Penyesalan Mantan Suami

Brayen yang mendengarnya pun tersenyum sinis. Pria itu mendorong bahu Reynal kasar.

"Terserah kamu mau tanda tangan atau tidak! Yang jelas meski adikku telah meninggal. Dia meninggal dalam keadaan janda! Agar nanti di surga dia punya pangeran dari surga. Bukan baj*ngan dari neraka seperti mu!" tegas Brayen dingin.

Pria itu segera keluar dari ruangan Reynal membuat Reynal mengusap wajahnya kasar. Entah mengapa sampai sekarang hatinya mengatakan bahwa istrinya masih hidup.

“Ahh … sebenarnya Bella udah meninggal atau belum sih. Kenapa aku ngerasa kalau memang Bella masih hidup! Sebaiknya aku cari tahu apa yang sebenarnya terjadi ama Bella.”

Reynal memutuskan untuk mencari tahu kebenaran tentang kematian Bella.

“Bila perlu aku akan membongkar kuburan Bella dan anakku!” gumam Reynal penuh tekad.

Sedangkan di tempat lain Brayen sedang menggerutu kesal karena gagal mendapatkan tanda tangan Reynal.

“Kamu kenapa, Bang?” tanya Daniel dingin yang tak lain adalah anak Om Yogi.

“Aku gak bisa dapetin tanda tangan si bodoh itu.” Brayen mengeluh membuat Daniel tersenyum samar.

“Tenang aja, Bang. Aku udah dapet kok tanda tangan dia!” ujar Daniel santai membuat Brayen terkejut.

“Serius? Gimana caranya, Niel? Kamu kan gak ada surat cerai Bella karena suratnya ada sama aku.”

“Yang abang pegang itu fotocopy nya, Bang! Sedangkan yang asli ada sama aku.” Daniel berkata dengan nada santai membuat Brayen melongo.

Pria itu segera memeriksa isi amplop coklat yang ia pegang dan ternyata memang benar ini hanya fotocopy saja dan bodohnya Brayen dan Reynal tak menyadari itu.

“Haiss … gimana caranya bisa begini? Perasaan kemarin aku yang pegang surat cerai aslinya, dan kamu gimana caranya bisa dapetin tanda tangan si kang selingkuh itu?”

Brayen bertanya karena merasa sangat penasaran.

“Aku sengaja menukarnya saat Abang lagi sibuk kemarin dan aku memanipulasi si Kang selingkuh itu dengan mengatakan bahwa surat yang ia tandatangani adalah surat tawaran kerjasama dengan perusahanku.”

“Bodohnya dia setelah mendengar keuntungan pun langsung tanda tangan tanpa membaca lagi.Dia kan lagi hancur-hancurnya sekarang, apalagi orang tuanya yang memang kecewa banget sama dia.”

“Jadi, dia pikir kalau dia dapat tender baru pasti orang tuanya akan balik bangga sama dia.”

Daniel menceritakan semuanya dengan terperinci. Daniel mendatangi rumah Reynal langsung sehari sebelum pria itun kerja.

Brayen yang mendengarnya pun merasa senang karena akhirnya adiknya berpisah dengan si tukang selingkuh itu.

“Seharusnya kamu bilang dari kemarin, Niel. Kalau tahu begitu aku gak perlu datang ke perusahan dia dan dia juga gak curiga kalau sebenarnya Bella masih hidup.”

“Lebih baik dia curiga dan cari tahu kebenarannya, agar penyesalannya bertambah. Apalagi kalau sampai Bella sembuh dan lupa ingatan itu pasti akan sangat menyakitkan baginya, karena dia dilupakan oleh Bella.”

Daniel tersenyum dingin penuh arti membuat Brayen pun paham.

“kamu benar, kalau si Kang selingkuh itu harus bayar tunai semua rasa sakit yang adikku rasakan selama ini.”

Brayen mengepalkan tangannya erat.

*

*

*

Reynal membawa tiga orang laki-laki menuju ke pemakaman umum. Dia benar-benar melakukan apa yang ia katakan tadi di kantor.

Meski malam telah larut, Reynal tak patah arang. Pria itu tetap ingin membuktikan bahwa Bella masih hidup atau memang sudah meninggal.

“Gali kuburan ini dan kuburan kecil di sebelahnya,” titah Reynal pada anak buahnya.

“Baik, Tuan.”

Pria tampan itu memijat keningnya yang terasa berdenyut. Dalam hati dia berdoa semoga Bella benar masih hidup agar Reynal dapat meminta maaf.

Anak buah Reynal menggali kuburan milik Bella dan anaknya. Setelah beberapa saat kemudian mereka telah berhasil menggali kuburan tersebut.

“Tuan, kuburannya kosong!” lapor anak buah Reynal membuat pria tampan itu terkejut.

“Apa?”

*

*

*

Maaf kemarin telat up karena author lagi di luar rumah hampir seharian, karena mau tempah kacamata. Sebab dalam minggu ini dua kali mata author perih lihat hp.

Bersambung.

jangan Lupa like komentar dan beri rating 5 yah kakak.

Salem aneuk nanggroe Aceh.