Rahim Sewa'An

" Baik Nyonya." Seina segera masuk ke kamarnya.

" Ibu kenapa sangat lembut dengan anak itu, kenapa dengan kakak ipar begitu garang?" tanya Martin heran.

Olive memang sangat bodo amat dengan Martin, tapi setidaknya Olive tidak tampak membenci anak selingkuhan suaminya itu.

Mereka seperti kucing dan tikus tapi tidak saling membunuh.

" Dia masih kecil, apa bisa melahirkan anak?" ujar Olive tampak khawatir.

" Anak kecil zaman sekarang kayaknya pintar-pintar tuh Bu." ujar Martin.

" Kau ini tidak jelas!, apa dia sudah mendapatkan perhatian yang baik?" tanya Olive lagi.

" Sudah Bu, semua dokter dari kesehatan, obgyn, ahli gizi, setiap hari berdatangan." jawab Martin.

" Begitu ya, kau kapan mau menikah?" tiba-tiba saja Olive menanyakannya.

" Katanya terserah, kenapa tanya?" jawab Martin bodo amat.

" Iya deh terserah, ibu mau istirahat!" Olive segera pergi ke kamarnya.

Aneh banget Ibu ini, sejak kakak ipar keguguran, sampai sekarang dia terus menyerang kakak ipar, ya mungkin karena Seina mau melahirkan cucunya, jadi Ibu sangat baik padanya.

Dalam hati Martin.

......................

Keesokan paginya.

Matthew dan Gladys sudah datang di pagi hari.

" Di mana Seina Bi?" tanya Gladys tampak sumringah.

" Sedang berada di kolam dengan Tuan Martin." jawab Bibi.

" Oh Martin di sini juga?, aku akan ke sana." ujar Gladys segera pergi ke arah kolam.

" Matamu apa buta, aku di sini kau tidak melihat." ujar Olive sangat kesal pada menantunya.

" Ah, Ibu sudah pulang, pagi Ibu, saya mau ada perlu dengan Seina." Karena malas bertikai, Gladys langsung lari ke arah kolam.

" Bu, hentikan kebiasaan ibu mencari masalah dengan Gladys, memangnya salah dia kalau keguguran?, kenapa ibu terus menerus menyalahkan Gladys, bahkan dia rela menyewa rahim orang lain untuk melahirkan cucumu, kalau tidak ada teknologi canggih seperti sekarang, ya mungkin ibu tidak akan menimang cucu." ujar Matthew.

Matthew sangat mencintai istrinya dan itu sangat berlebihan, pokoknya istrinya tidak pernah salah di mata Matthew, apalagi setelah mengalami keguguran, Matthew semakin menormalisasi semua kelakuan istrinya yang menurut Olive bukanlah hal yang wajar untuk dilakukan seorang istri.

" Entahlah Matthew, ada satu hal yang membuat Ibu tidak bisa lagi memperlakukan istrimu dengan baik, karena kau sangat mencintainya, maka lakukanlah seperti itu, ibu juga tidak melarang, tapi jangan meminta ibu merubah sikap ibu pada istrimu." ujar Olive.

" Hah ibu, apa itu hal yang sangat fatal?, dia hanya bersenang-senang dengan teman-temannya sepanjang waktu, Ibu juga melakukan hal yang sama, kenapa itu salah di mata Ibu?, Matthew hanya ingin hubungan keluarga ini baik dan tenang, Matthew sangat lelah dengan pekerjaan dan banyak lainnya, kalau setiap kali berkumpul selalu seperti ini, itu menggangguku Ibu!" tegas Matthew.

" Ya terserah saja, aku akan menahan diri untuk saat ini, kau nanti juga akan tahu sendiri kelakuan istri tercintamu seperti apa, Tapi Matthew, anak itu sangat kecil, apa kalian sudah gila? " Olive segera mengalihkan pembicaraan, agar tidak bertengkar dengan putranya lebih lanjut.

" Anak itu sendiri yang mau." jawab Matthew.

" Istrimu pintar mencari dan memanfaatkan orang, anak itu sangat lugu dan baik hati, terus sangat mudah puas hanya dengan hal kecil, kenapa nasib orang tulus itu hanya di manfaatkan, harusnya kau perhatikan anak itu dan bagaimana kau memanfaatkannya, itu terlihat sama seperti seseorang yang aku perhatikan selama ini." ujar Olive.

" Ibu bicara apasih?, kita ini seperti simbiosis mutualisme." jelas Matthew.

