NovelToon NovelToon
Shadow Of The Seven Sins

Shadow Of The Seven Sins

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Anak Yatim Piatu / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:159
Nilai: 5
Nama Author: Bisquit D Kairifz

Hanashiro Anzu, Seorang pria Yatim piatu yang menemukan sebuah portal di dalam hutan.

suara misterius menyuruhnya untuk masuk kedalam portal itu.

apa yang menanti anzu didalam portal?

ini cerita tentang petualangan Anzu dalam mencari 7 senjata dari seven deadly sins.

ini adalah akun kedua dari akun HDRstudio.Di karna kan beberapa kendala,akun HDRstudio harus dihapus dan novelnya dialihkan ke akun ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bisquit D Kairifz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tersangka

"Selamat pagi, kepala desa. Namaku Anzu. Semalam aku menginap di sini. Terima kasih sudah memberi tumpangan," sapa Anzu dengan sopan.

"Ah, iya, pagi juga, Nak Anzu. Santai saja, kau bisa memanggilku sesukamu," ujar ayah Lucas sambil tersenyum hangat.

"Baiklah, paman," jawab Anzu sambil tersenyum.

Mereka pun mulai menyantap sarapan yang sudah disiapkan di atas meja. Aroma roti hangat dan sup sayuran memenuhi ruangan, membuat suasana terasa nyaman dan damai.

"Kheekh... aku kenyang sekali. Eeeerrrrghh~ ah!" Lucas bersendawa lepas.

"Hey! Itu tidak sopan, Lucas!" tegur ayahnya kesal.

"Ah, maaf, maaf! Hehehe, kebiasaan," jawab Lucas sambil menggaruk kepala.

"Hah~ maaf ya, Nak Anzu. Anak ini memang kurang ajar kalau sudah di rumah," ujar sang ayah sambil menghela napas.

"Ah, tidak apa-apa kok, Paman," balas Anzu lembut.

"Baiklah, aku akan membersihkan piringnya. Kalian berdua pergilah, lakukan apa pun yang ingin kalian lakukan hari ini," ucap ayah Lucas.

"Hey, Anzu, mau ikut denganku?" tanya Lucas tiba-tiba.

"Hah? Ikut ke mana?" tanya Anzu penasaran.

"Ah, pokoknya ikut saja!" Lucas langsung menarik tangan Anzu.

"Hey, t-tunggu! Kita mau ke mana, sih?!"

Tanpa sempat melawan, Anzu ditarik Lucas keluar rumah. Mereka berjalan menuju tempat yang ingin ditunjukkan Lucas.

---

Sementara itu, di rumah, ayah Lucas mulai merasa curiga terhadap Anzu. Ia masuk ke kamar Lucas, mencari tahu kebenaran tentang anak asing itu.

Saat membuka lemari, matanya menangkap sesuatu — sebuah benda setengah bulat berwarna gelap.

"Hm... benda apa ini?" gumamnya sambil memegangnya. "Bentuknya aneh... aku belum pernah melihat hal seperti ini di kerajaan ini."

Ia memperhatikan helm itu dengan seksama, mencoba menebak asalnya.

"Baiklah, ini akan kuberikan kepada Ksatria Tristan saat pengambilan pajak nanti," ujarnya pelan,menyimpan benda itu.

---

Kembali ke Anzu dan Lucas.

"Hey, Anzu! Lihat ini!!" seru Lucas dengan antusias.

"Waah... indah sekali..." Anzu tertegun, matanya berbinar.

Mereka berdiri di atas sebuah bukit di belakang desa. Dari sana, hamparan ladang bunga bermekaran sejauh mata memandang — berbagai warna, dari merah, biru, hingga putih keperakan, bergoyang lembut diterpa angin sore.

"Bagaimana, Anzu? Tempat inilah yang ingin kutunjukkan padamu," ujar Lucas bangga.

"Ini... sangat indah sekali, Lucas. Terima kasih sudah membawaku ke sini," ucap Anzu dengan senyum lebar yang tulus.

"Hehehe, sama-sama, Anzu!" balas Lucas senang.

Mereka duduk berdampingan di atas rumput, menikmati pemandangan hingga matahari mulai tenggelam. Hari terasa begitu cepat berlalu — dan tanpa sadar, keduanya yang awalnya hanya orang asing kini menjadi teman dekat.

"Nanti, aku akan tunjukkan tempat indah lainnya padamu, Anzu," ucap Lucas sambil menatap langit jingga.

"Ya, Lucas... aku akan menantikannya," jawab Anzu.

(Namun sayangnya... itu tidak akan pernah terjadi.)

---

Malam pun tiba. Mereka pulang ke rumah dengan senyum di wajah. Anzu merasa tenang — tanpa menyadari bahwa helm miliknya telah diambil.

---

Seminggu kemudian — hari pengambilan pajak pun tiba.

"YANG MULIA TRISTAN TELAH DATANG!!" teriak salah satu penjaga di desa.

