Terjebak Kawin Kontrak dengan Tuan Muda Arab

Hari berganti pagi, Sultan sudah memberikan keterangannya pada polisi.

Dia mengikuti perkataan Faisal untuk memfitnah Maymunah agar Maymunah dijerat pasal penganiayaan yang akan membuatnya diancam hukuman penjara selama lima tahun sesuai bunyi pasal :

Pasal 351

(1) Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,–.

(2) Jika perbuatan itu menjadikan luka berat, sitersalah dihukum penjara selama-lamanya lima tahun. (K.U.H.P 90).

Setelah menemani Sultan, Faisal ditemani Afina pergi ke kantor polisi untuk menemui Maymunah dan bernegosiasi dengannya.

Di dalam tahanan, Maymunah masih duduk termenung sambil tak henti-hentinya berdzikir.

Dia kini sudah menjadi lebih tenang, meski hatinya masih dilanda nestapa dan kecemasan.

"Mbak Maymunah, ayo ikut saya! Ada orang yang ingin bertemu dengan mbak" Kata salah seorang polwan menemui Maymunah di dalam sel.

"Ya Allah, siapa yang ingin menemuiku. Jangan sampai Afina memberi tau ema dan abah " Batin Maymunah.

Maymunah menuruti perintah polisi itu dan segera menuju ruang besuk.

"Ada apa kalian melihatku di sini? Apa kalian belum puas melihat keadaanku?" Tanya Maymunah ketika melihat orang yang menjenguknya adalah Afina dan Faisal.

Afina tersenyum sinis.

"Kami ke sini membawa kabar baik untukmu.

Sultan memberikan penawaran untuk kamu." Jawab Afina dengan gayanya yang norak.

Maymunah membalas dengan senyuman mengejeknya.

"Ada dua pilihan untukmu, kalau kau mau bebas dari sini, kamu harus mengikuti keinginan Sultan. menikah dengan Sultan.

Kalau kamu gak mau, kamu akan dipenjara selama lima tahun.

Dan aku akan memberi tau orang tuamu, aku yakin kamu akan tau apa yang akan terjadi kalau orang tuamu tau kalau kau dipenjara?"

Ujar Afina santai.

Maymunah mengusap dadanya yang terasa sesak karena mendengar perkataan temannya itu.

"Astagfirullahal adzim, kenapa teteh tega sekali sama Mae?, apa salah Mae sama teteh?" Tanyanya ditengah isaknya.

"Terserah kamu mau ngomong apa tentang ku.

Aku yang heran denganmu, kamu ini ditawari hal yang menguntungkan tapi malah gak mau."

"Menguntungkan bagaimana? Itu nikah kontrak, hukumnya haram. Aku gak mau berzina"

"Halah, kamu ini sok suci. Kamu gak mikirin keluargamu di kampung itu butuh makan. Mereka butuh uang, adik-adikmu butuh biaya sekolah

Afina tetap ngotot.

"Tapi aku gak mau memberikan uang haram untuk mereka teh. Aku gak mau menyekolahkan adikku dan memberi makan orang tuaku dengan uang haram"

Maymunah mulai menangis. Air matanya mulai mengalir lagi.

"Haram apa sih, kamu akan dinikahi oleh Sultan, masa nikah itu haram?"

"Nikah juga ada yang diharamkan, dan salah satunya adalah nikah mut'ah. Nikah mut'ah adalah pernikahan yang dilakukan hanya untuk bersenang-senang dalam jangka waktu tertentu saja dan kalau di kita biasa disebut kawin kontrak. Dan hal itu diharamkan oleh Allah dan RosulNya teh..Jadi, tolong fahami saya teh"

Maymunah tetap berusaha menjelaskan dengan sabar, meski hatinya dipenuhi amarah.

"Ahh ya udah, kalau kamu gak mau, brarti kamu akan dipenjara selama lima tahun." Jawab Afina, gusar.

"Faisal, sekarang giliran kamu yang jelaskan pada Maymunah" Titah Afina pada Faisal.

Faisal pun mulai berbicara, tentunya dengan bahasa induknya.

"Kalau kamu tidak mau menikah dengan Sultan, kamu bukan cuma akan dilaporkan di sini.

Kasus ini akan kami laporkan ke kedubes kami di Indonesia ini" Ujar Faisal dalam bahasa Arab Saudi.

