Seorang wanita tiba-tiba terbangun dari tidurnya,kepalanya berdenyut sakit sekali seperti habis terhantam sesuatu yang besar.
" Tuan, nyonya sudah sadar!." ucap perajurit yang baru datang dan memberi tahu kabar tersebut kepada tuan nya.
" Selesaikan,lalu kita pulang." ucap Sang tuan .
Mereka pun menambah kekuatan untuk membunuh monster-monster yang masih tersisa dengan sekali tebasan,sesuai perintah sang Tuan Duke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyesakan
" Bagaimana kabarmu Cynthia?, apa kau baik-baik saja?." tanya seorang wanita yang menjadi tunangan putera mahkota, alias saudara tiri nya Cynthia.
Cynthia hanya tersenyum tipis ke arah tunangan sang putera mahkota, dalam hatinya di memuji paras cantik dari tunangan putera mahkota tersebut meskipun sebenarnya keduanya sama-sama cantik.
Namun mereka berdua memiliki daya tarik yang berbeda.
" Saya baik-baik saja Lady Bellinda, terimakasih atas pertanyaan anda." Ucap Cynthia dengan Formal.
Saat ini keduanya tengah bersama karena, Duke Vander sedang mengobrol bersama raja,ratu dan putera mahkota.
Seperti biasa keduanya pun menjadi pusat perhatian,si protagonis wanita dan si antagonis wanita sedang bersama dan terlihat mengobrol sehingga membuat para kaum bangsawan menajamkan telinga mereka.
Lady Bellinda menatap sendu ke arah Cynthia yang selalu berbicara formal padanya sejak tadi, sejujurnya dia benar-benar sangat menyayanginya sebagai saudara.
Dia pun juga tidak menduga jika sang putera mahkota lebih memilihnya dibandingkan Cynthia,padahal dia juga sudah beberapa kali menolak yang mulia putera mahkota.
Bellinda Orr adalah anak tiri Duke Ernest De Forest. Dulu Saat tahu ibunya menikah lagi Bellinda yang merasa kurang kasih sayang seorang ayah pun menyetujui nya pada saat itu, di tambah sang ibu juga berkata jika dirinya pun akan memiliki saudara perempuan yang cantik.
Bellinda sangat bersemangat saat tahu akan memiliki saudara, namun ketika dia dan ibunya datang ke kediaman Duke Ernest. Hanya Ayah sambung nya yaitu Duke Ernest lah yang menerima ia dan ibunya dengan baik, sedangkan saudari yang ia harapkan menunjukan ketidak sukaan nya pada dia dan ibunya.
Kebencian dari Cynthia saat remaja terus berlanjut semenjak Bellinda bersekolah di academic yang sama karena banyak yang memuji kecantikan dan kecerdasan serta sikapnya yang ramah.
Dan puncaknya saat yang mulia putera mahkota dengan terang-terangan menyatakan perasaan nya pada Bellinda didepan semua orang dan menolak Cynthia.
Saat itu Bellinda pun merasa sangat bersalah pada Cynthia, dan ia semakin khawatir karena mendengar kabar jika Cynthia pergi menggunakan kuda sendirian. apalagi saat pulang ke kediaman Duke Ernest, Bellinda juga mendapati kabar jika Cynthia tak pulang kerumah.
Barulah setelah satu Minggu kemudian, dia mendengar kabar dari ayah sambungnya jika Cynthia sudah menikah dengan Duke Utara. Kabar itupun beredar luas dikalangan bangsawan namun Bellinda merasa tidak percaya.
Dan saat ini, Bellinda menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri jika Cynthia De Forest memang benar-benar telah menikah dengan Duke Utara.
" Apakah kau tidak ingin pulang ke rumah?." tanya Bellinda.
" Saya sudah memiliki rumah Lady " jawab Cynthia dengan tersenyum kecil.
" Cynthia,emm maksudku Grand Duchess. Maukah anda datang berkunjung ke kediaman Duke Ernest sebelum anda pulang." pinta Bellinda.
Cynthia tampak terdiam memikirkan permintaan Bellinda, bukan nya tidak ingin namun Cynthia yang sekarang harus siap mental saat mengingat kenangan yang membuat dadanya sakit.
Saat ini saja berdekatan Dengan Bellinda membuat dadanya sesak, mungkin masih ada nya perasaan tak ikhlas dari Cynthia yang asli membuat Cynthia yang saat ini menempati tubuh itu turut merasakan nya.
" Saya tidak bisa berjanji Lady, tapi terimakasih anda sudah berkenan mengundang saya." ucapnya .
" Kalau begitu saya permisi sebentar.." sambungannya, Cynthia menunduk hormat lalu pergi begitu saja dari hadapan Bellinda, dia ingin menenangkan perasaan yang menyesak kan ini sebentar.
Kepergian Cynthia yang meninggal kan Bellinda yang masih mematung menatap kepergian nya membuat beberapa Lady-Lady bangsawan yang lain mendekatinya dan menanyakan apakah Bellinda baik-baik saja, atau apakah Cynthia mengucapkan sesuatu yang kasar.
Tapi Bellinda menjawab jika dirinya baik-baik saja dan Cynthia tak menyakitinya.
Kepergian Cynthia juga tak luput dari sepasang mata merah tajam yang sedari tadi mengawasinya. Saat melihat wanitanya pergi, Duke Vander pun mengundurkan diri dari hadapan Raja,Ratu dan putera mahkota dengan sopan untuk menyusul isteriny.
