Huang Se Se, Putri keluarga kaya yang lahir di tahun 2200. Gadis cantik yang memiliki ilmu bela diri dan pengobatan. Dia adalah seorang pemimpin pasukan khusus di sebuah organisasi militer.
Pada malam pernikahannya, dia diberi obat bius oleh suaminya. Dia meninggal dalam penyesalan dan membawa dendam yang sangat besar.
Gadis itu mengira kehidupannya telah berakhir, namun saat dia membuka matanya, dia mendapat kesempatan baru untuk hidup di dunia yang berbeda, status yang berbeda, tubuh yang berbeda tetapi dengan nama yang sama.
Huang Se Se dilahirkan kembali ke tubuh seorang putri Perdana Menteri di jaman ribuan tahun yang lalu. Putri yang dirumorkan sombong dan angkuh.
Dia mendapat perintah dari Kaisar untuk menikah dengan Raja Wei yang terkenal dengan sifat kejam dan sadis.
Hidupnya penuh dengan luka, banyak orang yang ingin mencelakai dan membunuhnya. Ibu tiri dan kedua adik tirinya selalu mencari cara untuk membuatnya menderita.
Bagaimanakah perjalanan hidupnya?
Yang penasaran ayo segera dibaca ✌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Win, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 7. Jangan menilai orang dari rumor!
Se Se melihat ke belakang dan mendapati pemuda itu pingsan di samping pohon. Dia berlari ke arah pemuda itu dan memeriksa keadaannya.
Selain ilmu bela diri, dia juga mempelajari dan mendalami ilmu pengobatan karena mereka memang sering terluka saat bertugas. Dia mengeluarkan stetoskop dari ruang dimensi dan segera memeriksa pria di depannya.
"Jantung berdebar kencang dan sangat kacau. Apa yang terjadi padanya?" batin Se Se bertanya dalam hati.
Dia membuka pakaian pemuda itu dan memeriksa luka di tubuhnya.
"Kulit merah dan bengkak serta jantung yang tidak teratur, racun?" Batin Se Se menyimpulkan keadaan pemuda di depannya.
Se Se mengingat pernah di berikan obat segala jenis racun dari profesor Jimm yang membuat tubuhnya menjadi anti racun. Obat itu membuat darah Se Se menjadi penawar segala jenis racun. Tapi tubuhnya yang sekarang bukanlah tubuh yang sama di masa lalu.
Se Se berpikir sejenak dan kemudian mengeluarkan belati dari ruang dimensi.
"SRING!" suara belati yang keluar dari sarungnya.
Se Se menusuk sedikit jari telunjuknya dan mengarahkan jarinya ke mulut pemuda itu.
Se Se tidak yakin itu akan berguna atau tidak. Karena tubuhnya saat ini, bukan lagi tubuh di masa lalu. Dia hanya mencoba apa yang bisa dilakukannya. Kemudian Se Se mengobati luka di tubuh pemuda itu dengan alat dan obat dari ruang dimensi.
Pemuda itu tertusuk pedang dan tertembak anak panah di dadanya. Anak panah itu terlihat beracun. Pedang yang di gunakan juga sepertinya beracun karena darah dari luka tusukan terlihat menghitam.
Selesai membalut lukanya, Se Se memakaikan kembali baju si pria dan membuat api unggun di sampingnya agar tidak ada binatang buas yang mendekat.
Setelah itu dia berkeliling hutan mencari buah liar karena seharian itu, dia hanya makan sarapan saja. Cacing di perutnya sudah mulai memberontak minta makan.
Se Se kembali membawa beberapa buah pir dan apel. Dia duduk di depan api unggun menunggu si pemuda sambil memakan buah di tangannya.
Pemuda itu sudah sadar sebelum Se Se kembali, dia menatapnya diam-diam. Baru saja dia berpikir gadis itu kejam dan menyeramkan namun sekarang gadis itu yang menyelamatkan nyawanya.
Merasa seseorang menatapnya, Se Se menoleh ke arah samping dan matanya bertemu dengan mata si pemuda.
