Rembulan anak kedua dari pasangan pak Hermawan dan Ibu Tika, Rembulan anak yang keras kepala dan bertingkah laku seperti wanita yang berbeda, selalu ceria dan polos. Rembulan menyetujui perjodohan dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Tepatnya ia di jual oleh orang tuanya karena hutang akibat perusahaan Papahnya yang bangkrut, dan banyak hutang yang harus di bayar oleh Papahnya.
Apakah Rembulan mau dan menerima perjodohan tersebut???
Yuk kepoin ceritanya 💃💃💃
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 08
Setelah kepergian suaminya, Siska masuk kedalam kamarnya. Ia tak pernah terlihat bahagia saat orang melihatnya dengan sang suami, ternyata Raditya tak pernah menganggap Siska sebagai istri yang ia cintai melainkan untuk menemani di saat ia lagi sendiri di rumah mewah ini.
Memang Siska adalah istri yang sah secara agama tapi tak di akui secara negara karena Raditya menikahi Siska hanya sebuah kesempatan. Iya ingin membuktikan pada orang yang selama ini menyakitinya dan dirinya bisa mendapatkan lebih dari dia. Raditya pun menerima perjodohan sang Ayah tawarkan padanya.
Saat melihat foto yang dikirimkan oleh ayahnya, Raditya pun tertarik dan menerima perjodohan itu. Ia akan membuktikan jika ia mampu dan bisa memiliki lebih dari satu.
Setelah kepergian suaminya Siska pun masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu dengan keras. Ia mengacak-acak tempat riasannya yang ada di atas meja riasnya. Dia begitu marah saat penolakan yang kesekian kalinya.
Aaargghh...
Marahnya Siska yang melampiaskan kekesalannya di dalam kamarnya. Setelah meluapkan kekesalannya dan rasa kecewanya Siska pun keluar dengan wajah yang biasa tanpa ada masalah sedikit pun. Ia sudah sepakati bersama jika ia hanya di nikahi olehnya untuk menemani di hari-hari saat di rumah ini.
"Aku tak bisa kayak gini terus, Raditya harus menjadi milik ku seutuhnya. Aku takut jika dirinya tertarik pada madu ku yang masih muda itu," gerutu Siska yang berpikir ia harus melakukan rencananya untuk mendapatkan Raditya seutuhnya menjadi miliknya.
Siska meratapi hidupnya, ia bisa di katakan dia hanya dinikahi sebatas status saja, haknya sebagai seorang istri tak pernah ia dapatkan. Bahkan untuk tidur satu ranjang pun ia tidak pernah rasakan selama ia di nikahi, berbagai cara ia sudah lakukan tapi lagi lagi Raditya menolaknya dengan mentah-mentah.
.
.
.
Sore menjelang malam, Rembulan duduk seorang diri di samping halaman yang penuh dengan tanaman dan bunga yang begitu cantik.
"Sedang apa? Ini sudah malam, tak baik seorang gadis masih di luar," sahut Tuan Raditya pada istri keduanya saat ia baru datang dan melihat Rembulan merenung seorang diri.
"Apa perduli mu, aku hanya ingin sendiri," balas Rembulan tak mau kalah. Ia seolah tak memperdulikan dirinya sekarang yang ia inginkan hanya ingin pulang dan bertemu dengan orang tuanya.
"Cepat masuk," titah Tuan Raditya.
"Aku tak mau," tolak Rembulan yang kekeh duduk seorang diri.
Rasa sabar yang di miliki Tuan Raditya pun seketika hilang ketika berhadapan dengan istri keduanya yang selalu melawan dan membantahnya.
Tanpa meminta izin Tuan Raditya pun menggendong Rembulan dan membawanya masuk ke dalam rumah.
"Apa yang kau lakukan, hah, cepat turunkan aku," omel Rembulan yang kaget dengan tindakan suaminya itu menggendongnya tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Rembulan memukul dada Tuan Raditya dan mengguncangkan agar di turunkan olehnya.
