NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Kapten

Jerat Cinta Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Menikahi tentara
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: keipouloe

Jhonatan Wijaya, seorang Kapten TNI yang dikenal kaku dan dingin, menyimpan rahasia tentang cinta pandangan pertamanya. Sembilan tahun lalu, ia bertemu dengan seorang gadis di sebuah acara Akmil dan langsung jatuh cinta, namun kehilangan jejaknya. Pencariannya selama bertahun-tahun sia-sia, dan ia pasrah.

Hidup Jhonatan kembali bergejolak saat ia bertemu kembali dengan gadis itu di rumah sahabatnya, Alvino Alfarisi, di sebuah batalyon di Jakarta. Gadis itu adalah Aresa, sepupu Alvino, seorang ahli telemetri dengan bayaran puluhan miliar yang kini ingin membangun bisnis kafe. Aresa, yang sama sekali tidak mengenal Jhonatan, terkejut dengan tatapan intensnya dan berusaha menghindar.

Jhonatan, yang telah menemukan takdirnya, tidak menyerah. Ia menggunakan dalih bisnis kafe untuk mendekati Aresa. Ketegangan memuncak saat mereka bertemu kembali. Aresa yang profesional dan dingin, berhadapan dengan Jhonatan yang tenang namun penuh dominasi. Dan kisah mereka berlanjut secara tak terduga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keipouloe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Langkah Aresa terasa cepat saat ia meninggalkan kafe seolah api sedang menjilati tumitnya. Hatinya panas membara, dan rasa amarah yang campur aduk dengan penghinaan membuatnya ingin meledak. Ia membenci Kapten Jhonatan. Ia benci caranya memandang dirinya, seolah ia adalah buku yang bisa dibaca. Ia benci caranya mempermainkannya, seolah ia adalah bidak catur yang bisa dimainkan. Ia benci semua tentang Kapten Jhonatan. Satu-satunya hal yang melegakannya adalah kenyataan bahwa ia tidak pernah memberikan nomor ponselnya kepada pria itu. Sehingga ia berfikir bisa menghilang begitu saja.

Jhonatan dengan sikapnya yang dingin dan kaku, berhasil membuatnya muak. Ia melangkah cepat, tidak peduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya. Saat ia hendak memanggil taksi, sebuah mobil tiba-tiba berhenti di sampingnya. Kaca mobil terbuka, menampakkan wajah laki-laki tampan, sedang tersenyum.

"Aresa?" panggilnya. "Woy ini gue, Vero."

Aresa terkejut. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan sepupu yang lainnya (Vero atau nama lengkapnya Alvero Alfarisi adik dari Alvino, yang kebetulan juga saudara sepersusuan Aresa). "Beneran lo Vero kok tambah jelek" Aresa meledek Vero "Ya, ini aku," jawabnya, suaranya terdengar lelah dan tak mendebat jawaban Aresa

"Keliahatan nya buru buru banget mau ke mana?" tanya Vero.

Aresa menghela napas, rasa kesal di hatinya sedikit mereda. "Aku mau ke tempat Mas Vino," jawab Aresa. "Aku mau ambil barang-barangku disana, tapi nanti langsung mau ke tempat Mas Arian."

Vero melihat raut wajah Aresa yang lelah dan kesal. "Ada apa? Tumben, biasanya betah di tempat Mas Vino," tanya Vero.

"Nanti aku cerita. Sekarang, aku cuma mau buru-buru pergi dari sini," ujar Aresa.

"Yaudah naik, aku antar" tawar vero

"Iya makasih Vero." Aresa berlari memutari mobil dan masuk kedalam. Saat Aresa sudah duduk dikursi penumpang, Vero mengangguk dan ia melajukan mobilnya mengantar Aresa ke rumah dinas Alvino.

Setelah perjalanan kurang lebih 15 menit mobil mereka sampai di komplek perumahan militer, namun Vero hanya mengantar sampai pintu penjagaan saja, Aresa masuk sendiri diantar petugas yang sedang jaga kerumah Alvino, Setibanya didepan rumah Alvino, Aresa langsung masuk tak lupa sebelumnya ia sudah berterimakasih kepada prajurit yang sudah mengantarkannya, Aresa masuk dan disambut oleh Alvino dan istrinya, Ayu. "Loh udah pulang Res kok cuma sebentar?" tanya Alvino.

"Iya, Mas. Tadi kapten Jhonatan cuma bahas bisnis sedikit, oh iya mas aku pamit pulang ya, ini sekarang aku cuma mau ambil barang-barangku aja." jawab Aresa sedikit berbohong.

Alvino dan Ayu saling menatap, menyadari ada sesuatu yang tidak beres. "Yaudah, kamu ambil barang-barangmu aja. Nanti mas yang anterin kamu," kata Alvino.

