Mata kecil itu berpendar melawan rasa bosan di tengah hiruk pikuk orang dewasa, hingga matanya berbinar melihat seorang gadis cantik, terlihat anggun dengan raut keibuan. Ini dia yang di carinya.
Kaki kecilnya melangkah dengan tatapan tak lepas dari gadis bergaun bercorak bunga dengan bagian atas di balut jas berwarna senada dengan warna bunga di gaunnya.
Menarik rok gadis tersebut dan memiringkan wajah dengan mata mengerjap imut.
"Mom.. Kau.. Aku ingin kau menjadi Mommyku.."
"Anak kecil kau bicara apa.. Ayo aku bantu mencari Ibumu.."
"Tidak, Ibuku sudah tiada, dan aku ingin kau yang menjadi Mommy ku."
"Baiklah siapa namamu?."
"Namaku Daren, Daren Mikhael Wilson aku anak dari orang terkenal dan kaya di kota ini, jadi jika kau menikah dengan Daddyku kau tidak akan miskin dan akan hidup senang."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TW 7: TIDAK!!!
Tuan Willy adalah pria yang tampan, mapan dan berkarisma, nyaris sempurna dan tentu saja membuat semua wanita menginginkannya.
Daren benar, ayahnya kaya dan jika Isa menikah dengannya dia tidak akan hidup susah, tapi sayang sekali Isa tidak bermimpi sekalipun untuk menjadi istrinya.. TIDAK.
Isa bukan orang susah, dia tidak miskin dan dia juga tidak haus perhatian dari pria tampan, atau ingin terlihat hebat karena bisa menaklukan pria tampan nan dingin itu.
Tentu saja kebanyakan dari mereka ingin itu.. Karena rata- rata yang mendaftar jadi kandidat istri Willy bukan dari kalangan bawah, justru semuanya dari kalangan atas, putri mentri, putri pengusaha, model papan atas, bahkan selebriti ikut berbondong- bondong mendaftarkan diri..
Dan mereka semua punya tujuan masing- masing, dari yang murni karena cinta hingga demi kekuasaan dan uang.
Lalu bagaimana dengan Isa..
Isa menghela nafasnya, dia terpaksa mengisi formulir itu agar bisa bertemu dengan tuan Willy secara langsung lalu membicarakan kerjasamanya, dan selesai. Isa tak menginginkan kencannya sekalipun tapi jika itu bisa membuat Isa bertatap muka dengan tuan Willy akan Isa lakukan. Tapi jika begini akan jadi apa akhirnya.
"Bukankah aku mengatakan akan menghubungimu, masih ada beberapa kandidat lagi yang lebih dulu mendaftar.." Isa melipat bibirnya ke dalam. "Anda harus menghormati mereka juga Nona.."
Isa mengepalkan tangannya asisten tuan Willy ternyata lebih menyebalkan dari Willy.
Isa berdehem "Begini tuan, bisakah aku batalkan saja pendaftaran ku," Isa tersenyum "Lagi pula aku sudah tidak berniat menjadi teman kencan tuan Willy.." Piter tertegun, sedangkan Willy mengangkat alisnya.
Ini yang pertama dalam sejarah Willy di tolak, biasanya tuannya itu yang membuat para wanita menangis karena telah di tolak..
"Jadi bisakah aku pergi sekarang.." Isa akan pergi namun lagi- lagi Daren mencegahnya, matanya kini berkaca- kaca..
Daren si bocah cerdik itu tahu dan mengerti apa yang ketiga orang dewasa itu katakan, dia yang punya kepintaran di atas rata- rata itu tahu jika sang Daddy sedang mencari istri sekaligus Ibu untuknya, dan mengetahui jika Isa juga ikut mendaftar membuat Daren senang, tapi sekarang Isa akan membatalkan pendaftaran bukankah itu buruk..
"Tidak mau, aku mau Mommy ku.. Huaaa.." Daren menangis kencang, sampai- sampai Willy dan Piter terkejut di buatnya.
Daren tak pernah menangis seperti itu, Daren akan marah, dengan tidak bicara seharian atau mengurung diri jika dia sedang marah, bahkan jika sedang bersedih sekalipun Daren memilih menangis tanpa suara, tapi lihatlah kali ini dia menangis seperti anak kecil pada umumnya, tangisan yang pilu dan menyedihkan.
"Astaga, apa yang kau lakukan..?" Isa berjongkok saat Daren menggelepar di lantai dengan memegang kakinya.
"Tidak, Mom. Kau tidak boleh pergi..Hiks... Hiks.."
"Tidak boleh.. Tidak, boleh.." Suara Daren begitu parau..
"Oke, oke.. Tenanglah sekarang bangun dan berhenti menangis." Isa memeluk Daren, mengusap punggung bocah itu.
Willy yang masih syok melihat itu pun kembali tercengang saat Daren mengedipkan matanya di balik punggung Isa.
Astaga.. Bocah itu sedang berperan.
Piter dan Willy saling pandang, lalu Willy menghela nafasnya seraya mengangguk.
Dan akhirnya Piter bisa bernafas lega sekarang, tuannya kini sudah menemukan kandidat terbaik untuk berkencan dengannya, tepatnya berkencan dengan Daren, karena dia akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan Daren. Dan tentu saja sudah dia bilang semua keputusan ada di tangan Daren.
...
"Apa yang kau lakukan Nak?"
Willy bersedekap menatap Daren setelah Isa pergi. dengan bujukan Isa, akhirnya Daren membiarkannya pergi, dengan janji Daren boleh menginap malam ini di kamar hotel Isa.
"Apa?"
"Jangan berlagak bodoh," Willy menghela nafasnya, "Kau sengaja mencari perhatiannya..?"
"Mom, sangat baik dan cantik.."
"Dia bukan Mommymu..."
"Tapi akan segera menjadi Mommyku."
"Dad, belum setuju.." Daren memicingkan matanya.
"Aku ingin Mom Isa, aku tidak mau perempuan genit yang hanya bisa menempelkan dadanya padamu." Willy menelan ludahnya.
"Kau tidak tahu apa dia baik atau tidak.. Bagaimana jika dia wanita yang buruk."
"Mom Isa baik.."
"Darimana kau tahu?"
"Aku merasakannya.. aku suka dia saat sedang tersenyum padaku.." Willy tertegun.
"Bagaimana jika dia tidak menyukai Daddy.." Daren mendongak, lalu mengerjapkan matanya "Sepertinya dia juga tidak tertarik untuk menikah dengan Daddy.."
"Kalau begitu buat dia menyukaimu.."
....
