Anandi, gadis yang di anggap mati oleh ayah nya, hanya karena satu kesalahan yang tidak di sengaja.
Karena kesalahan itu lah membust mereka selalu bersama.
Akan kah kebersamaan itu membuat mereka saling jatuh cinta.
Mari kita ikuti kisah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali bekerja
Dua hari sudah berlalu, Andini dan Kaizal memutus kan akan tetap tinggal di rumah itu, toh mereka juga dudah menikah jadi tidak perlu lagi tinggal terpisah.
Hari ini Andini akan kembali bekerja, dia akan menjalani runiritasnya seperti biasa.
Aku berangkat dulu,! makanan mu sudah aku siap kan, " ucap Andini berpamitan sekaligus memberi tahu pada Kaizal.
Tidak ada jawaban, Andini ahirnya pergi saja. Saat ia keluar, bertepatan dengan Ayah Raja juga keluar dari rumah, karna mereka berdua memeng sering berangkat bersama.
Andini memperhatikan Ayah nya, ingin rasa nya ia berlari kepelukan Ayah nya ntapi ia tidak punya keberanian untuk saat ini.
Sedangkan Ayah Raja tidak menghiraukan Andini yang sedang memperhatikan nya.
Ayah!
Clara datang berlari mengrjar ayah nya.
"Ada apa sih Cla?, " tanya Ayah Raja pada Clara.
"Nanti Ayah jangan pulang teerlambat ya, " pinta Clara.
"Memang nya ada apa?, tanya Ayah lagi.
"Tuhkan Ayah pasti lupa!, sore nanti kan Andra dan Mama Papa nya akan datang melamar ku Yah, " jawab Clara mengingatkan Ayah nya.
Memm baik lah,! " balas Ayah Raja, setelah itu pergi berangkat ke kantor gubernur.
Melihat Ayah nya pergi, Andini juga pergi berangkat ke perpustakaan.
Sampai di tempat kerja nya, ia masuk dengan terburu-buru.
Braakk
Aduh!
Pekik gadis itu.
Ya walaunpun dia sudah berstatus istri, tapi dia tetap gadis.
"Maaf pak, aku tidak sengaja, " ucap Andini pada orang yang ia tabrak.
"Tidak apa-apa Nak, " balas orang itu.
"Nama kamu Andini ya?, " tanya orang itu.
"Iya Pak, " jawab Andini memperhatikan orang yang ada di depan nya.
"Kenal kan, Nama saya Dentar,! Panggil saja pak Dentar, " ucap nya mengulur kan tangan nya.
"Baik Pak Dentar. "
Meski pun merasa heran, Andini tetap menerima uluran tangan Pak Dentar, setelah itu ia pamit pergi ke meja kerja nya.
"Tolong kalian jaga gadis itu!, aku tidak mau kalau dia sampai kenapa-napa!, " ucap nya menerintah kan orang yang tidak terlalu jauh dari nya.
"Baik Tuan, " patuh orang itu.
Setelah itu baru lah mereka pergi meninggal kan perustakaan itu.
"Hai Din, " sapa Fahri teman kerja Andini.
"Hai juga Ri, " balas Andini.
"Siapa pria yang Tadi?, " tanya Fahri yang melihat Andini bicara dendang seorang pria.
"Tah, aku juga tidak tau, " jawab nya saja.
"Gebetan baru mungkin, " timpal Reha ikut-ikutan.
"Iya, mungkin dia bosan mengejar Pak Zidan, jadi berpindah mencari Om Om, " tambah Kiran pula.
"Apaan sih Kalian!, aku bertanya pada Andini bukan pada kalian, " marah Fahri yang memang kurang suka melihat tingkah dua gadis itu.
"Oh oh, sekarang sudah ada tang membela nya ya, " ucap Reha menatap Fahri.
"Iya kan mereka bisa jadi pasangan sesama cupu dan berkaca mata besar, " timpal Kiran mengejek kedua nya. Lalu mereka berdua tertawa ter bahak-bawak.
Fahri pun terdiam, karna memang benar penpilan nya tidak jauh berbeda dengan Andini, hanya ia berani memantang Reha dan Kiran walau pun berujung terdian karna dua orang itu selalu menghina nya.
Sedangkan Andini tidak menghirau kan Reha dan Kiran, karna dia tau kedua gadis itu akan semakin menjadi-jadi jika di ladeni.
Andini malah melanjut kan pekerjaan nya, membuat Reha merasa geram karna sudah di cuekin oleh Andini.
"Hei gadis cupu, " geram Reha ingin menarik rambut Andini, tapi ada seseorang yang menahannya.