Penduduk segera keluar rumah untuk menyambut para ksatria. Di antara mereka, tampak sosok Ksatria Tristan, turun dari kudanya dengan langkah mantap. Cahaya matahari memantul di baju zirahnya yang berkilau.

Sementara itu, Anzu dan Lucas tidak berada di sana. Mereka pergi ke kebun untuk memetik buah panen hari itu.

"Mana uang pajaknya?" tanya Tristan dengan nada tegas.

"Ini, Yang Mulia Tristan," jawab kepala desa sambil menyerahkan sekantung koin.

"Hm. Baiklah, uangnya sudah diterima. Aku akan kembali ke—"

"T-tunggu dulu, Yang Mulia!" panggil kepala desa tergesa.

"Hm? Ada apa lagi?" tanya Tristan dengan mata tajam.

"Ada hal penting yang ingin kubicarakan... kalau berkenan, maukah Yang Mulia masuk ke rumahku sebentar?" pinta kepala desa dengan nada hati-hati.

Tristan menatapnya sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah. Tapi jika ini hanya buang waktuku... kau tahu akibatnya."

"Terima kasih, Yang Mulia," kepala desa menunduk dalam-dalam.

---

Beberapa menit kemudian, mereka duduk berhadapan di ruang tamu.

"Baiklah, katakan. Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Tristan.

"Begini, Yang Mulia... apakah Anda masih ingat orang baru yang datang ke desa ini seminggu lalu?"

"Ya, aku ingat. Kenapa dengan dia?"

Kepala desa membuka laci dan mengeluarkan benda yang ia temukan sebelumnya.

"Ini, Yang Mulia," katanya sambil menyerahkan helm itu.

Tristan mengernyit. "Hmph... benda apa ini?"

"Itu milik orang baru itu, Yang Mulia. Dan... saya juga sempat mendengar sesuatu. Saat itu saya berjalan ke kamar anak saya, saya mendengar mereka berbicara tentang... dunia lain, dan sesuatu yang disebut 'mobil', kalau tidak salah."

"Mobil?" Tristan mengulang pelan. "Benda macam apa lagi itu?"

"Saya pun tidak tahu, Yang Mulia," jawab kepala desa pelan.

Tristan terdiam beberapa saat, lalu menatap benda itu tajam.

"Baiklah. Aku akan melaporkan hal ini pada Yang Mulia Raja. Informasimu berguna."

Ia melemparkan sekantung uang ke meja.

"Sebagai imbalan atas laporanmu."

"Wah! Terima kasih banyak, Yang Mulia!" seru kepala desa sambil menunduk hormat.

Tristan hanya berbalik tanpa bicara lagi. "Aku pergi ke kerajaan sekarang."

---

Sementara itu, di kebun...

"Heh, Lucas, berapa keranjang lagi yang harus diisi?" tanya Anzu sambil mengelap keringat.

"Ah, sudah selesai kok. Semua keranjang sudah penuh," jawab Lucas lega.

"Fiuh... akhirnya selesai."

"Ya, ayo pulang dan makan. Aku lapar banget!"

"Baiklah, kau duluan saja. Aku ingin duduk sebentar," ujar Anzu.

"Hahaha, baiklah. Tapi jangan ketiduran, ya!" canda Lucas sambil tertawa.

Mereka pun beristirahat sejenak sebelum akhirnya pulang bersama saat senja tiba. Sesampainya di rumah, kepala desa menyambut mereka dengan ramah seperti biasa.

"Ah, kalian sudah pulang. Ayo makan dulu," ujarnya sambil tersenyum.

"Baiklah, Ayah. Kami akan cuci tangan dulu," sahut Lucas.

Malam itu, mereka makan bersama dengan damai. Biasanya sebelum tidur, Anzu dan Lucas masih sempat berbicara panjang lebar, tapi karena lelah, mereka langsung terlelap.

---

Sementara itu, jauh di dalam istana Kerajaan Celestia...

"Permisi, Yang Mulia Raja," ujar seorang pelayan. "Ksatria Tristan sudah kembali dari desa dan ingin bertemu."

"Suruh dia masuk," perintah sang raja.

Tristan masuk dengan langkah pasti dan berlutut.

"Yang Mulia, pengumpulan pajak telah selesai tanpa hambatan," lapornya.

"Kerja bagus, Tristan," jawab sang raja tenang. "Lalu? Kau bilang ada hal lain yang ingin kau laporkan?"

"Benar, Yang Mulia."

Tristan lalu menceritakan semua yang ia dengar dari kepala desa — tentang Anzu, tentang helm aneh itu, dan tentang kata asing... 'mobil'.

Raja menyimak dengan ekspresi yang sulit dibaca.

Dan kemudian…

(sebuah keputusan pun mulai terbentuk di benak sang Raja...)

1
Nagisa Furukawa
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
Bisquit D Kairifz: Semangat bree, walau masalah terus berdatangan tanpa memberi kita nafas sedikit pun
total 1 replies
Rabil 2022
lebih teliti lagi yah buatnya sebabnya ada kata memeluk jadi meneluk
tapi gpp aku suka kok sama alur kisahnya semangat yahh💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!