Serangeline Fros, wanita berusia 45 tahun, dikenal di seluruh kota Darsen sebagai ketua geng Bloodfangs—geng paling ditakuti yang menguasai setengah wilayah kota. Di balik reputasinya yang kelam, Sera menyimpan mimpi lama yang tak pernah terwujud: menjadi seorang penyanyi. Namun takdir berkata lain, sejak muda ia dipaksa oleh kakeknya untuk meneruskan tahta keluarga sebagai pemimpin geng, menenggelamkan keinginannya di balik darah dan kekuasaan.
Hingga suatu malam, sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya. Tapi kematian bukanlah akhir bagi Serangeline Fros. Ia terbangun kembali… di tubuh seorang wanita muda berusia 25 tahun—bertubuh gendut, pemalu, dan diremehkan semua orang, bahkan oleh suaminya sendiri.
Apakah Serangeline akan menemukan makna baru dari kehidupan keduanya, ataukah sisi gelapnya sebagai gangster akan kembali bangkit dan menghancurkan segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Ancaman
Setelah seluruh rangkaian pemotretan dan pengambilan video promosi selesai, Sera akhirnya pulang. Ia meninggalkan gedung agency dengan mobil BMW miliknya mobil yang pagi tadi sempat penyok akibat insiden kecil. Bedanya, malam ini mobil itu tidak ia kendarai sendiri. Rayhan, manajernya, duduk di balik kemudi.
Di kursi belakang, Sera duduk menyilang dengan anggun. Tatapannya sesekali tertuju pada Rayhan yang fokus mengemudi, wajahnya tenang, nyaris tanpa ekspresi. Sejak tadi, Sera ingin menggali banyak hal tentang pria itu terutama setelah kematiannya namun jika ia langsung ke inti pembicaraan, kecurigaan bisa muncul.
“Aleric bilang kamu bekerja dengan orang yang sangat berbahaya sebelumnya. Kalau aku boleh tahu, apa pekerjaanmu?” tanya Sera, membuka percakapan dengan nada santai.
Rayhan melirik sekilas melalui kaca spion.
“Aku bekerja menjadi sopir pribadi dari gangster yang cukup berkuasa di kota ini.”
“Oh ya… lalu kenapa kamu berhenti dan masuk ke dalam agency yang bahkan terancam bangkrut saat ini?”
“Aku membunuh bos gangster itu.”
Jawaban itu membuat jantung Sera seolah berhenti berdetak. Dadanya menegang, dan untuk sesaat ia ingin berteriak menyangkal atau menampar mulut pria itu agar berhenti menyalahkan dirinya sendiri atas kematian yang bukan kesalahannya.
“Berarti nyalimu cukup besar. Sepertinya Aleric memilih manajer yang sangat tepat untukku. Aku juga berencana untuk membunuh seseorang.”
Ucapan Sera membuat Rayhan sontak terdiam. Ia menepikan mobil ke pinggir jalan, mematikan mesin, lalu berbalik menghadap kursi belakang. Wajahnya pucat, napasnya tidak beraturan.
“Nona, kamu tidak serius, bukan?” ucapnya panik.
“Kenapa kamu terkejut dan panik seperti itu? Kamu sendiri yang mengatakan jika kamu membunuh seorang bos gangster. Berarti jika aku memintamu untuk membunuh seseorang, bukankah itu adalah hal yang mudah bagimu? Lagipula orang yang ingin aku bunuh kali ini tidak seberbahaya orang yang sudah kamu bunuh.”
“Tidak seperti itu, Nona, maksudku…” Rayhan terlihat terbata-bata, suaranya gemetar saat mencoba menjelaskan.
Sera tertawa. Tawa yang rendah, dingin, dan mengintimidasi.
“Kamu membohongiku, bukan? Kamu tidak pernah membunuhnya. Kamu terjebak oleh rasa bersalah yang kamu buat sendiri.”
“Tapi… tapi aku memang—” ucapnya terbata-bata lagi.
“Jangan bodoh, Rayhan. Sampai kapan kamu akan mengakui jika kamu yang melakukannya? Menyalahkan diri sendiri adalah cara paling cepat untuk membunuh dirimu juga.”
“Tapi bagaimana kamu bisa seyakin itu, Nona? Aku bahkan belum menceritakan apa pun kepadamu. Apa mungkin kamu tahu orang yang aku maksud?”
Sera memalingkan wajahnya, lalu mengelus tengkuknya pelan.
“Wajahmu menjelaskan semuanya. Siapa yang akan yakin jika caramu menjelaskannya seperti itu? Jika kamu ingin berbohong dan ingin orang lain memercayainya, wajahmu harus lebih serius dan meyakinkan lebih dulu. Jangan memberikan wajah sendu dan putus asa seperti itu.”
Rayhan refleks mengangkat tangannya, memegang wajahnya sendiri, memperhatikannya sejenak.
“Apa sejelas itu?” gumamnya lirih.
“Aku bukan orang yang gampang kamu bodohi. Jadi bicaralah sesuai apa yang benar-benar terjadi, bukan kata-kata yang sudah kamu tarik kesimpulannya sendiri. Kesimpulan setiap orang itu berbeda-beda. Jangan patah hanya karena satu atau dua kesimpulan buruk dari orang-orang.”
Rayhan terdiam cukup lama sebelum akhirnya mengangguk kecil.