"Bangun dan makanlah sedikit buah untuk menambah tenagamu" ucap Se Se sambil menyerahkan beberapa buah kepada si pemuda.
Pemuda itu bangkit, duduk dan mengambil buah itu kemudian menatap sang gadis.
"Siapa nama Anda?" tanya pemuda itu.
"Apakah Anda tidak tau? Tidak sopan menanyakan nama seseorang tanpa memperkenalkan diri Anda terlebih dulu?" jawab Se Se masih sambil makan buah pir di tangannya.
"Maafkan ketidak-sopanan saya. Saya..." kata-katanya terputus mendengar beberapa suara yang sepertinya sedang mencari seseorang.
"Nona!"
"Nona!"
"Meimei!"
"Saya harus pergi sekarang. Luka anda tidak boleh kena air hingga sembuh." ucap Se Se sambil berdiri. Dia mengeluarkan sebotol obat demam dari balik lengan baju dan meletakkan botol itu di tanah. Kemudian dia berjalan menjauh sambil berkata, "Minumlah obat itu jika tubuh anda demam nanti!"
Pemuda itu hanya menatapnya berjalan menjauh dan berkata dalam hati "Aku akan menemukan mu!"
Setelah berjalan hingga tidak terlihat lagi api unggun, sang gadis memutar cincinnya dan kembali ke wajah aslinya. Dia berjalan ke arah suara dan memanggil kakaknya.
"Kak, saya disini!"
Melihat adiknya datang dari kejauhan, Ye Yuan segera berlari memeluk adiknya. Kemudian dia melepas pelukannya dan memutar mutar badan adiknya sambil melihat keadaan adiknya apakah terluka atau tidak.
"Tenanglah, Kak! Saya baik-baik saja." ucap Se Se yang merasa pusing terus di putar putar oleh kakaknya.
"Tapi, dari mana kakak tau saya disini?" tanya Se Se bingung.
"Kakak membawa anjing pemburu untuk mencari mu. Ling Er memberikan baju yang biasanya meimei pakai, anjing pemburu ini membawa kami sampai ke hutan ini. Wangi di pakaian meimei sama dengan wangi di kantong pewangi buatan Ling Er yang selalu di pakai meimei setiap hari. Jadi anjing ini mengikuti wangi nya kemari." jelas Ye Yuan sambil merapikan rambut adiknya yang berantakan di terpa angin.
"Bagaimana bisa meimei sampai kehutan ini?" tanya Ye Yuan penasaran dan Se Se menceritakannya dalam perjalanan menuju paviliun.
"Seseorang mencoba mencelakai nona pertama! Perketat penjagaan di paviliun dan tugaskan 4 pengawal untuk menjaga nona 24 jam." Perintah Tuan Perdana Menteri yang telah mendengar semua cerita kejadian hari ini.
Pada malam harinya, Tuan Perdana Menteri menuju ke kamar putrinya. Hatinya merasa bersalah dan tidak tenang. Dia masuk ke dalam kamar secara perlahan tanpa disadari putrinya yang tertidur.
Tuan Perdana Mentri berjalan ke arah ranjang dan membetulkan letak selimut putrinya. Dia memasukkan kedua lengan putrinya ke dalam selimut secara perlahan, takut membangunkannya.
"Ayah selalu berharap kamu bisa bahagia. Tapi sekarang sepertinya ayahlah yang menghancurkan hidupmu. Pernikahan kamu dengan Raja Wei pasti menjadi penderitaan seumur hidup. Maafkan ayah yang tidak berguna ini!" lirih sang ayah sambil membelai lembut wajah putrinya.
Se Se membuka matanya perlahan saat mendengar suara pintu yang di tutup. Dia merasa bahagia mendapat ayah dan kakak yang sangat menyayanginya, walaupun mereka bukanlah keluarga aslinya. Tetap saja dia merasa bahagia karena ada orang yang menyayanginya sepenuh hati.
PAGI HARI BERIKUTNYA
"Ling Er, tolong belikan aku kue osmantus di pasar! aku ingin makan makanan manis." ucap Se Se sambil membersihkan tangannya.
"Baik, Nona!" Ling Er segera keluar dan menuju ke pasar.
