The Princess Story
Hai teman-teman semua...
Terima Kasih uda singgah di karya ini.
Mohon dukungannya ya... 💖
Dengan dukungan dari teman-teman akan menambah semangat saya untuk melanjutkan karya ini.
Jangan lupa bantu Share, Vote dan Like👍
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Putri... Putri... bangunlah!
"Kumohon, cepatlah sadar! hiks hiks..."
Seorang pelayan menangis di samping tempat tidur. Di atas tempat tidur itu, terbaring seorang gadis muda yang tertidur lelap.
"Akhh... sakit sekali kepalaku!" batin Se Se.
Dia membuka matanya dengan perlahan dan melihat ke sekeliling tempat itu.
Se Se bangun dari tidur panjangnya, dia terlihat bingung dengan pemandangan di depannya.
"Apa aku sedang bermimpi?" batin Se Se.
"Akhirnya Putri sudah sadar! Untunglah putri baik-baik saja. Ling Er sangat takut terjadi sesuatu pada Putri." sambil menangis, seorang gadis muda berlutut didepan Se Se dan memegang tangannya.
Putri di depannya terlihat bingung dan tidak tau situasi apa yang sedang terjadi. "Putri, apa anda baik-baik saja?" tanya Ling Er pada Se Se yang terlihat kebingungan.
"Mimpi apa ini? Aneh sekali?" batin Se Se.
Dia tidak menjawab pertanyaan pelayan di depannya. Banyak hal yang terlintas di pikirannya.
"Putri, Ling Er akan segera memanggil tabib kemari untuk memeriksa Putri. Tunggulah sebentar!" ucapnya sambil berjalan keluar dengan terburu-buru.
Tabib memeriksa denyut nadi putri dan mengatakan bahwa putri baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan.
"Sebaiknya Putri beristirahat 2 hari tanpa keluar dari kediaman." ucap Tabib itu menasehati.
Se Se menutup matanya dan mengingat hal terakhir yang dia ingat, "Maafkan aku ... " itulah suara terakhir yang dia dengar sebelum memulai mimpi panjangnya disini.
HARI BERIKUTNYA
Se Se membuka matanya, hari masih subuh. Dia berdiri dan berjalan keluar kediaman sambil mengamati sekitar tempat itu.
"Mimpi yang sangat panjang, kapan mimpi ini berakhir?"
Se Se melihat kanan kirinya penuh bunga mawar merah dan di depannya ada sebuah kolam yang sangat indah, kolam itu dipenuhi bunga teratai putih dan merah muda yang sedang bermekaran.
"Putri!" jerit seorang pelayan sambil berjalan ke arah Se Se dan menarik tangannya.
"Putri, hamba mohon jangan melakukan hal bodoh lagi. Hamba mohon!" ucap pelayan itu sambil berlutut dan menarik lengan Se Se.
"Lepaskan!" perintah Se Se.
"Hamba tidak akan melepasnya! Putri, hamba mohon jangan bunuh diri lagi! Hamba mohon Putri ... " ucap Ling Er sambil menangis bercucuran air mata.
"Huff... "
Se Se menghembus nafas panjang, dia berjongkok di depan pelayan itu dan membantunya berdiri.
"Jangan berlutut seperti itu, aku tidak berniat untuk mati di sini." ucapnya sambil menatap mata Ling Er.
Ling Er berdiri dan menghapus air matanya. Dia menatap wajah gadis di depannya dengan mata menyelidik.
"Hari ini Putri terlihat sedikit berbeda dari biasanya." batin Ling Er.
"Siapa namamu?" tanya Se Se pada pelayan itu.
Ling Er menjawab, "Nama hamba Ling Er. Akhh...! Putri tidak mengingat hamba? Apakah kepala putri terluka saat terjatuh ke kolam? Hamba akan memanggil ta... "
Se Se menutup mulut pelayan itu sebelum dia menyelesaikan ucapannya. "Tolong tenanglah, aku baik-baik saja."
"Ta...tapi putri bahkan tidak ingat nama Ling Er" ucap Ling Er terbata-bata.
"Tolong ceritakan apa yang terjadi pada padaku!" pinta Se Se pada Ling Er.
Ling Er pun bercerita bahwa sang Putri melompat ke kolam teratai dan tidak sadarkan diri selama seminggu. Menurut Ling Er, Putri mencoba bunuh diri karena disuruh menikah dengan Raja Wei yang dirumorkan berumur lebih dari setengah abad dan memiliki wajah yang sangat buruk rupa. Bukan hanya itu saja, bahkan rumor mengatakan bahwa Raja Wei sangat kejam dan semua istrinya disiksa hingga mati.
