NovelToon NovelToon
Legenda Shinobi Satu Pukulan

Legenda Shinobi Satu Pukulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Daud Nikolas

Di dunia Bintang Biru, setiap manusia akan melalui ritual kebangkitan bakat. Mulai dari peringkat terendah Rank F hingga yang tertinggi Rank SSS, bakat inilah yang menentukan jalan hidup seseorang—apakah menjadi manusia biasa atau pahlawan yang mampu mengguncang alam semesta. Sejak lahir, Ye Chen dianggap tak memiliki masa depan. Bakatnya hanyalah elemen kayu dan aura rubah biasa. Namun, tak seorang pun tahu bahwa rubah di dalam dirinya adalah Rubah Ekor Sepuluh, eksistensi mitos yang melampaui seluruh makhluk sihir. Saat upacara kebangkitan dimulai, seluruh langit bergetar. Ye Chen justru memecahkan batas manusia dan memperoleh bakat misterius: Saitama—Fisik Tak Terbatas, kekuatan tubuh yang berkembang tanpa ujung hingga melampaui segala logika. Namun perjalanan Ye Chen tak sendiri. Kekasih masa kecilnya, seorang gadis berbakat yang selalu berada di sisinya, membangkitkan garis keturunan kuno Uchiha sejak kecil, lengkap dengan mata yang menyala bak api takdir. Tidak hanya itu, dia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daud Nikolas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 7 kakek keluarga xia

Tanpa memedulikan Ye Chen, mereka mulai melangkah maju.

“Halo, sepupu,” kata salah satu dari mereka dengan senyum anggun. “Namaku Xia Long. Aku berada di alam roda energi dan membangkitkan bakat SS, sama seperti Paman Batian — kekuatan petir.”

Yang satu lagi ikut maju. “Aku Xia Zhou, juga di alam roda energi. Aku membangkitkan bakat SS elemen api.”

Nada bicara mereka terdengar penuh kebanggaan. Jenius peringkat SS memang sangat dihormati, terutama di pusat kota.

Namun Lan Shuang hanya menatap mereka dingin, matanya tanpa ekspresi sedikit pun. Dengan Mangekyou Sharinggan-nya, ia bisa melihat niat seseorang dengan jelas. Ia tahu apa yang tersembunyi di balik senyum mereka.

Perlahan, Lan Shuang berdiri di belakang Ye Chen tanpa berkata apa pun, sikapnya seperti sedang menjaga diri agar tidak memukul mereka.

Melihat hal itu, Xia Long dan Xia Zhou sedikit terpaku, wajah mereka memucat lalu berubah canggung.

“Hehehe… para sepupu, saudara perempuanku ini memang agak pemalu. Jadi jangan diambil hati,” ucap Ye Chen dengan tenang sambil tersenyum kecil.

Ia kemudian melangkah maju dan menjabat tangan keduanya dengan sopan.

Xia Long dan Xia Zhou saling pandang, lalu tersenyum paksa. Meski rasa malu masih tersisa, mereka berusaha menahan diri. Tak apa, masih banyak waktu untuk berkenalan lebih dekat, pikir mereka dalam hati.

Xia Zhang hanya menatap Xia Yu dan Lan Batian, lalu menoleh ke arah kedua cucunya, Ye Chen dan Lan Shuang.

“Hahaha, anak muda, kalian bermainlah dulu. Aku akan berbicara dengan Batian dan Yu’er.”

“Baik, Kakek.”

Mereka berempat menjawab serempak sebelum pergi meninggalkan ruangan. Setelah mereka berlalu, Xia Zhang kembali menatap kedua orang tua itu dengan wajah serius.

“Apa yang sebenarnya terjadi, Batian? Kenapa Chen’er dan Shuang’er bisa berkultivasi?”

Nada suaranya bergetar pelan. Ia bisa merasakan energi spiritual yang sangat kuat memancar dari tubuh kedua cucunya. Napasnya sedikit memburu, menunjukkan keterkejutannya.

“Ini, Ayah…”

Lan Batian dan Xia Yu mulai menceritakan kejadian empat tahun lalu, tentang saat Ye Chen dan Lan Shuang membangkitkan bakat serta kemampuan mereka. Xia Zhang mendengarkan dengan seksama tanpa menyela sedikit pun.

“Teknik mata dan kemampuan kayu?” gumam Xia Zhang sambil mengerutkan kening.

“Kenapa, Ayah?” tanya Xia Yu dengan nada khawatir.

Xia Zhang menjelaskan perlahan, “Bukankah kemampuan kayu sudah lama dianggap lemah? Dahulu memang ada, tapi hanya digunakan sebagai peran pendukung. Tidak bisa menyerang dan kekuatannya terbatas. Sedangkan kemampuan mata... biasanya hanya meningkatkan penglihatan, tidak lebih dari itu.”

Lan Batian tampak kebingungan. “Tapi Ayah, kemampuan yang dimiliki anak-anak ini berbeda.”

“Oh? Berbeda bagaimana?” Xia Zhang mulai tertarik.

Lan Batian mengambil ponselnya. “Ini, Ayah. Aku merekam pertarungan kami tadi.”

Ia memutar video itu di depan Xia Zhang dan Xia Yu. Dalam tayangan itu tampak Perfect Susanoo berukuran seratus meter, dengan Lan Shuang berdiri di dahinya. Pola matanya tampak aneh, dan Susanoo itu memegang dua pedang besar berwarna biru menyala.

Sementara itu, Ye Chen terlihat berdiri di atas golem kayu raksasa, juga setinggi seratus meter. Di bahunya, seekor naga kayu meliuk dengan aura yang menakutkan.

