Xuan Jian adalah putri yang terlahir dari selir kesayangan kaisar Wei Huang, namun memiliki nasib yang sangat buruk.
Dia bersama sang ibu, selir Xuan Yang diasingkan di sebuah paviliun yang paling buruk dan berada jauh dibelakang istana utama, dan hanya memiliki satu orang pelayan untuk mengurus seluruh kebutuhannya.
Semua orang begitu membenci keberadaannya karena dianggap pembawa sial, Xuan Jian terlahir saat gerhana matahari bersamaan dengan lahirnya putra permaisuri, namun naas sang pangeran kecil tidak bisa bertahan hidup, sehingga semua orang berfikir jika Xuan Jian lah penyebab dari semua kejadian buruk yang menimpa putra mahkota kekaisaran Jiahu itu.
Siapa yang menyangka setelah dia beranjak remaja, Xuan Jian menjelma menjadi seorang gadis yang sangat kejam, tak hanya itu...
Dia juga sangat membenci seluruh penghuni istana dan mulai membalas satu persatu orang yang telah menyakiti dirinya beserta sang ibu dengan tanpa belas kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 08
Selir Xuan Yang segera mempersilahkan para prajurit, untuk menggeledah tempat tinggalnya. Tak lupa dia juga membangunkan Xuan Jian yang hingga saat ini masih tertidur, dengan sangat lelap di kamarnya.
Gadis itu terlihat sangat kesal, karena merasa telah diganggu oleh para prajurit yang tiba-tiba saja memasuki kamarnya dan langsung memberantakan seluruh barang-barang miliknya. Akhirnya dia pun segera bangkit dari tempat tidur, dan mulai menyerang satu persatu para prajurit yang diperintahkan oleh permaisuri untuk mencari barang-barangnya yang hilang.
Bak! Buk!
Bak! Buk!
Bak! Buk!
Duagh...
Plak...
Plak...
Plak...
Pukulan, tamparan dan juga tendangan dilakukan oleh Xuan Jian pada para pelayan dan juga prajurit yang diperintahkan oleh permaisuri Xue Yi, dia benar-benar merasa sangat kesal dan terganggu dengan kehadiran mereka yang mengganggu waktu tidurnya.
Sepertinya Xuan Jian harus memberikan pelajaran yang setimpal, pada permaisuri bermuka dua dan tidak tahu diri itu, agar tak lagi berani mencari masalah dengannya.
"Dasar para prajurit bodoh! jadi seperti ini cara kalian? benar-benar sangat mengganggu! Apa kalian pikir gubuk bobrok ini bisa menampung harta permaisuri yang begitu banyak?" tanya Xuan Jian seraya menunjuk satu persatu wajah para prajurit yang kini terlihat bonyok di sana-sini.
Mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Xuan Jian, para prajurit pun terdiam, mereka baru menyadari kesalahan, jika putri Xuan Jian dan juga selir Xuan Yang tidak memiliki apapun di gubuknya. Lalu apa yang harus mereka cari? Di sana hanya ada beberapa hanfu yang sudah usang dan juga beberapa koin perak untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
"Segera pergi tinggalkan tempat ini, jika kalian masih ingin hidup!" ucap Putri Xuan Jian Seraya mengambil cambuk yang tergantung di dinding gubuk miliknya.
Para prajurit dan juga pelayan yang diperintahkan oleh permaisuri pun segera berlarian keluar dari gubuk itu, mereka sangat takut dengan putri Xuan Jian, terlebih setelah merasakan sendiri bagaimana brutalnya pukulan dan juga tendangan yang dilakukan oleh gadis itu.
Permaisuri terlihat semakin berang, dia pun mulai marah dan menghancurkan seluruh perabotan yang ada di paviliunnya, dia benar-benar tidak mengerti, bagaimana cara orang itu memasuki kamar miliknya dan mencuri seluruh barang-barang berharga? sedangkan di luar sana begitu banyak prajurit yang berjaga.
Dia berfikir, mungkin saja hal itu dilakukan oleh seseorang yang memiliki kemampuan bela diri yang sangat tinggi, hingga berhasil menyelinap masuk ke dalam ruangannya.
Jika saja permaisuri Xue Yi mengetahui bahwa sebenarnya sang pencuri itu adalah Putri Xuan Jian, Mungkin dia akan langsung terkena serangan jantung saking terkejutnya. Gadis yang dia fikir sebagai seorang yang tidak berguna dan tidak memiliki kemampuan apapun, tiba-tiba saja berubah menjadi seseorang yang sangat kuat.
