Rana yang sangat mencintai Revan pada akhirnya sadar bahwa cinta Revan bukanlah untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elfitri Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Joni mengungkap siapa revan
Malam pun telah berganti dengan subuh. Seperti biasa Rena terbangun di saat adzan subuh berkumandang. Rena buru - buru ambil air wudhu dan meminta petunjuk kepada Tuhan tentang hubungannya. Selesai melaksanakan ibadah shalat subuh, Rena pun pergi ke dapur untuk membantu mertuanya memasak. Sesampainya di dapur ternyata belum ada siapapun. Lalu Rena memasak air panas untuk mengisi termos.
Jam berlalu begitu cepat. Jarumnya menunjukkan pukul tujuh lewat 5 menit. Revan sudah bangun dari tidurnya. Ketika berpapasan dengan Rena dia kelihatan sangat kesal dan juga ingin menghindari rena. Dari wajahnya jelas sekali kalau Revan sangat membenci Rena. Rena yang menyadari semua itu merasa tidak nyaman. dan mulai memikirkan akibat yang akan terjadi kalau hubungan nya di putuskan secara tiba - tiba. Namun di sisi lain, Rena merasa tidak sanggup kalau harus kehilangan orang yang sangat iya cintai.
Tidak lama kemudian Revan keluar tanpa pamit kepada Rena. Dari penampilannya Revan terlihat lebih rapi dari biasanya. Seperti mau bertemu seseorang. Rena yang melihat semua itu hanya bisa menarik napas panjang dan mengelus dadanya. Sampai waktu Dzuhur, Rena berencana ingin pulang. Tapi disaat dia sedang siap - siap, adik Revan yang laki - laki bilang kalau Revan lagi asyik pacaran di atas motor. Revan membawa selingkuhannya ke rumah tantenya. Rena yang mendengar semua itu merasa prustasi dan ia pun menangis sejadi - jadinya.
Mama Revan yang mendengar berita itu pun ikut emosi. Ia mengambil cabe giling dan memasukkan nya ke dalam plastik. Kemudian menyimpannya dalam saku. Tujuannya untuk di lemparkan kepada selingkuhan Revan agar si cewek tau diri dengan apa yang telah di perbuatanya. Mama Revan pun mengajak adik laki - laki Revan untuk mengejarnya.
Sementara di rumah, Rena yang merasa sudah agak tenang pun memutuskan untuk pulang kerumahnya. Ia sengaja berjalan kaki sampai ke persimpangan jalan. Dalam perjalanan ia terus memikirkan nasibnya.
Sesampainya di persimpangan jalan ternyata angkot belum ada. Rena duduk di pinggir jembatan. Kebetulan di dekat simpang itu ada jembatan yang lumayan besar. Sedang asyik duduk, datang lah seorang pria yang merupakan teman akrab nya Revan.
" Loh kok sendirian Rena? Revan kemana?" Tanya pria itu basa basi.
"Lagi kerja bang," Rena sengaja bilang begitu agar orang lain tidak mengetahui masalahnya.
" Yang benar lagi kerja? kalau Abang gak salah lihat tadi dia lagi bonceng cewek. Abang pikir itu kamu. Eh ternyata kamu nya lagi di sini" ucap pria keren yang bernama Joni itu.
"Serius dengan omongan Abang barusan? Dia lagi sama cewek?" cecar Rena.
" Buat apa juga Abang bohongin kamu. Mending kamu pikir - pikir lagi deh buat menikah dengan dia. Jujur dia itu gak baik buat kamu. Dia suka mainin perempuan. Abang kasihan aja sama kamu, kamu orang nya baik, tulus dan setia tetapi selalu di sakiti oleh Revan.Dia kan teman Abang jadi Abang tau semua kegiatan nya. " ungkap Joni.
"Iya bang aku juga udah lama banget tau perangai dia. Tapi ya aku gak ada bukti, makanya aku hanya diam dan memilih untuk sabar. Tapi semakin ke sini dia semakin ngelunjak. Ya dah bang makasih ya atas nasihatnya".
"Iya gak Ren gak masalah, itu juga udah kewajiban bang buat ngasih tau kamu. Bang juga kasihan sama kamu. selalu di sakiti oleh Revan".
"Ya udah bang kalau gitu aku mau pamit pulang dulu ya. Udah mau magrib ini" Rena pamit pulang pada Joni
"Iya Rena kamu baik - baik di jalan ya. Trus ingat kata Abang tadi, kalau bisa di pikirin lagi, dari pada nantinya kamu tersiksa"
