Di temukan oleh seseorang di pinggir jalan dengan keadaan sangat kurus dan lemas Senia di bawa pulang dan di rawat dan dibesarkan dengan kasih sayang dan perhatian .
Ketika suatu hari kedua orang tuanya secara paksa membawanya pulang ke rumah dengan berbagai macam alasan membuat Senia merasa bingung antara bertahan bersama keluarga baru atau kembali bersama kedua orang tuanya .
Kejadian demi kejadian kembali teringat dipikirannya dan menyadarkannya akan perbuatan kedua orang tuanya di masa lalu tapi ia mempunyai rencana sendiri .
Ikuti terus kisahnya sampai selesai .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 PANIK
Suster Dina mencari dokter Anwar ternyata sedang menangani pasien , ia merasa bersalah karena tidak menjaga Senia dan meninggalkan tanpa ada suster pengganti .
Ketika dokter Anwar keluar melihat suster Dina dengan wajah khawatir merasa ada sesuatu .
"Ada apa suster Dina ? ' tanya dokter Anwar .
"Maafkan saya dok , saya lalai menjaga Senia ," jawab suster Dina dengan perasaan bersalah .
"Ada apa dengan Senia ?" tanya dokter Anwar lagi melihat suster Dina panik
" Senia tidak ada di ruangannya sedangkan keluarganya baru datang ingin menjenguknya ," jawab suster Dina dengan gugup.
Dokter Anwar langsung berjalan menuju rungan Senia yang tidak jauh dari ruangannya . Terlihat di depan pintu ada seorang perempuan dan seorang anak muda yang seperti keluarga Senia . Dokter Anwar menghampiri mereka .
"Selamat sore , apakah kalian keluarga Senia ?" tanya dokter Anwar dengan ramah namun hatinya sangat marah melihat kedatangan mereka .
"Benar , tapi Senia tidak ada di dalam memangnya pergi kemana dia dan kenapa tidak ada suster penjaga saya bisa tuntut kalian atas kelalaian kalian dalam menangani pasien karena membiarkan pasien pergi tanpa pengawasan . Senia itu sedang sakit kenapa tidak ada yang menjaganya ," bentak Aluna pada keduanya .
Dokter Anwar merasa bersalah dan menyesal mendengar Senia pergi tanpa sepengetahuannya. Kemana Senia pergi batinnya memikirkan nasib Senia di luar sana takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan .
Sedangkan Aluna hatinya merasa senang karena tidak mengurusi Senia ia berharap Senia tidak pulang tapi ia juga merasa berat menjalankan pekerjaan rumahnya .
”Aku tidak mau tahu kalian harus cari anak saya sampai ketemu kalau tidak kalian akan saya laporkan ke polisi ," ancam Aluna lalu pergi bersama Adit .
Dokter Anwar dan suster Dina menatap kepergian Aluna lalu berkata pada suster Dina .
"Kita lihat cctv rumah sakit , ayo sus ," ajak Dokter Anwar pergi ke ruang cctv .
Dokter Anwar dan suster Dina melihat di layar monitor cctv Senia berjalan keluar dari rumah sakit hendak menuju halte namun ada seseorang perempuan mengajaknya masuk ke dalam mobil .
Suster Dina seperti mengenal perempuan itu meminta di zoom . Dan benar dugaannya akhirnya tersenyum lega .
"Dokter tenang saja Senia berada di tempat aman ," kata suster Dina hatinya merasa tenang .
"Kok bisa memangnya siapa perempuan yang membawa Senia ?" tanya Dokter Anwar curiga .
" Senia bersama ibunya suster Laila ," jawabnya dengan tersenyum senang .
" Syukurlah kalau memang benar begitu kita aman dari ibunya Senia yang jahat itu ," kata dokter Anwar . Ia merasa benci ketika pertama kali melihat Aluna .
Suster Dina melihat dokter Anwar sangat membenci ibunya Senia , ia pun sama .
"Apa rencana dokter selanjutnya ?" tanya suster Dina .
" Biarkan saja Senia bersama ibunya suster Laila sampai ia aman dari pengaruh buruk ibunya . Aku ingin lihat kalau Senia mampu menjadi gadis yang kuat dan pemberani ," jelas dokter Anwar kemudian keluar dari ruang cctv diikuti suster Dina .
Aluna sampai di rumah marah-marah setelah pulang dari rumah sakit . Ia kecewa karena Senia sudah sembuh tapi tidak pulang ke rumah lalu kemana perginya Senia .