“Baiklah, Nona. Tapi kata-katamu seperti kamu sudah mengenalku cukup lama. Mendengarmu seperti ini membuatku teringat dengan seseorang yang dulu begitu peduli denganku.”
"Orang itu masih ada, Rayhan. Aku masih di sini dan ada di depanmu, batin Sera sambil menatapnya sendu." batin Sera.
“Jika kamu mau, kamu bisa menganggapku seperti dia.”
“Tidak mungkin, Nona. Kamu terlalu muda untukku anggap seperti dia. Baiklah, aku akan kembali melanjutkan perjalanan ke mansionmu sesuai perintah Pak Aleric.”
Sera mengangguk pelan.
"Benar, aku terlalu muda untukmu anggap seperti kakak. Bahkan kita hampir seumuran. Terlalu baik dan terlalu perhatian padamu hanya akan membuatmu salah paham nantinya," batin Sera, merasa serba salah oleh perasaannya sendiri.
Mobil kembali melaju, meninggalkan jalanan penuh kebisingan.
____
Bruk.
Sera menutup pintu mobilnya dengan tekanan keras begitu melihat Kael berdiri di hadapan gerbang mansion mewahnya. Malam belum terlalu larut, namun udara terasa berat. Kael menghadang tepat di depan mobil, memaksa Rayhan menghentikan laju kendaraan saat pria itu hendak memasukkan mobil ke halaman mansion.
Langkah Sera berhenti beberapa meter di hadapan Kael. Tatapannya dingin, tajam, tanpa sedikit pun gentar.
“Apa yang kamu lakukan di depan gerbang rumahku malam-malam seperti ini? Apa kamu datang untuk memohon dan bersujud di hadapanku lagi?” ucap Sera menatapnya tajam.
“Jangan terlalu sombong, Sera. Aku tidak akan melakukannya lagi. Justru aku ke sini untuk menyadarkanmu dari kesombonganmu itu,” jawab Kael datar.
Sera tersenyum sinis. Senyum yang sama sekali tidak menyentuh matanya.
“Kenapa, Kael? Apa kamu sudah melihat ketenaranku di media sosial? Aku bahkan lebih tenar dari Lyra, bahkan sebelum debut resmiku. Apa karena itu kamu datang ke sini? Atau ketenaranku melukai harga dirimu?”
Alih-alih tersindir atau merasa malu, Kael justru tertawa lepas.
“Hahaha… Kesombonganmu memang sudah di atas rata-rata, Sera. Sepertinya kamu harus menguranginya. Apa kamu lupa seperti apa dirimu dulu?”
“Kenapa? Ada apa dengan diriku dulu? Bukankah dirimu jauh lebih buruk dariku?” ucap Sera, membalikkan kata-kata Kael tanpa ragu.
“Kamu memang perlu disadarkan. Percaya dirimu terlalu tinggi hanya karena pujian sementara dari orang-orang.”
“Tentu saja, Kael. Tidak ada yang perlu diragukan dariku.”
Ucapan itu membuat Rayhan yang masih berada di dalam mobil karena dilarang keluar oleh Sera langsung menegang. Dadanya terasa sesak.
"Kata-kata itu… sama persis seperti kata-kata yang sering diucapkan oleh Quen, "batin Rayhan, menatap Sera dengan sorot tak percaya.
Kael lalu menyodorkan layar ponselnya ke arah Sera.
“Lalu bagaimana dengan ini?”
Di layar itu terpampang foto dan potongan video lama tubuh Sera yang gendut, wajahnya kusam, penampilannya tak terurus. Terlihat jelas bagaimana ia dengan sukarela menjadi babu bagi Lyra saat masih menjadi istrinya. Cara ia berdiri menunduk, tatapan kosong, sikapnya yang begitu rendah tak pantas, tak bernilai, dan jauh dari sosok artis yang sekarang dielu-elukan.
“Apa kamu tidak tahu artis baru sepertimu sangat mudah untuk dijatuhkan? Publik sangat mudah berubah. Image dan pamormu yang tidak seberapa itu akan hancur bahkan sebelum debutmu.”
Kael melangkah mendekat, memangkas jarak di antara mereka. Wajahnya kini sangat dekat dengan wajah Sera.
“Jadi sebelum semua ini tersebar, cepat undurkan dirimu dari agency Aleric, batalkan debutmu, dan kembali kepadaku.”
“Bufff… hahaha…”
Sera menutup mulutnya, tertawa keras. Tawa itu menggema di halaman mansion, terdengar tajam dan meremehkan. Seketika tawanya berhenti. Wajahnya berubah serius, matanya menatap Kael tanpa sedikit pun rasa takut.
“Kamu pikir aku takut? Sebarkan lah, dan lihat bagaimana pandangan publik ke arahku nanti.”jawab Sera.
.
.
.
💐💐💐Bersambung💐💐💐
Yaa elah Kael - Kael nyali lu kurang bingits ngancemnya kok pake vidio lama kehabisan ancaman sama kencantikan ahjumma yang saat ini ya? . PD banget ahjumma bakal mau balik lagi sama lu, mimpi aja Kael mimpi🤣
Lanjut Next Bab ya guys😊
Lope lope jangan lupa ya❤❤
Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤
Nantikan update setiap jam 13.00 dan 19.00 guys ☺