" Oh begitu, ya sudah ibu mau buatkan anak itu sup ayam kampung, dia sangat menyukai masakan ibu, tidak seperti seseorang yang hanya doyan makanan tidak sehat hingga merusak tubuhnya." ujar Olive segera pergi ke dapur.

Matthew tidak tahu lagi harus bagaimana untuk memperbaiki hubungan antara ibunya dengan istrinya.

Dia terus mencari penyebab, yang membuat ibunya, yang tadinya sangat menyayangi istrinya itu tiba-tiba langsung berubah drastis setelah 5 bulan istrinya keguguran.

" Saat Gladys keguguran dia juga tampak khawatir dan merawat Gladys dengan baik, sebenarnya apa yang membuat ibu kecewa pada istriku?" Gumam Matthew.

" Ah, sudahlah!, sebentar lagi aku juga akan punya anak, dia pasti akan berubah saat anak kita sudah lahir." gumam Matthew

Matthew segera mengikuti istrinya menuju kolam berenang.

" Pelan - pelan Cina, kau masih sedikit lemas kan." Ujar Martin yang mengawasi Seina bermain air di kolam anak-anak yang ada perosotannya.

Kolam itu dibangun untuk anak Martin saat Gladys mengandung, tapi apalah daya anak itu tidak ingin terlahir ke dunia ini.

Tak di sangka kolam anak itu akan di pakai oleh Seina untuk pertama kali, Matthew mengawasi dari jauh, karena istrinya tampak buru-buru menghampiri Seina.

" Lucu juga Seina, yah anak itu juga masih kecil." Matthew tersenyum.

Matthew juga tidak menyangka, Martin juga tampak sudah sangat akrab dengan Seina.

Namun Matthew dan Martin terkejut saat melihat Gladys menarik rambut Seina dengan sangat kasar dan membuat Saina terjatuh dan kesakitan.

" Kudis, apa yang kau lakukan!" Teriak Martin langsung menghalangi tubuh Seina agar tidak di tarik lagi oleh kakak iparnya.

Martin tahu sih, sifat kasar Gladys pada wanita - wanita yang ingin menggoda suaminya, Martin juga mewajarkan itu karena mereka mencoba merusak rumah tangga orang lain, tapi berbeda dengan Seina, dia kan sedang proses untuk mengandung anak mereka, kenapa Gladys sangat kasar dan marah pada Seina secara mendadak.

" Kau gila Seina, kau ini kan sedang tahap akan menjadi ibu dari anak kami, jaga tubuhmu dengan baik, jangan sampai sakit dan menyebabkan masalah dalam prosesnya!" Ujar Gladys sangat murka.

Karena hari ini adalah hari yang akan menentukan masa depan Gladys di kediaman ini.

" Sayang, kau tidak boleh menyakiti Seina seperti itu, dia tidak bersalah." ujar Matthew segera menggendong Seina dan membawanya masuk, melihat anak itu sangat syok, dengan perbuatan istrinya.

" Kak, biar aku saja yang gendong Cina." ujar Martin ikut khawatir, dia juga merasa bersalah karena dulu pernah kasar dengan Seina.

Tapi melihat Seina di kasari si kudis dia juga tampak sangat kesal.

" Mungkin Ibu melihat hal buruk darimu, sampai dia sangat membencimu Kudis, aku kira ibu tiriku memang kejam, sepertinya aku salah memahami situasi, kau pasti berbuat hal yang fatal sampai dia begitu marah dan tidak menyukai dirimu!" ujar Martin dengan tegas.

" Apa yang kau bicarakan Martin?" Gladys tampak sangat gugup.

" Apa yang aku bicarakan?, lihatlah aku ini apa Kudis?, aku adalah buah dari ketidak moral'an, bukankah dia seharusnya membunuhku atau membiarkan aku mati kelaparan, tapi dia membawa aku ke dalam keluarga ini dan memberikan makan hingga tempat nyaman, meskipun tidak mengakui aku sebagai keluarga Howard, dia juga tidak terlihat membenciku, meskipun sikapnya dingin padaku." ujar Martin.

" Tenanglah, apa yang aku perbuat?, dia membenciku kan hanya karena aku tidak mau memiliki anak." jawab Gladys dengan terbata-bata.

" Ya entahlah, tapi kau sangat kejam pada anak kecil yang akan melahirkan anakmu." ujar Martin segera pergi.

Apa sih sikap dia ini?, dia itu bukannya sangat bucin pada Matthew, jika Matthew tidak mencintaiku setengah mati, dia pasti akan menyingkirkan aku sudah jauh-jauh hari, tidak ku sangka dia malah sangat peduli dengan anak ingusan dan kampungan itu, hah menyebalkan.

Dalam hati Gladys kesal.