Jebakan dari seseorang yang tidak dikenal, membuat Starla terjebak malam panas dengan seorang pria asing. Starla pikir semuanya hanya sekedar hubungan one night stand saja. Sebaliknya, masalah ini malah berbuntut panjang ketika Starla mengetahui dirinya hamil. Dan Starla juga dibenci tunangannya karena hal ini, dia kehilangan pria yang dicintainya.
Lantas, Starla lalu mencari ayah dari bayinya untuk menuntut pertanggungjawaban. Namun, niatnya urung saat mengetahui siapa ayah dari bayinya. Seorang pria berusia 18 tahun, Arsaka Delando yang sudah memiliki kekasih, dia juga adalah salah satu siswa di sekolah tempatnya melakukan PPL.
Akankah Starla memberitahu kehamilannya pada Saka? Apakah Saka akan bertanggungjawab saat tau Starla mengandung bayinya? Ataukah dia memilih fokus pada masa remajanya yang masih senang-senangnya bermain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Gak akan tanggung jawab
Sikap Saka dan ucapan pria yang terkesan kasar dan frontal itu, sontak membuat Starla ilfeel. Dia mengernyitkan keningnya, matanya menyorot tajam pada Saka. Bisa-bisanya dengan mudah pria itu meminta maaf dan langsung menanyakan kehamilannya?
"Jawab gue. Bener Lo hamil dan itu anak gue?" tanya Saka dengan wajah angkuhnya yang membuat Starla ingin mencakar cakar wajah itu. Sialnya, wajah pria ini sangat tampan.
"Kalau gue bilang iya, Lo mau apa? Tanggungjawab?" tanya Starla secara asal, diiringi senyum tipis dibibirnya.
"Nggak, gue gak akan tanggung jawab. Ini salah Lo, karena Lo yang udah godain gue duluan," cetus Saka egois. Sejak awal ia sudah menekankan pada dirinya sendiri, ia tidak akan bertanggungjawab bila terjadi sesuatu pada pasangan one night standnya itu.
Starla terbelalak kala mendengarnya, dari wajah Saka. Pria itu sama sekali tidak bercanda.
"Lo...jangan seenaknya bilang kalau gue ngegodain Lo! Dimana-mana, pihak cowok yang bertindak dan melakukan. Bukan pihak cewek! Jadi gimana gue godain Lo hah?" Starla yang kesal, lantas mendorong-dorong tubuh Saka dengan satu tangannya.
Saka memegang tangan Starla, menahan gadis itu untuk tidak mendorong tubuhnya lagi.
"Lo yang pertama cium gue, terus Lo yang godain gue. Lo naik ke atas tubuh gue, terus pegang-pegang gue. Wajar kan kalau gue terangs*ng? Gue cowok normal....Dan nggak semua pihak cowok salah kok, kalau pihak ceweknya nggak murahan." ketus Saka dengan senyum iblisnya dan membuat Starla muak. Pria itu sama sekali tidak berniat minta maaf atau sekedar merasa bersalah.
Plakk!
Dan Starla melayangkan tangannya ke wajah Saka dengan keras.
"Siapa yang Lo bilang murahan hah?" sentak Starla emosi.
'Aku emang nggak ingat kejadian malam itu. Tapi aku nggak mungkin godain dia kan?' Starla membatin.
"Lo punya gangguan pendengaran ya? Lo nggak denger emang?"
Sial, bocil didepan Starla ini sangat menyebalkan. Setiap kata-katanya seperti sambal yang pedas. Dia pikir apa Starla tidak sakit hati dengan apa yang dikatakannya?
"Denger ya! Kalau Lo nggak berniat minta maaf, atau merasa bersalah. Buat apa Lo ngajak gue ngomong? Denger ya bocil belagu, gue juga nggak akan minta pertanggungjawaban Lo! Bayi ini, bakal gue besarin sendiri. Dan lagian, bocil kayak Lo...nggak pantas buat jadi ayah dari anak ini!" cetus Starla emosi sambil memegang perutnya sendiri. Dia meringis dengan sikap kekanakan Saka. Bukannya minta maaf, pria itu malah menghinanya.
"Bagus. Gue juga nggak peduli." ucap Saka dengan senyuman dinginnya.
"Sumpah Lo nyebelin banget," tukas Starla sakit hati dengan penolakan ini. Tapi sungguh, dia tidak akan mengemis tanggungjawab dari pria modelan Saka.
"Yes, its me." akui Saka tanpa tahu malu. Tanpa peduli bagaimana perasaan Starla.
"Kalau anak ini sudah lahir nanti, atau bahkan sudah besar. Gue nggak bakal ngakuin Lo sebagai ayahnya, dia juga nggak bakal ngakuin Lo sebagai ayahnya."
"Oh...nggak apa-apa tuh. Nggak masalah. Cuma saran gue, Lo jangan banyak nonton sinetron ikan terbang. Jadi halu kan?" sindir Saka halus dan menusuk hati Starla.
"Sialan!" umpat gadis itu kesal. Dia mengepalkan tangannya menahan kesal.
