WARNING!!! BIJAKLAH MEMBACA!!! NOVEL 21+!!! JIKA TIDAK SUKA SKIP SAJA . MARI SALING MEMPERMUDAH URUSAN ORANG LAIN MAKA HIDUP ANDA PASTI JUGA AKAN DI MUDAHKAN OLEH TUHAN.
Laura Elsabeth Queen tidak menduga ia akan bertemu kembali dengan Zafran Volkofrich mantan kekasihnya, di acara ulang tahun teman sekelas mereka, 10 tahun yang lalu mereka berpisah dengan tidak damai, orang tua Laura menentang keras hubungan mereka karena Zafran pria miskin. Zafran masih sakit hati pada Laura dan ingin membalas dendam.
Di sisi lain Laura mengetahui rahasia kedua orang tuanya setelah mereka meninggal, dan kini beban berat berada di pundak Laura.
Sedangkan Zafran pria miskin itu kini telah berubah menjadi penguasa dunia bisnis.
Bagaimana kisahnya yuk baca kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 08
Semoga kalian semua di berikan kesehatan dan rejeki Lancar. Selalu patuhi protokol kesehatan dan pakai masker. TERIMA KASIH~
***
Tak terasa sudah genap satu bulan lamanya Laura selalu pulang bekerja tengah malam, karena lembur yang paling akhir adalah membantu para pekerja cleaning service di kantornya, menunggu semua karyawan pulang dan membersihkan seluruh kantor.
Laura merebahkan dirinya diatas ranjang apartmen, tubuh dan otot-otot sendi serta kaki nya terasa seperti robot, kaku, ngilu dan sangat tidak bisa dijelaskan betapa tubuhnya begitu lelah.
"Ya Tuhan sampai kapan aku harus seperti ini."
Ponsel Laura bergetar dan itu membuatnya sangat terkejut karena akhir-akhir ini banyak sekali penagih hutang menghubungi nya entah mereka dapat nomor ponselnya dari siapa.
Namun setiap kali pun gadis itu mengganti nomornya tetap saja ketahuan, apalagi akhir-akhir ini para Debt collector sudah berani terang-terangan menagih ke apartmennya, mau tidak mau karena Laura sangat ketakutan ia memberikan sisa tabungan terakhirnya yang akan ia gunakan membayar sewa apartmen pada mereka.
Jatungnya perlahan normal ketika melihat itu dari Kate.
"Halo, kau mengagetkanku." Kata Laura.
"Seharusnya aku yang tekejut, kau ingin mati perlahan ya!!!" Terdengar suara Kate berteriak dari ujung ponsel Laura.
"Apa maksud mu Kate?" Laura pura-pura tidak mengerti.
"Aku sudah bilang padamu, aku akan membantumu, jadi kau jangan bekerja lembur hingga tengah malam lagi!!!" Kata Kate kesal.
"Kau tahu darimana aku bekerja lembur?" Laura menyitkan dahi dan berfikir.
"Aku baru saja dari Perusahaan Hitz dan masih melihatmu bekerja disana menyapu, mengelap
meja, bahkan kau mengepel lantai!!!"
"Apa yang salah dengan mengepel lantai, lagi pula aku tidak ingin merepotkamu dengan segala permasalahan hutang piutang orang tua ku."
"Terserah, kau pertahankan saja rasa gengsi mu itu bahkan dengan sahabatmu sendiri, aku sudah mengirim sejumlah uang ke rekeningmu meskipun tidak banyak."
"Tuutt..tuttt.." Telfon pun di putus sepihak oleh Kate karena tidak ingin mendengar penolakan Laura lagi.
"Kate terimakasih." Suara Laura lirih dan lemah, air matanya menetes di ke dua pipi.
Tiba-tiba pintu di ketuk dengan sangat keras dan kasar. Membuat Laura terkejut dan menebak itu pasti penagih hutang lagi.
Seminggu sekali mereka datang meminta uang. Gadis itu berbaring meringkuk dan menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut tebal sambil menutup telinganya, para penagih hutang menggedor-gedor apartmen Laura dengan sangat keras.
Setelah beberapa jam lamanya akhirnya para Debt collector mungkin bosan dan berlalu pergi atau mungkin menunggu, bersembunyi di bawah apartmen. Sedangkan di dalam apartmen sederhananya Laura masih meringkuk kan tubuhnya, ia menangis.
***
Zafran Volkofrich, kini menjadi pengusaha minyak dan pebisnis berdarah dingin yang sangat ditakuti, ia memiliki banyak perusahaan, bahkan kini ia melebarkan sayap mengakuisisi perusahaan bidang properti, Entertainment seperti perusahaan Hitz, bahkan makanan, kosmetik dan merajai seluruh nya.
Pria itu menyandarkan punggung lebarnya di kursi berbahan kulit, ia merenggangkan punggung dan memutar kursi kebesarannya melihat pemandangan dari balik jendela nya yang sangat besar.
"Selama sebulan kita sudah berada di Eropa untuk perjalanan bisnis, bekerja keras, dan mendapatkan apa yang kita inginkan, bagaimana jika kita berlibur sebentar saja?" Kata Edward sambil menatap sahabatnya penuh dengan harapan.