"Apa kalian dengar? kabarnya Nona Pertama kediaman Perdana Menteri semalam di culik dan tengah malam baru pulang. Sepertinya dia telah kehilangan kesuciannya karena baju yang dikenakan saat dia di temukan, berbeda dengan baju yang di kenakannya saat pergi keluar." ucap pemuda yang duduk dimeja pertama dekat pintu toko kue.
"Bahkan kabarnya mereka membawanya ke tempat pelacuran di sudut kota." sela pemuda di sampingnya.
"Dan juga dia di temukan di dalam hutan" sela pemuda lain nya.
"PRAKK!"
Ling Er memukul meja dengan keras dan berkata, "Kalian! Jangan menyebar gosip jelek tentang Nona! Akan ku jahit mulut busuk kalian itu jika berani menjelekkan Nona!! Ling Er melontarkan ancaman dan menatap mereka penuh kebencian.
Ling Er berbalik mengambil keranjang kuenya yang terletak di meja kasir dan berjalan kembali ke kediaman. Hatinya sakit mendengar orang-orang menjelekkan nona nya. Apalagi orang-orang itu meragukan kesuciannya.
"Nona... hiks hikss..." sambil berlari kecil dan menangis, Ling Er masuk ke kamar mengadu ke nona nya tentang hal yang dia dengar tadi di pasar.
"Nona...! Bagaimana ini? Bagaimana jika kabar ini sampai ke telinga Raja Wei? Raja itu sangat kejam. Beliau pasti tidak akan membiarkan nona hidup jika beliau mempercayai kabar ini. hiks hiks...." ucap Ling Er masih sambil menangis dan beberapa kali menghapus air mata yang menghalangi pandangannya.
"Tenanglah, kenapa kamu sangat cengeng?" goda Se Se mengejek pelayannya yang suka menangis.
"Ling Er... Yang di lihat belum tentu benar, apalagi yang di dengar. Jangan menilai sesuatu dari luar. Lihatlah hati orang itu. Sama seperti rumor yang bilang Nona mu ini sudah tidak suci! Itu hanyalah rumor!
"Jadi, Raja Wei yang kejam juga bisa saja hanya rumor belaka. Kita harus menilai orang sesuai dengan sifatnya. Bukan dari rumor. Apa kamu mengerti?" jelas Se Se pada pelayannya.
"Apa Ling Er tau berapa banyak perang yang di lalui Raja Wei sebelum mendapat gelar Raja? Apa Ling Er tau kenapa Raja Wei di rumorkan kejam dan membunuh semua istrinya?" tanya Se Se pada Ling Er yang duduk memikirkan semua kata-kata nonanya.
Ling Er menggeleng-gelengkan kepalanya dan bergumam, "Ling Er tidak tau Nona"
"Tok tok tok...!"
Se Se dan Ling Er menoleh ke arah pintu yang tidak tertutup dan kemudian seorang pelayan masuk sambil berkata, "Nona pertama, ada tamu dari kediaman Raja Wei yang datang menyampaikan surat undangan!"
"Minta dia tunggu di aula depan. Aku akan segera kesana setelah berganti baju." jawab Se Se yang masih menggunakan baju tipisnya yang biasa di pakai untuk tidur.
"Baik, Nona!" jawab pelayan itu sambil berjalan pergi.
AULA UTAMA
"Ada apa mencari saya Tuan?" tanya Se Se sambil melangkah masuk ruangan aula di dampingi Ling Er.
"Raja Wei meminta hamba menyampaikan undangan ke istana untuk pesta ulang tahun Ibu Suri yang akan diadakan dua hari lagi. Raja Wei meminta Nona untuk menjadi pasangannya di acara itu." jawab seorang pria yang memakai baju pengawal dan menyodorkan sebuah surat undangan dengan kedua tangan dan menunduk hormat kearah Se Se.
"Baiklah, saya akan menerima undangannya. Terima kasih atas kerja kerasnya menyampaikan undangan ini." jawab Se Se sambil mengambil surat undangan dari tangan pengawal.
^^^BERSAMBUNG...^^^