"Apa yang kau ingin lakukan, " ucap gadis tombay yang menahan tangan Reha.
"Siapa kau?!, " tanya Reha membentak.
"Aku, orang yang baru masuk kerja di sini, dan aku juga akan menjadi teman nya, " jawab nya enteng menghempaska tangan Reha lalu menunjuk Andini.
"Kau Be_. "
"Ya, aku berani!, dan aku tidak akan takut pada mu, " tantang gadis tomboy itu memotong ucapan Reha.
"Awas kau, " ancam Kiran menarik tangan Reha, karna ia melihat Zidan dari kejauhan.
Melihat Kiran dan Reha pergi, membuat Fahri bertepuk tangan dan mengacung kan dua jempolnya pada gadis itu.
"Makasih ya, tapi lain kali tidak usah membela ku, " ucap Andini merasa tidak enak, di tambah dia takut kalau gadis itu mendapat masalah, bisa jadi kenak pecat pula.
"Tidak mulai sekarang N…, Eh Kau akan menjadi teman ku, " ucap mya hampir saja ia salah bicara.
Ingat aku adalah teman mu, jadi panggil aku Jenny, " lanjut nya melihat Andini yang seperti kebingungan.
"Huh, baik lah Jenny, mulai sekarang kita teman, " bukan Andini yang bicara seperti itu, tapi Fahri.
"Baik lah, " balas nya lalu duduk di kursi nya.
Mereka pun melaksanakan pekerjaan masing-masing.
Sore hari nya, Andini sudah merapi kan buku-buku, setelah itu ia berasisp untuk pulang.
Saat keluar dari perpustakaan ia sudah melihat Kaizal ada di depan bersandar di mobil nya.
"Ada apa kau datang kemari?, " tanya Andini, ia mendekati Suami nya.
"Aku…."
Ucapan Kaizal terhenti, karna ia bingung ingin menjawab apa.
Andini mengerut kan kening nya, merasa bingung melihat Suami nya itu.
"A_aku ingin mengembalikan buku, " jawab Kaizal terbata.
"Lalu kenapa tidak masuk?, " tanya Andini lagi.
"A_aku lupa membawa buku yang kemarin aku ambil, " lagi-lagi Kaizal menjawab dengan terbata.
"Kalau gitu ambil saja buku yang kau ingin kan, besok akubyang akan membawa buku yang kau bawa kemarin, " ucap Andini memberi solusi.
"Tidak perlu, kita pulang saja, " tolak nya, malah mengajak Andini mulang
Kaizal menarik tangan Andini mengajak nya masuk ke mobil nya, setelah itu ia juga masuk dan menjalan kan mobil nya.
Di dalam mobil, Andini hanya diam tidak tau harus apa, ahirnya ia memandang ke arah luar dengan menurunkan sedikit kaca mobil nya.
Ekhem!
"Bagaiana mana harimu menyenangkan?, " tanya Kaizal memulai obrolan.
"Kurang baik!, ditambah lagi melelahkan, " jawab Andini tanpa melihat ke arah Kaizal.
"Kalau lelah tidak usah bekerja, " lanjut Kaizal menoleh pada Andini sebentar.
"Lalu aku mau makan apa jika tidak bekerja, " balas Andini kesal menatap Kaizal.
Kaizal pun balas menatap Andini, lalu menghentikan mobil nya secara mendadak.
Ciiitttt
Auw!
pekik Andini terkejut, untung saja Kaizal menahan nya.
"Apa yang kau lakukan?, " tanya Andini heran.
"Apa kau tidak lihat, aku menghentikan Mobil nya!, " jawab Kaizal.
"Aku tau, tapi kenapa harus mendadak, " lanjit nya seolah-olah menantang Kaizal.
"Kau sudah berani ya!, apa tadi yang kau ucap kan?, coba ulangi lagi!, " ucap Kaizal bertanya sekaligus memerintah Andini, dengan suara yang sedikit tinggi.
"Tidak aku hanya terkejut, " ucap nya menunduk.
Melihat itu Kaizal merasa bersalah, dia kembali melanjut kan perjalanan mereka.
Sebenar nya Kaizal hanya kurang suka dengan ucapan Andini, yang mengatakan dia akan makan apa jika tidak bekerja, entah mengapa ia merasa tersindir sebagai suami Andini, seolah-olah ia tidak sanggup memberi Andini makan, padahal apapun sanggup ia berikan.
Mohon maaf lahir batin semua 🙏🙏🙏
Maaf ya, mak baru bisa up sekarang karna mak lagi sibuk 🙏🙏🙏
Love you 💓💓💓💓💓💓💞💞💞💞💞💞💞💞
mantap Kaizal lindungin istrimu