Sampai di depan kamar Rembulan baru kah Tuan Raditya menurunkan istri kecilnya itu. "Ayo masuk," titahnya lagi, ia juga tak sekejam itu membiarkan gadis yang beberapa hari lalu sudah ia halalkan.
"Aku masih ingin di luar,": rengek Rembulan.
"Masuk," titah Tuan Raditya yang ketiga kalinya agar Rembulan tak merengek lagi.
Brak...
Tuan Raditya pun membuka pintu itu dengan kencang dan menarik pergelangan tangan Rembulan yang selalu membantah.
"Mau apa kamu," tanya Rembulan begitu takut, ia tak pernah pacaran dan tak punya pria yang dekat dengannya.
"Terserah ku, kamu kan istri ku," ucap Tuan Raditya dengan senyum yang berbeda, ia pun melangkah dengan pelan dan memandang kearah istrinya itu.
"Jangan macam-macam kamu," ancam Rembulan begitu takut dan gugup saat berhadapan seperti ini.
"Cuma satu macam saja, aku adalah suami mu kan? Dan seorang istri harus melayani suaminya." goda Tuan Raditya yang melihat raut wajah paniknya Rembulan.
"Pergi sana dengan istri mu itu, dia akan melayani dengan baik." usir Rembulan tapi Tuan Raditya enggan untuk beranjak dari kamar ini. Ia seolah tak ingin keluar dan meninggalkan kamar istri keduanya.
"Kalau aku gak mau gimana?" tantang Tuan Raditya tersenyum mengejek.
"Gak mungkin pria ini meminta hak saat seperti ini, aku gak mau." batin Rembulan yang ketakutan, ia bukan menolak ajakan seperti itu tapi untuk saat ini ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya adalah sebagai istri kedua .
Tuan Raditya membuka kemejanya dan melemparkannya ke sembarang arah, ia yang hanya menggoda dan menakuti istri kecilnya itu malah terpancing birahi kelakiannya. Tuan Raditya pun aneh jika bersama dengan Siska ia tak pernah tergoda walaupun dirinya menunjukkan tubuh polosnya itu tapi dengan istri kecilnya beda dari yang lain.
Dan, seketika Rembulan pun melonjak kaget, ia menoleh ke belakang untuk menghindari perbuatan Tuan Raditya padanya. Rembulan pun turun dari ranjangnya dan ingin keluar dari kamar ini tapi lagi lagi niatnya pun sudah di ketahui dan Tuan Raditya menariknya dan memeluknya dengan erat.
"Lepas," protes Rembulan dari dalam dekapannya, ia tak ingin walaupun halal untuknya memberikan hak seorang suami.
Nyaman. Itu lah yang kini Tuan Raditya rasakan ketika memeluk tubuh mungil sang istri yang beberapa hari lalu telah ia ikrar kan. Ia juga tak mengerti dengan respon tubuhnya saat ini.
"Hiks... Hiks... Hiks...," Rembulan menangis sejadi-jadinya, ia sudah pasrah dengan keadaan ini hanya bisa berdoa semoga mendapatkan kebahagiaan setelah ini.
Saat ini wajah Rembulan dan Tuan Raditya berdekatan dengan wajah dengan jarak yang dekat. Ia bisa merasakan hembusan nafasnya yang memburu dengan wajah yang begitu tampan. Ia terpaku saat wajah Tuan Raditya semakin dekat dengannya.
Saat Tuan Raditya menciumi tengkuknya ada rasa kasihan saat Rembulan menangis sejadi-jadinya, ia pun menghentikan aktivitas nya dan menguraikan pelukannya itu. Walaupun birahi seorang pria sudah membuat Tuan Raditya tak bisa menahannya. Ia pantang melihat seorang wanita menangis berada di dekatnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tidur lah, maafkan aku....
yg menunjukan bahwa Laura sudah punya ank
knp sekarang malah gak ada yg awasin aduuuuuhhhh
😠😠😠hedeeeh
apa ceritanya d ubah