Bahkan tidak ada satu orang pun yang mengetahui apa yang ada di dalam pikiran gadis itu, termasuk selir Xuan Yang, sang ibu. Sepeninggal para prajurit dan juga pelayan suruhan permaisuri Xue Yi, Akhirnya Xuan Jian pun segera menyuruh Mei Ling untuk mempersiapkan air hangat untuknya, Sepertinya dia harus merendam seluruh tubuhnya untuk menghilangkan perasaan dongkol yang kini menggelayut di dalam hatinya.
Xuan Jian terus memikirkan langkah demi Langkah yang akan dia susun, untuk membalas semua perbuatan yang dilakukan oleh permaisuri. Xuan Jian saat ini tidak memiliki siapapun untuk bisa memata-matai wanita nomor 2 di seluruh kekaisaran jiahu itu, andai saja dia Memiliki seseorang yang bisa dia suruh untuk mengawasi pergerakan yang dilakukan oleh permaisuri Xue Yi, mungkin Xuan Jian bisa membuat sebuah rencana yang lebih bagus untuk bisa menjatuhkan sang permaisuri.
Baru saja Xuan Jian melangkah keluar dari dalam pemandiannya, beberapa orang prajurit beserta seorang Kasim kepercayaan Kaisar Wei Huang tiba-tiba saja muncul di depan paviliun bobrok miliknya, dia tak habis pikir, entah apa yang diinginkan oleh kaisar bodoh itu, hingga tiba-tiba saja mengirim Kasim dan juga prajuritnya untuk memanggil Xuan Jian.
Akhirnya Xuan Jian pun menemui Kaisar Wei Huang yang saat ini berada di ruang kerjanya, wajah Xuan Jian terlihat sangat dingin, terlebih Setelah dia bertemu pandang dengan ayah biologis dari sang pemilik tubuh yang sebenarnya.
Kaisar Wei Huang terlihat mengerutkan dahinya, melihat tindakan sang putri yang seolah tidak memiliki tata krama, Xuan Jian sedikitpun tidak menundukkan wajahnya, di hadapan Kaisar Wei Huang, bahkan dia tidak menunjukkan hormat sama sekali.
"Beginikah caramu bersikap pada seorang kaisar, Putri Xuan Jian?" tanya Kaisar Wei Huang sambil matanya terus memperhatikan hanfu yang gunakan oleh sang putri, yang terlihat sangat lusuh.
Bahkan pakaian para pelayan pun jauh lebih bagus, jika dibandingkan dengan hanfu yang saat ini dipakai oleh Putri Xuan Jian.
"Apakah aku harus menundukkan kepala dan membungkuk di hadapan seorang kaisar yang tidak pernah memperdulikan anak dan juga selirnya?" tanya Xuan Jian sambil menatap wajah kaisar Wei Huang.
Deg...
Deg...
Deg...
Jantung Kaisar Wei Huang seolah hendak melompat dari tempatnya, mendengar ucapan dari mulut Putri Xuan Jian, entah siapa yang mengajari Putri kecilnya itu sehingga berani mengucapkan kata-kata yang sangat kasar dan juga tidak sopan terhadapnya.
Kaisar Wei Huang terlihat sangat marah mendengar ucapan dari Putri Xuan Jian.
"Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu sopan santun dan juga tata krama sehingga kau menjadi seorang gadis yang liar seperti ini?" tanya Kaisar Wei Huang dengan amarah yang memuncak di hatinya.
"Jangan pernah membawa ibuku yang seperti seorang Dewi, kaulah yang membuat aku menjadi seperti ini yang mulia! Apakah aku masih putrimu? sedangkan anak dari permaisurimu kau tempatkan di paviliun mewah? aku dan ibuku disimpan di gubuk bobrok yang ada di ujung paling belakang istana. Apakah aku masih putrimu? sedangkan kau tak pernah sekalipun mengunjungiku! Tidakkah matamu bisa melihat jika pakaian yang aku kenakan bahkan jauh lebih lusuh dibandingkan para pelayan yang ada di istana? Apa kau masih pantas untuk disebut seorang ayah? sedangkan setiap bulannya kau hanya memberikan 50 koin perak untuk kebutuhanku dan juga ibuku yang kau tinggalkan di paviliun bobrok yang ada di belakang sana!" ucap Putri Xuan Jian.
Matanya terlihat berkaca-kaca, hatinya benar-benar sangatlah sedih, ini bukanlah perasaan dia, melainkan perasaan sang pemilik tubuh yang sebelumnya, yang merasa begitu kecewa dengan Kaisar Wei Huang.
Mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Xuan Jian, membuat Kaisar Wei Huang pun terdiam. putrinya benar dia telah melakukan kesalahan dengan mempercayai ucapan sang permaisuri dan membiarkan putrinya beserta sang selir yang begitu dia cintai, tinggal di sebuah Paviliun bobrok yang paling jauh dari istana kekaisaran.