"Aku tidak suka jika liburan yang kau maksud itu berakhir seperti tahun lalu." Kata Zafran penuh peringatan.
"Astaga kau masih mengingatnya... Itu bukan sepenuhnya salahku, okay? Kau bisa menyalahkannya pada Ramon yang membawa segerombolan wanita penari telanjang, wanita-wanita erotis itu di sewa Ramon." Kata Edward menahan tawanya.
Pada saat itu Zafran mengadakan liburan bersama dengan beberapa karyawannya di kapal mewah milik Edward, liburan itu adalah ide Edward karena sekaligus untuk merayakan ulang tahun Zafran.
"Aku membenci wanita - wanita seperti mereka, seharusnya kalian mengundang sekelompok ter*ris, mungkin itu bisa membuatku sedikit lebih senang dan aku akan lebih menyambut mereka daripada melihat para wanita telanjang menari yang entah mereka menari karena kepanasan atau terkena penyakit cacingan." Kata Zafran dengan tersenyum.
"Mungkin Ramon bermaksud memberikan kejutan terbaiknya." Kata Edward berpura-pura membela Ramon.
Alis Zafran terangkat, wajah tirusnya yang tampan berkulit putih menunjukkan ekspresi tidak setuju dan terlihat bengis.
"Aku sudah memperingatkannya bahwa kau tidak akan suka." Kata Edward lagi.
"Dia selalu membuat keributan, dan masalah, terakhir kali dia menggunakan uang ku untuk berjudi, dan kalah telak. Wajah Zafran terlihat kesal.
Edward hanya menahan tawanya.
"Bagaimana dengan kakaknya, wanita yang selalu menempel denganmu. Kenapa akhir-akhir ini aku tidak melihatnya, setelah pertunjukkan bar-bar nya saat melabrak salah satu karyawanmu hanya karena wanita itu duduk disampingmu." Tawa Edward akhirnya tak bisa di bendung lagi.
"Aku sedang berusaha menjauhkannya dariku, aku mengirimnya ke maldives dan memberikannya banyak uang."
"Kapan kau akan mengakhirinya, apa kau berniat menikahinya?" Kata Edward penasaran, sebuah pertanyaan yang selalu ia tahan dalam hati dan pikirannya mengingat wanita itu lebih berbahaya dari ular.
Mulut Zafran melengkung dan kepalanya menggeleng pelan, pertanda ia tak setuju.
"Aku hanya bermain-main dengannya, ketika aku sedang bosan."
"Seleramu terhadap wanita mengerikan, jika aku jadi kau, aku memilih untuk benar-benar menjauhinya, Gaby adalah wanita yang berbahaya dan tidak bisa diperkirakan, aku sudah lama mengetahuinya, banyak sekali rumor yang telah menjadi konsumsi publik. Untung aku berhasil menghindar dan tidak menjalin hubungan dengannya. Tapi kau.."
"Aku akan segera mengakhirinya, aku telah menemukan seseorang yang kucari selama ini."
"Aku yakin kau bisa mengakhirinya dengan mudah, tapi kurasa wanita itu tidak akan semudah itu melepaskanmu, kau bagaikan ladang harta karun nya. Berapa kali kau tidur dengannya?"
Zafran tidak menjawab dan hanya tersenyum memainkan pulpen di jarinya.
"Walaupun Gaby sangat cantik, aku tidak akan mau tidur dengannya, ia seperti ular, cantik dan
mematikan. Demi Tuhan kenapa kau harus berhubungan dengannya, banyak pria melarat karenanya, dia seperti penghisap darah, menyedot semua nyawa pria tak tersisa." Kali ini Edward memperingatkan Zafran dengan serius.
"Aku tahu semua itu, aku tahu itu tidak baik, tapi aku tidak peduli saat itu aku sangat bosan dan hanya ingin bersenang-senang, menghabiskan uang-uangku. Aku bertemu dengan nya di resepsi pernikahan Philip adikmu, kami mengobrol sebentar. Aku pikir dia bisa menghiburku sejenaak, jadi..." Zafran mengangkat bahunya.
"Hubungan kami dimulai malam itu... Dan lagi, aku suka membangkitkan rasa rakus wanita, keegoisan, dan ketamakan mereka dengan uang, melihat mereka akan melakukan apapun demi uang membuat hiburan tersendiri bagiku. Kau kenal aku Edward, tidak ada yang bisa membuatku jatuh miskin."
"Baiklah-baiklah, aku sudah peringatkan kau. Sudah pukul 12 malam, aku harus pulang, mungkin para karyawan juga sudah pulang." Kata Edward berdiri dan memakai jas nya.
"Oke aku juga harus pulang dan mungkin sedikit minum bisa membuatku tidur." Zafran ikut bediri memakai jas yang tergantung di kursinya.
"Bagaimana jika ku temani."
"Itu ide bagus."
Para pria tampan menuju lift khusus presdir, lift itu dibuat transparan dari kaca, sehingga bisa
melihat setiap lantai dan setiap ruangan yang dilewati.
Ketika lift berada pada lantai 30, Zafran seperti melihat sosok yang ia kenal namun ia menepisnya dengan cepat seolah meyakinkan dirinya, ia sampai bergumam berbicara dengan dirinya sendiri.
Bersambung~