Steven Permana adalah seorang CEO yang mempunyai seorang anak yang bernama Grace,.
Grace ini gadis cantik yang tidak diharapkan oleh ibu kandung nya hingga dirinya emosi dan menyebabkan Grace tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
Kemana pun Steven pergi Grace selalu di bawa nya, hingga dalam pertemuan bisnis nya Steven bertemu dengan seorang wanita yang pandai bahasa isyarat hingga Steven menyetujui kerja sama itu.
Mau tahu kisah selanjut nya.
Kuy intip karya ku yang kesekian kali nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bosan
Fajar mengantarkan Raya ke kantor nya, karena tadi Raya di jemput oleh Fajar, jadi dirinya tidak membawa mobil.
Sebelum keluar dari mobil Fajar mau mencium bibir Raya tapi Raya menghindar hingga yang kena hanya pipi Raya.
"Sayang, sekali saja aku ingin mencoba di bibir." ucap Fajar dengan wajah memohon nya.
"Sabar mas, nunggu kita halal dulu baru akan aku serahkan semua nya, bukan hanya bibir ini tapi semua yang ada pada diriku akan menjadi milik kamu." ucap Raya sambil tersenyum.
"Tapi kan masih lama sayang, aku mau nya sekarang." Fajar terus berusaha untuk mendapatkan sebuah ciuman di bibir Raya.
"Memang nya mas kapan mau melamar aku? lama dan sebentar nya itu tergantung dari diri mas, kalau mas secepat nya melamar aku dan kita menikah, maka akan cepat juga aku menjadi milik kamu." ucap Raya lalu keluar dari mobil Fajar.
Fajar menatap kesal Raya lalu pergi meninggalkan Raya tanpa ada kata pamit sekali pun.
"Aku bosan pacaran seperti ini, tapi aku sangat mencintai kamu, aku penasaran sama kamu Raya, tapi kalau untuk menikahi kamu aku tidak bisa, karena orang tua aku ngga bakalan menyetujui nya.." gumam Fajar sambil mengemudi.
Orang tua Fajar menginginkan punya menantu yang dari kalangan atas dan berkelas, sedangkan Raya hanya dari kampung dan dari keluarga biasa saja.
Fajar sudah beberapa kali mengatakan kepada orang tua nya kalau dirinya sangat mencintai Raya, tapi mereka malah mengancam akan mencabut semua fasilitas Fajar.
Sesampai nya di kantor Fajar segera menyelesaikan pekerjaan nya, dia ngga jadi lembur karena pikiran nya lagi ngga mood.
"Mending aku pergi ke club, biar bisa huppy fun dan ngga kepikiran Raya lagi." gumam Fajar lalu membereskan meja kerja nya.
*
*
Kini Steven lagi ada di club dengan Selena, sebelum berangkat Steven melakukan panggilan video dengan Grace dan bilang kalau dirinya harus lembur karena banyak kerjaan.
Kerlap kerlip lampu di dalam ruangan dan suara gemuruh music yang kencang membuat yang mendengar kan nya seakan ingin sekali menggerak kan tubuh nya.
Bau alkohol menyengat seakan-akan sudah mendarah daging dengan hidung mereka.
Selena ngajak Steven duduk dan memesan minuman yang kadar alkohol nya tinggi.
Selena akan membuat Steven mabuk dan membawa nya masuk ke kamar yang ada di club tersebut.
Club tersebut menyediakan kamar untuk orang yang mau menginap atau sekedar melampiaskan hasrat nya.
"Sayang dance yuk?" ajak Selena yang terus-terusan bibir nya ngga jauh dari pipi dan bibir Steven.
"Ngga ah malas." ucap Steven lalu menenggak minuman nya.
"Masa kita hanya duduk diam begini sih sayang, ayo lah kita menari sebentar saja." Selena tidak menyerah dia terus membujuk Steven agar mau dance bersama nya.
Steven pun bangun dari duduk nya karena tangan nya di tarik Selena, tapi begitu baru mau melangkah kan kaki nya, suara ponsel nya berdering membuat Selena kesal.
*
*
"Sayang ayo tidur nak." ajak bu Maria membujuk Grace yang masih berdiam diri duduk di ruang keluarga.
