polisi pun tidak bisa menemukan keberadaanya di wilayah Jakarta.

"Abi, bagaimana dengan putri kita? Azura sudah hampir dua hari tidak pulang ke rumah. Apa kita melakukan kesalahan, karena telah memaksanya untuk menikah dengan Jibril?" ucap Ummi Safa kepada sang suami yang tengah menenangkannya dengan cara memeluk tubuhnya itu.

"Insya allah, putri kita baik-baik saja, Mi. Azura kan wanita yang begitu lincah, dia tidak akan mudah didekati oleh orang jahat, apalagi anak kita ini tidak akan pergi jauh. Mungkin awalnya kita salah telah mamaksanya menikah, tapi itu demi kebaikan Azura juga," sahut Abi Ibrahim kepada sang istri yang begitu cemas.

"Iya Bi, tapi Ummi sangat cemas akan keberadaan Azura. Polisi pun belum menemukan putri kita. Apa kita tanya saja kepada Alaska dan Arumi, serta meminta bantuannya?" tanya Ummi Safa kepada Abi Ibrahim yang mengusap kepalanya.

"Ide bagus, Abi mau telpon Alaska dulu. Bisa saja Azura berada di rumahnya, karena yang ia tahu adalah Mahendra," ucap Abi Ibrahim sembari mengeluarkan ponselnya dari saku baju.

"Langsung telepon saja, Bi. Alaska sama Arumi," ujar Ummi Saja yang tidak sabar ingin bertemu dengan putrinya.

"Iya, Ummi. Tunggu sebentar ya? Abi mau coba telepon dulu Alaska," balas Abi Ibrahim yang langsung menekan aplikasi hijau itu. Namun, belum sampai menelpon Alaska. Ada sebuah telepon masuk dari seseorang.

Driingg! Driingg!

Suara ponsel Abi Ibrahim berbunyi dan menandakan ada seseorang yang begitu dikenalnya menelpon dirinya.

"Ini Mahendra, Ummi. Belum juga kita menelpon Alaska, putranya sudah menelpon kita," ucap Abi Ibrahim kepada sang istri.

"Coba angkat saja Abi, mana tahu ada kabar mengenai Azura," kata Ummi Safa yang sudah mempunyai filing begitu.

"Iya, Ummi. Abi angkat dulu panggilannya." Abi Ibrahim pun segara menggeser tombol hijau itu untuk mengangkat telepon dari Mahen.

"Assalamualaikum, Paman."

Suara dari sebrang sana, setelah sambungan telepon itu terhubung kepada Abi Ibrahim, sehingga terdengar suara laki-laki yang keduanya kenal.

.

.

.

Bagaimana tuh Abi Ibrahim nanti tanggapannya, setelah tahu kabar Azura? Penasaran, kan? Berikan like sama komentar kalian yang banyak dulu ya! Jangan sampai kosong loh!

1
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
mampir kakk...
lanjut....
Seuntai Kata: Terimakasih banyak Kak, udah mampir. Semoga suka ya sama ceritanya. Ini sebentar lagi muncul bab barunya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!