Diperlakukan bak seorang ratu oleh suaminya, membuat Mentari percaya bahwa tidak akan pernah ada orang ketiga di rumah tangganya.
Namun, kenyataan seolah menamparnya dan membuat ia sadar, bahwa ia hanya dimanfaatkan bukan diinginkan.
Pria yang sangat ia cintai dan sangat dipercaya sepenuhnya oleh wanita itu, kini berhubungan dengan wanita lain, dan hanya menganggap dirinya sebagai istri pajangan.
Jika menyerah karena dikhianati, itu bukan putri Devan namanya, Mentari yang merasa kecewa, ia memilih mencari seorang pria yang mau menemaninya tidur layaknya seorang suami pada istrinya, hingga hubungan terlarang itu membuat Mentari hamil dengan selingkuhannya tersebut.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Ikuti yuk karya Author ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tufa_hans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerja sama
"Apa keuntunganku jika saya menerima kerja sama dengan Anda, Tuan?" tanya Gala seraya menatap Devan dengan wajah seriusnya.
"Banyak. Kamu bisa membatalkan pertunanganmu dengan bukti dariku!" ucap Devan.
Gala terkejut mendengar ucapan Devan, ia tidak menyangka bahwa pria paruh baya itu lebih menyeramkan dari apa yang dia pikirkan.
"Anda bahkan tahu segalanya tentangku, apa Anda punya indra ke 6? Tidak, tidak! Aku tidak percaya dengan hal itu, pasti Anda memata-mataiku!" Gala menatap Devan penuh curiga.
"Aku bukan ingin memata-mataimu, tapi kamu dan orang-orang di sekitarmu berhubungan dengan putriku. Bahkan tunanganmu adalah salah satu orang yang membuat putriku hancur."
"Apa maksud Anda, Tuan?" tanya Gala yang masih belum paham maksud dan tujuan Devan.
"Aku tidak punya maksud apa-apa, seperti apa yang kukatakan tadi, aku hanya ingin mengajakmu kerja sama!" ucap Devan.
Gala terus berpikir untuk mencari jawaban dari setiap ucapan Devan, namun ia tidak menemukan jawaban apapun, semakin Gala berpikir maka semakin buntu lah pikiran pria itu, akhirnya ia memilih untuk mendengarkan ucapan Devan hingga ia benar-benar bisa mengerti.
"Kerjasama untuk apa? Aku belum paham dengan maksud Anda, Tuan! Jika Anda hanya menginginkan Demian keluar dari perusahaanku, aku bisa mengaturnya, dan menurutku itu bukanlah bentuk kerjasama!" ucap Gala yang masih menatap Devan dengan wajah bingungnya.
"Tidak, aku tidak ingin membuat dia keluar dari perusahaanmu, tapi aku mau Demian sadar betapa berharganya putriku setelah di sia-siakan, aku ingin dia hancur bukan hanya dari segi materi tapi melebihi itu," ucap Devan.
Gala yang mendengar ucapan pria paruh baya itu kini semakin menatap Devan dengan wajah seriusnya.
"Terus bentuk kerjasamanya seperti apa, Tuan? Bukankah yang dikatakan kerjasama adalah saling menguntungkan satu sama lain?" tanya Gala seraya menaikkan sebelah alisnya.
"Kamu bisa mendapatkan bukti semua tentang Tunanganmu, sementara aku bisa mendapatkan kebahagiaan putriku." Devan menatap Gala tanpa mengalihkan tatapannya sedikitpun.
"Bukti tentang perselingkuhan tunanganku? Kenapa Anda bisa tahu bahwa aku mencari bukti itu?" tanya Gala dengan wajah yang semakin bingung.
"Jelas aku tahu, karena tunanganmu adalah istri kedua Demian." Devan tersenyum tipis.
Jedduarrr ...
Gala begitu terkejut mendengar ucapan pria paruh baya itu, namun ia sangat tahu siapa Devan?
"Tidak, tidak... Anda jangan bercanda Tuan!" Gala menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menyangkal.
Devan pun meletakkan amplop yang ia bawa di meja kerja Gala, hingga membuat Gala reflek ingin mengambil amplop tersebut.
"Eits ... Tunggu!" Devan menarik amplop itu kembali.
Tangan Gala ditarik kembali. "Ada apalagi Tuan?" tanya Gala dengan alis yang bertaut.
"Bagaimana dengan kesepakatan kita?" tanya Devan.
"Katakan, apa yang harus aku lakukan untuk Anda? Anda tidak mungkin menginginkan harta dariku, karena Anda lebih mempunyai segalanya," ucap Gala.
Devan pun tersenyum tipis. "Aku ingin kamu menikahi putriku!"
Deg
Gala begitu terkejut mendengar ucapan Devan hingga ia reflek berdiri dan menatap Devan tajam. "Anda jangan gila, Tuan!"
"Bukankah Anda sudah tahu bahwa putri Anda masih bersuami? Maaf Tuan, saya tidak mungkin mengikuti kegilaan Anda!" tolak Gala.
"Bukankah kau datang ke Indonesia memang untuk mencariku, selain mencari tahu tentang tunanganmu?" tanya Devan.
Gala bungkam, perlahan ia kini kembali duduk di kursi kerjanya sambil menatap Devan dengan kening yang mengerut.
"Aku bisa membalas budi dengan cara yang lain, Tuan! Tapi jangan minta aku menikahi putrimu yang sudah menikah, karena aku tidak ingin menjadi penyebab hancurnya rumah tangga anakmu," jawab Gala.
"Apakah aku memintamu untuk menikahi putriku sekarang? Tidak, 'kan? Aku bilang seperti itu, karena kau sudah pernah tidur dengan putriku."
"Tapi itu bukan ... "
"Iya, aku tahu itu semua bukan hanya kesalahan kamu, tapi itu kesalahan putriku. Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyentuh putriku apalagi menyakitinya." Devan mengepalkan tangannya perlahan.
"Terus kenapa Anda diam saja, jika Anda tahu bahwa putri Anda dikhianati selama ini?" tanya Devan yang juga masih memasang wajah datar tanpa ekspresi.
"Tidak, aku tidak diam saja! Mentari mengetahui semuanya itu karena aku. Aku bukanlah orang yang ceroboh yang langsung mengatakan kebenaran tanpa sebuah bukti," ucap Devan.
"Jika kamu tidak bisa menikahi putriku setelah bercerai nanti, maka lupakan saja tentang amplop ini!" Devan menarik amplop tersebut sambil mencoba meremasnya perlahan.
"Saya tahu Anda mempunyai rencana lain yang disembunyikan dariku, Tuan! Tapi Baiklah, saya setuju! Satu lagi, saya tekankan pada Anda bahwa saya hanya ingin menikah satu kali, jadi jangan salahkan saya, jika saya tidak akan bisa melepas Mentari nanti."
pemeran utama wanita (istri) bebas selingkuh bahkan membiarkan tubuhnya dijamah pria lain itu bukan kesalahan
sedangkan suami selingkuh adalah kesalahan paling fatal
*pelakor adalah wanita hina dan laknat sedangkan pebinor adalah lelaki sejati
kalian bangga dengan pemikiran munafik kayak gini yang kalian bawa kedalam novel kalian, miris
awal awal aja yg indah