"Tidak nenek, aku mau menunggu papah sampai pulang."
"Tapi papah kamu pulang nya pasti malam sayang, papah kan lagi lembur."
Grace terdiam, perasaan nya ngga tahu kenapa merasa ngga enak dengan papah nya.
Karena sudah terlalu malam dan bu Maria pun sudah ngantuk, akhir nya bu Maria menghubungi Steven agar cepat pulang.
"Nak kamu dimana?" bu Maria memasang telinga nya baik-baik, dia mendengar suara musik yang sangat kencang.
"Stev, jangan bilang kamu lagi di." ucap bu Maria, Bu Maria tahu Steven sedang berada di mana, dia mendengar suara musik yang sangat kencang yang sangat memekak kan telinga nya.
"Iya mah, maaf barusan berisik." ucap Steven yang sudah pergi keluar agar tidak berisik.
"Sekarang juga kamu pulang, kalau tidak Grace akan menunggu kamu semalaman, dia ngga mau tidur dan ngga mau masuk kamar, dia akan menunggu kamu semalaman sampai kamu pulang, bagaimana kalau dia sakit." ucap bu Maria sedikit kesal dengan Steven.
"Iya mah, sekarang aku pulang." Steven memutuskan panggilan nya lalu masuk dan menghampiri Selena.
"Sayang, kita pulang." ajak Steven pada Selena.
"Apa! Mas, kita baru juga beberapa menit duduk di sini masa kita harus pulang lagi." ucap Selena.
"Aku di hubungi mamah barusan, katanya Grace menunggu aku pulang."
"Grace lagi Grace lagi, kamu selalu perduli dengan Grace tapi dengan aku tidak perduli sama sekali, aku juga butuh kamu malam ini." teriak Selena.
Mereka pun berdebat tanpa menghiraukan dimana mereka berada, karena semua yang ada di dalam club pun tidak mendengar perdebatan mereka akibat suara musik yang kencang.
"Ya sudah kalau kamu memang ingin masih di sini, aku pulang karena Grace menunggu ku." ucap Steven lalu pergi meninggalkan Selena sendirian.
"Stev, tunggu Stev jangan pergi, argh." teriak Selena, tapi Stev tidak memperdulikan nya dan terus melangkah keluar dari club.
Selena terus menenggak minuman nya tanpa henti.
"Cukup, jangan minum lagi, kamu sudah mabuk." ucap seseorang sambil menyentuh bahu Selena.
"Biar aku mabuk malam ini, aku ingin melampiaskan semua nya, dia pergi dan tidak memperdulikan aku." ucap Selena dalam keadaan yang sudah mabuk.
Fajar melihat Selena yang sudah mabuk pun berinisiatif membawa nya pulang, karena akan bahaya kalau seorang wanita cantik pulang malam-malam begini.
"Mau kamu bawa kemana aku?" tanya Selena sambil sempoyongan.
"Saya antar pulang kamu." ucap Fajar.
"Tidak aku tidak mau, aku mau dance." sambil sempoyongan Selena masuk keruang dance, dia meliuk-liuk kan tubuh nya, dia melepaskan kekesalan nya di lantai dance.
Fajar yang memang sudah mabuk mengikuti Selena dan ikut meliuk-liukkan badan nya.
Fajar memang mabuk, tapi tidak seberat Selena mabuk nya.
Mereka berdua meluapkan semua kekesalan pada diri mereka sampai tengah malam.
Karena di rasa Selena sudah lelah, dia pun kembali ke meja dan menenggak minuman nya kembali.
"Ayo saya antar pulang." ajak Fajar sambil meraih Selena yang hampir terjatuh.
"Mas, aku butuh kamu malam ini, kenapa selalu Grace yang kamu perdulikan." Selena mulai tidak terkontrol akibat mabuk.
Selena menatap Fajar lalu mendekatkan bibir nya, yang ada di bayangan Selena pria di depan nya kini adalah Steven.
Kenyal dan manis nya minuman terasa di bibir Fajar, Fajar yang memang ingin merasakan ciuman di bibir pun kini merasakan nya tapi bukan dengan Raya melainkan dengan wanita yang baru dia temui.
Selena terus menggerak kan bibir nya hingga Fajar pun membalas nya.