Deg...

Jantung Maymunah terasa loncat dari tempatnya.

Karena ia tau, kalau sampai kasusnya ditangani pemerintah Saudi, ia bisa saja dihukum qisos( Hukum Qisos adalah balasan setimpal. Kalau ada yang menghilangkan nyawa orang maka dia harus membayar dengan nyawanya alias dihukum mati. Kalau ada yang memotong tangan maka tangannya juga harus dipotong.

"Besok kami akan datang lagi, kamu tentukan pilihanmu.

Kamu mau menikah dengan Sultan, dan kamu akan mendapat uang dan kesenangan atau kamu akan dipenjara selama minimal lima tahun atau bisa saja kamu mendapat hukuman yang lebih berat kalau kasus ini dibawa ke Saudi." Ujar Afina sambil berdiri dan melenggang pergi dari hadapan Maymunah yang kini duduk terpaku.

Dengan langkah gontai, Maymunah mengikuti petugas untuk kembali ke dalam sel di mana ia ditahan.

"Ya Allah, ujianMu berat sekali ya Robb.. .hu-hu-hu"

Maymunah kembali tergugu setelah ia berada dalam sel tahanan.

Kini dia dilanda kebingungan, pilihan yang mereka berikan padanya membuat ia bagai harus makan buah simalakama, maju kena mundur kena.

Kalau ia menerima tawaran Sultan, ia berarti akan melanggar Syariat Islam yang melarang untuk kawin kontrak, karena memang kawin kontrak itu sangat bertentangan dengan kaidah agama tentang pernikahan.

Kalau dilihat sepintas dari pandangan orang serakah, kawin kontrak mungkin akan saling menguntungkan , karena wanita akan mendapat imbalan berupa uang, dan si pria akan mendapat tubuh si wanita.

Tapi, sebenarnya itu adalah sebuah pelecehan terhadap hak dan martabat wanita, karena wanita hanya akan mendapat uang tapi dia akan kehilangan kehormatan dan harga dirinya, ia juga tak akan mendapat hak apapun dari suaminya.

Karena perjanjiannya hanya demi uang.

Itu sama halnya dengan praktek prostitusi yang menjual tubuh wanita dengan imbalan uang.

Bedanya, kawin kontrak itu diikat dengan aqad mirip pernikahan.

Maymunah makin tergugu ketika teringat keluarganya.

Kalau ia bersikeras menentang keinginan Sultan, ia pasti akan dipenjara dan kalau ia dipenjara..lalu bagaimana dengan orang tuanya?.

Ayah dan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan, adik-adiknya yang masih SMA dan ada yang SMP juga ada yang masih SD, mereka butuh biaya yang tak sedikit.

Maymunah adalah tulang punggung keluarganya, setelah lulus SMA, ia pergi bekerja menjadi TKW ke arab untuk membantu kedua orang tuanya yang memang tak memiliki harta sedikitpun.

******

Hari telah berganti malam, gelap semakin merayap menyelimuti bumi.

Matahari sudah digantikan oleh rembulan.

Dua malam Maymunah berada di balik jeruji besi, ia sama sekali tak bisa memejamkan matanya untuk tidur.

Jam 3 malam, ia meminta izin pada petugas , untuk pergi ke Toilet.

Meski dengan sedikit kesal, petugas itu akhirnya mau juga mengantarnya.

Dengan hati yang penuh kehusyuan, Maymunah mulai menengadahkan kedua tangannya.

Ia mencoba mengetuk langit, meski ia hanya berbisik di bumi, tapi dia yakin doanya akan didengar oleh sang Penguasa langit.

"Ya Allah, hamba mohon ampun jika akhirnya hamba akan memilih menuruti Sultan... hu-hu-hu...

Semoga Engkau mau memahami ketidak berdayaan hambaMu ini ya Robby.

Hamba bukannya takut menghadapi hukuman penjara yang sementara ini, tapi hamba tidak mau kedua orang tua dan adik-adik hamba menanggung derita karena hamba...Astagfirullah" Lirihnya dalam hati. Ia tak bisa bersuara keras, karena takut mengganggu teman satu sel-nya.

Akhirnya demi keluarganya, Maymunah memutuskan untuk menuruti Sultan. Ia berharap ia akan bisa membujuk Sultan agar tidak mau menikah dengannya.