Jangan-jangan Senia di culik dan si penculik minta tebusan tapi kok tidak ada kabar apapun tau Senia tertabrak mobil dan meninggal . Aluna berargumen dengan pikirannya sendiri .
"Ibu bicara apaan , kalau Senia meninggal pasti menghubungi kita kan , " kata Adit mendengar perkataan ibunya .
"Benar juga tapi sekarang Senia dimana kenapa tidak ada yang menemukannya dan memberitahu kita ," Aluna dengan kesal .
Aluna capek mengerjakan pekerjaan rumah sendirian . Sejak kecil sampai dewasa ia belum pernah mengerjakan rumah dan sejak menikah Bian lah yang mengerjakan semuanya sedangkan dia hanya membantu sebisanya saja .
"Sudahlah tidak usah dipikirkan kalau Senia pulang ya biarin saja dia sudah besar dan bisa pulang sendiri ," kata Aluna lagi .
"Ibu darimana ? " tanya Imran baru pulang dari rumah tetangga .
"Dari rumah teman ibu , kamu sudah makan apa belum ?" jawab Aluna lalu bertanya ke Imran .
"Sudah Bu , tadi makan sama ikan nila bareng Luki ," jawab Imran dengan antusias .
Enak sekali makan sama ikan nila , sudah lama aku tidak makan ikan nila jadi pengen batin Aluna lidahnya menginginkan masakan ikan nila yang di goreng dengan lalapan dan sambal pasti sedap .
Adit langsung masuk kamar dan beristirahat ia merasa capek dan tidak bisa melihat kondisi Senia karena tidak ada di sana .
Aluna pergi ke dapur memeriksa isi kulkas dan ternyata ada ikan kembung dan beberapa lalapan ia langsung memasaknya dan menghidangkan di meja makan .
Selesai memasak Aluna makan sendirian karena perutnya sudah perih ingin diisi . Ia makan dengan lahap . Irman melihat ibunya makan merasa lapar .
"Bu , aku mau makan lagi soalnya masih lapar , ” kata Imran duduk di seberang Aluna .
"Makanlah ," Sahut Aluna mengambilkan nasi dan ikan ke dalam piring lalu memberikan kepada Imran .
Imran lngsung memakannya dengan lahap dan senang sekali . Melihat Imran makan Aluna penasaran .
"Tadi katanya sudah makan kok makan lagi ? ' tnya Aluna curiga .
"Hehe ، aku pengen makan ikan buatan ibu ," jawab Imran dengan polos .
Aluna jadi terharu mendengar penuturan anaknya . Ternyata makan seadanya saja membuat Imran senang apalagi kalau makanan mahal dan enak menggugah selera pasti Imran minta nambah batin Aluna .
"Makan yang banyak ya , mau nambah lagi" tanya Aluna melihat nasi di piring Imran tinggal sedikit.
"Sudah kenyang ," jawab Imran memegang perutnya.
Aluna mencuci piring kotornya dan piring kotor Imran lalu meletakkan di rak piring . Ponsel Aluna berdering tertera nama Bian memanggil lalu ia angkat .
"Aluna kenapa Senia bisa hilang ?" suara keras di seberang ponsel membuat Aluna terkejut menjauhkan dari telinganya .
Aluna merasa heran darimana Bian tahu kalau Senia hilang . Apakah ada yang memberitahunya atau Bian menyuruh seseorang memata-matainya. Pikiran Aluna tidak karuan dengan situasi saat ini .
Kenapa Bian tiba-tiba peduli pada Senia biasanya cuek dan tidak pernah mau tahu soal Senia .
"Aluna kenapa kamu diam saja , Senia kemana katakan !" bentak Bian .
" Aku tidak tahu , aku juga bertanya sama pihak rumah sakit mereka juga tidak tahu kalau Senia pergi ," jelas Aluna dengan tenang .
”Apa kamu sudah mencari ke berbagai tempat siapa tahu temannya atau kenalannya ," desak Bian berharap Aluna memberi keterangan yang jelas .
"Mana aku tahu sama temannya , kamu yang buat peraturan pada Senia kalau tidak boleh main sama temannya jadi Senia tidak pernah pergi kemana-mana ," jelas Aluna .
”Cari tahu ke polisi kek atau kemana , dengar ya kalau sampai Senia cerita sama orang lain kita bakalan hidup susah ," kata-kata Bian membuat dadanya sesak .
semasa hidup aja bian tak pernah kasih uang jajan sm mu tak pernah sayang pada mu 🤭🤣🤣🤣