"Tok Tok Tok!"
Terdengar suara pintu diketuk dari luar. Ling Er segera membuka pintu dan melihat siapa yang ada di sana. Seorang kasim berdiri di depan pintu dengan membawa titah Kaisar.
"Putri Huang, berlututlah untuk menerima titah dari Kaisar." perintah Kasim itu.
Se Se yang masih asing di dunia barunya berpikir, "Aku tidak boleh bertindak sembarangan di tempat ini. Kaisar dengan kekuasaan tertinggi di negara ini, bisa membunuh siapapun hanya dengan selembar titah."
Se Se berlutut dan menundukkan kepalanya di depan kasim. Kasim itu membaca perintah dari Kaisar.
"Pada hari ini, Kaisar mengirimkan perjanjian pernikahan kepada Raja Wei dan Putri Huang. Pernikahan akan dilaksanakan bulan depan di istana kekaisaran."
"Terima Titah!" ucap kasim yang selesai membaca titah ditangannya.
Se Se mengambil titah itu, dan meletakkannya di meja kamar.
"Apa aku seorang Putri?" tanya Se Se pada Ling Er.
Ling Er dengan cepat menganggukkan kepalanya dan kemudian menjelaskan, "Seminggu yang lalu Kaisar memberikan gelar itu kepada Putri, Putri membutuhkan gelar itu untuk menikah dengan Raja Wei. Karena raja Wei sangat berjasa, maka kaisar memberikan gelar Putri kepada gadis yang akan menjadi istri dari Raja Wei."
"Maksudmu, Kaisar memberikan aku gelar untuk menikahkan aku dengan Raja Wei?" tanya Se Se sambil menajamkan matanya kearah Ling Er.
"Be...benar Putri, Raja Wei juga sudah mengirimkan hadiah pernikahannya 2 hari yang lalu. Hadiah itu diterima langsung oleh Nyonya Xin dan Tuan Besar." jelas Ling Er.
Se Se mencoba mengingat apa yang terjadi padanya, banyak hal yang tidak dimengerti. Apalagi saat bangun dirinya menjadi putri dari negara yang seharusnya sudah berakhir ribuan tahun lalu.
Brukkk!!! tiba tiba Se Se terjatuh dan pingsan.
"Putri!!!" jerit Ling Er panik melihat nona mudanya pingsan.
"Tubuh Putri sangat lemah, jangan membiarkan Putri terkena angin. Tubuhnya harus beristirahat penuh selama beberapa hari." ucap Tabib yang datang memeriksa keadaan Se Se.
Sementara itu, Se Se yang kembali tertidur panjang, bermimpi tentang masa lalunya.
Dalam Mimpi
Di dalam sebuah ruangan rumah sakit, seorang dokter memegang jarum suntik dan beberapa suster memindahkan alat-alat medis.
Seorang pemuda mengawasi dari sudut ruangan. Pemuda itu memakai masker wajah dan penutup rambut. Jas hitamnya di tutupi oleh baju protektif yang berwarna biru muda.
Pemuda itu memegang sebuah handphone, dia membaca pesan di handphone itu saat terdengar nada pesan masuk.
"Operasi akan dimulai, mohon keluarga pasien menunggu di luar." ucap dokter di ruangan itu.
Pemuda itu berjalan keluar dari ruangan operasi. Handphone pemuda itu kembali berbunyi, dia menjawab panggilan masuk di handphone itu.
Gadis itu menoleh ke tempat tidur di sampingnya, dia melihat adik tirinya yang terbaring di sana. Adik tirinya itu sedang menatapnya sambil tersenyum puas.
Dokter menyuntik gadis itu dengan cairan bening dari botol kaca kecil. Mata gadis itu mulai mengantuk dan akhirnya tertidur dalam hitungan detik.
Gadis itu tidak tau dirinya sudah tertidur berapa lama. Dia berusaha membuka matanya saat mendengarkan suara-suara yang terdengar di dekatnya.
"Maafkan aku ..."
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 325 Episodes
Comments
Mami El
masih menyimak🥰awal cerita okelah 👍🏻👍🏻👍🏻lanjut baca dl ya🥰
2023-09-21
1
Bahrul Ulum
ada ga romantisnya?
2023-08-23
0
𝓐𝔂⃝❥✍️⃞⃟𝑹𝑨•Vanadium🥑⃟🍷
dapat di simpulkan kalau Se Se sepertinya reinkarnasi dari seseorang yg datang dari masa depan
2023-07-16
1