"Inget, Lo nggak boleh minta pertanggungjawaban gue dan orang-orang gak boleh tau tentang hal ini. Termasuk cewek gue," peringat Saka pada gadis itu. Starla lagi-lagi dibuat gemas dan kesal dengan ucapan Saka yang seperti bom tersebut.
"Tenang aja! Gue nggak akan ngomong apapun. Dan kalau di sekolah, kita pura-pura saling nggak kenal aja!" tegas Starla sambil menahan air matanya. Starla menang tidak berharap tanggungjawab dari Saka, tapi ditolak secara terang-terangan seperti ini membuat harga dirinya sebagai wanita terinjak.
"Bagus. But, kalau Lo mau minta uang buat pertanggungjawaban gue, Lo boleh minta. Tapi enggak dengan menikah!" cetus Saka sombong.
Starla berusaha tersenyum. "Oke, nanti gue bakal minta uang sama Lo kalau gue butuh, buat gugurin kandungan ini." jawab Starla asal, lalu ia pun melangkah pergi dari sana dengan kesal.
Ucapan Starla tentang menggugurkan kandungan, membuat Saka terusik. Jantung Saka berdebar dengan ucapan Starla.
"Dia pasti gak serius kan? Ah...lagian janin itu cuma titik kecil didalam rahim, nggak ada apa-apanya." gumam Saka sambil menundukkan kepalanya. Damn! Jangan sampai ia kepikiran ucapan Starla. Dia memutuskan untuk tidak peduli, bukan?
****
Di sebuah pusat perbelanjaan mewah kota itu, ruang Presdir. Terlihat Bisma sedang berkeliling melihat mall tersebut dengan beberapa orang kepercayaannya, untuk mengecek keadaan mall. Bisma adalah seorang pengusaha, dia mengelola mall yang diberikan oleh ayahnya. Bisma adalah pengusaha muda, cerdas dan berasal dari keluarga kaya. Tidak seperti Starla yang berasal dari keluarga biasa saja dengan ayah yang seorang nahkoda.
Setelah putus dengan Starla, Bisma menyibukkan dirinya dengan bekerja. Tapi tetap saja, hal itu tidak membuat Bisma melupakan Starla semudah itu. Bahkan seringkali ia melihat foto Starla yang masih ada di dompetnya. Dimana Starla masih mengenakan seragam SMA dan saat itu dia sedang kuliah di luar negeri. Hubungan Starla dan Bisma sudah berjalan 3 tahun.
"Rencananya tahun ini aku akan melamarmu Star, tapi...rupanya tuhan tidak berkehendak lain." gumam Bisma saat ia berada di ruangan kantornya seorang diri. Dia memandangi foto cewek imut yang berkacamata dengan rambut diikat satu, dan tampak tersenyum disana. "Kenapa kamu tega sama aku Star?"
Tok, tok,tok!
Pintu ruangan itu diketuk dari luar dan membuat Bisma melihat ke arah pintu.
"Siapa?"
"Ini saya Andi, pak Presdir!" sahut Andi dari luar sana.
"Masuk!" ujar Bisma.
Tak lama kemudian, pintu ruangan itu pun terbuka. Terlihat seorang pria berkacamata menghampiri Bisma, dia adalah Andi sekretaris Bisma. Andi mengatakan bahwa Vita datang lagi untuk menemuinya.
"Kenapa dia lagi?" Bisma gusar, ia memijit keningnya. Akhir-akhir ini Vita sering mendatanginya dengan alasan karena orang tuanya yang meminta.
Jika bukan karena papa berteman baik dengan papanya Vita. Aku pasti menolak dia. Lagian dia kenapa sih selalu mendekatiku sejak aku putus dengan Starla? Apa jangan-jangan dia....
"Biarkan dia masuk!" ujar Bisma pada sekretarisnya itu.
"Baik pak!"
Andi membungkukkan badannya dengan hormat, sebelum dia pergi meninggalkan ruangan itu. Tak berselang lama kemudian, Vita memasuki ruangan itu sambil membawa kotak bekal ditangannya. Gadis itu tersenyum manis, bahkan pakaian dan riasannya bisa terbilang berlebihan. Bisma jadi nethink dibuatnya.
"Hai kak Bisma! Aku bawain makanan buat kakak loh. Kita makan siang bareng yuk?" ajak Vita sambil duduk di kursi yang ada di depan tempat duduk Bisma, padahal gadis itu belum dipersilahkan untuk duduk di sana.
"Vita." panggil Bisma dengan wajah dinginnya.
"Iya kak? Ada apa?" tanya Vita dengan suara lembutnya.
"Apa kamu ada rasa sama aku?" pertanyaan Bisma, membuat Vita tercekat dan langsung menatap pria tampan itu. Namun disisi lain, Vita bingung mau menjawab apa.
...****...
Hai Readers, ini hari Senin loh ☺️yuk vote, gift,komen ke karya author 🤭🤭
saka pun wajar labil di usianya krn rasa iba.
berharap tetap bersama...
Sampai" saya senyum" sendiri saat baca bagian Saka dan Starla😂🤭
Apa lagi bagian Gina sama om Adrian🤣🤭🤭