“Ini... apakah ini cucuku?” suara Xia Zhang gemetar, matanya membelalak.

Xia Yu juga terpaku. “Apakah ini... anakku?”

“Benar, Ayah. Ini kemampuan Chen’er dan Shuang’er,” jawab Lan Batian mantap. “Kayu milik Chen’er sangat aneh. Ia bisa menyerap seni bela diri, atribut elemen, bahkan memulihkan energi spiritual secara otomatis. Serangannya sangat kuat, dan struktur kayunya lebih keras dari baja bintang.”

“Lebih kuat dari baja bintang?” Xia Zhang terperanjat, bahkan sampai berdiri dari kursinya. “Itu... sangat abnormal!”

“Dan Shuang’er juga berubah, Ayah. Lihat matanya,” ucap Lan Batian sambil memperbesar tampilan video yang menyorot pola mata Lan Shuang.

“Pola ini... berbeda dari kemampuan mata biasa,” gumam Xia Zhang.

“Ya. Kemampuannya sekarang bisa membangkitkan lima bayangan biru yang menyerap energi spiritual secara terus-menerus. Selain itu, dia bisa mengendalikan banyak pedang sekaligus. Lihat bagian ini, Ayah.”

Lan Batian mempercepat video ke saat Lan Shuang dalam wujud Susanoo menebas pedangnya.

Whoshhh!

Gelombang energi biru meledak dari pedangnya, membelah ribuan meter tanah dan menghancurkan sepuluh gunung besar di kejauhan.

“Itu...” Xia Yu menjerit kecil, terkejut melihat kekuatan putrinya sendiri.

Xia Zhang justru tertawa keras. “Hahaha! Cucu perempuanku membangkitkan energi pedang di usia muda, dan cucu laki-lakiku memiliki bakat kayu yang luar biasa? Hahaha! Keluarga Xia akan makmur!”

Lalu Lan Batian kembali bercerita dengan antusias, membuat Xia Zhang semakin gembira.

“Jadi nama mata itu Sharingan, dan kemampuan kayu Chen’er bisa mempercepat penyerapan Qi spiritual,” kata Xia Zhang dengan nada kagum. “Batian, kenapa tidak mengirim mereka ke pusat kota saja agar bisa belajar lebih baik?”

Xia Zhang berbicara dengan tergesa-gesa, suaranya penuh semangat.

“Ini, Ayah... mungkin kurang cocok,” jawab Lan Batian hati-hati. “Aku khawatir anak-anak itu malah akan membuat kekacauan. Lagi pula, mereka baru berumur sepuluh tahun.”

“Oh, tidak apa-apa juga,” ucap Xia Zhang santai. “Mereka belum membangkitkan kemampuan bakat dari tugu, kan?”

Lan Batian dan Xia Yu saling pandang, lalu menangguk bersamaan.

“Nanti, di umur lima belas tahun, kirim mereka ke keluarga Zhang,” lanjut Xia Zhang. “Lima tahun lagi, Universitas Pelindung Dao akan merekrut murid baru.”

“Universitas dari luar angkasa itu?” tanya Lan Batian terkejut. “Salah satu basis umat manusia di langit berbintang?”

“Benar,” jawab Xia Zhang sambil menghela napas pelan. “Sebenarnya, umat manusia sudah menjelajah langit berbintang dan menjadi salah satu ras puncak di alam semesta. Banyak ras lain yang menjalin hubungan dengan mereka.”

“Bintang Biru mereka baru ditemukan seratus tahun lalu oleh umat manusia,” lanjutnya. “Karena berasal dari ras yang sama, umat manusia di sana diberikan peradaban maju dan teknik kultivasi tingkat tinggi. Salah satunya adalah Universitas Pelindung Dao—universitas tingkat awan kosmik yang menguasai puluhan ribu tata surya di bawahnya.”

“Ada hal seperti itu?” Lan Batian dan Xia Yu terkejut mendengar penjelasan itu.

“Untuk masuk ke sana,” kata Xia Zhang dengan wajah serius, “dibutuhkan bakat luar biasa. Bahkan peringkat SSS saja masih dianggap jenius tingkat rendah. Minimal, kultivasi seseorang harus mencapai Alam Pegunungan dan berumur di bawah dua puluh tahun.”

“Lima tahun lagi akan ada seleksi. Persiapkan mereka mulai sekarang.”

“Baik, Ayah! Siap!” jawab Lan Batian dengan semangat membara. Ia tak bisa menahan rasa bangganya, membayangkan masa depan cerah kedua anaknya jika berhasil masuk ke universitas tersebut.

Saat Xia Zhang, Lan Batian, dan Xia Yu sedang berbincang tentang masa depan Ye Chen dan Lan Shuang, di halaman belakang suasana sudah berbeda total.

Xia Long dan Xia Zhou terkapar di tanah, tubuh mereka kejang-kejang akibat tersengat petir. Asap tipis masih mengepul dari pakaian mereka yang gosong sebagian. Di depan mereka berdiri Lan Shuang dengan wajah dingin tanpa ekspresi, mata Sharinggannya berputar perlahan menandakan amarahnya baru saja reda.

1
Daud Nikolas
guyss.izin off ya 5 hari mau persiapan uts bntr aja👍
Kaka Putra
tetap konsisten thor
Kaka Putra
jangan berenti update thor jarang²nih dapet novel menarik,dimari
Daud Nikolas: ok bg aman💪
total 1 replies
Daud Nikolas
ayo guyss baca
Daud Nikolas: jangan lupa like comment dan subrek ya guyss💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!