"Anter sampe depan aja mas, di luar ada Vero, tadi nggak sengaja ketemu dijalan." Ucap Aresa

" Loh kok nggak masuk dia,? Tanya Ayu

"Nggak tau mba, males katanya." Jawab aresa.

Aresa telah selesai mengambil barang barangnya, ia langsung pamit dan diantar oleh Alvino sampai pintu penjagaan.

Setelah sampai dipintu penjagaan Alvino langsung pulang bahkan tidak menyapa adiknya yang diluar.

Aresa langsung naik ke mobil dan Vero langsung tancap gas melanjutkan perjalanan ke apartemen Arian. Tapi di tengah perjalanan, tiba-tiba tiba Vero menghentikan mobilnya di sebuah pasar malam yang ramai. "Ayo, Res. Biar kamu nggak pusing lagi," ajak Vero.

Aresa tersenyum. Ia menuruti Vero. Mereka berjalan di antara keramaian, menikmati jajanan pasar malam. Mereka makan bakso dan cilok, saling suap-suapan, dan berpegangan tangan. Mereka juga naik berbagai wahana. Selama itu, Aresa merasa jauh lebih baik. Ia tertawa, dan melupakan sejenak masalahnya dengan Jhonatan.

Setelah puas bermain, Vero mengantar Aresa kembali ke apartemen Arian. Sesampainya Aresa turun di lobi, dan Vero langsung pergi. Ia berjalan masuk menuju ke apartemen kakaknya, saat tiba di unit sang kakak, ia langsung membersihkan diri dan tidur. Ia sudah tidak peduli dengan Jhonatan, ia hanya ingin istirahat.

****

POV Jhonatan

Di saat yang sama, Jhonatan berada di rumah kakak perempuannya, Jessica. Untuk merayakan ulang tahun keponakannya, Kinan. Jhonatan sempat lupa ulang tahun Kinan, setelah sang kakak menelpon nya ia langsung bergegas pergi setelah kejadian dikafe bersama Aresa,ia langsung buru-buru pulang kerumah Jessica. Ia bahkan tidak sempat membeli kado. Di sana, ia berusaha bersikap normal, tapi pikirannya terus melayang pada Aresa.

"Om Jhonatan, om kok baru datang?" tanya Kinan.

"Maaf, Om ada urusan," jawab Jhonatan. Ia melihat Kinan dan merasa bersalah. Ia tidak bisa melupakan Aresa. Ia terus memikirkannya.

Saat acara dimulai, ponsel Jhonatan bergetar. Sebuah pesan masuk dari anak buahnya, mereka lapor kepada Jhonatan kalau Aresa pulang diantar laki-laki di pintu penjagaan dan tidak lama langsung kembali lagi naik mobil laki-laki tersebut.

Akhirnya Jhonatan menyuruh anak buahnya untuk mengikuti Aresa, tak lama saat Aresa sudah berada di pasar malam, anak buahnya mengirimkan foto dan video Aresa di pasar malam. Jhonatan membuka pesan itu, dan matanya langsung membesar. Fotonya menunjukkan Aresa dan seorang pria muda, sedang berpegangan tangan, saling menyuapi, dan tertawa.

Jhonatan merasakan kecemburuan yang membakar dadanya. Ia tidak tahu siapa Vero, dan ia tidak peduli. Ia hanya melihat Aresa, wanita yang selama ini ia cari, sedang bahagia dengan pria lain.

Ia berusaha bersikap normal, tapi ia tidak bisa. Ia tidak bisa menahan amarahnya. Setelah acara selesai, ia langsung pergi. Ia melaju menuju rumah dinasnya di batalyon. Ia tidak peduli dengan apa yang dipikirkan Jessica, ia hanya ingin sendirian.

Di rumah dinasnya, Jhonatan langsung membersihkan diri. Ia berbaring di tempat tidur. Pikirannya dipenuhi dengan Aresa. Ia tidak bisa menerima kenyataan. Ia harus melakukan sesuatu. Ia tidak akan membiarkan Aresa bersama dengan orang lain.

Jhonatan mengambil ponselnya, dan mengirim pesan kepada Alvino.

"Vin, apa Aresa sudah pulang?" tanyanya, mencoba bersikap santai.

Alvino yang sedang mengobrol dengan istrinya, Ayu, terkejut melihat pesan Jhonatan.

"Sudah tadi, tapi langsung pergi," jawab Alvino.

Jhonatan tidak membalas lagi. Ia hanya menatap ponselnya, ia merasa hampa. Alvino dan Ayu saling menatap, bingung. "Ada apa dengan mereka?" tanya Ayu.

Jhonatan tidak bisa tertidur, matanya menolak  terpejam. Kegelapan di kamar tidak bisa menandingi kekacauan di pikirannya. Bayangan Aresa di pasar malam, tawa lepasnya yang ia saksikan walau hanya dari video, terus berputar bagai film rusak. Ia bangkit, duduk di pinggir ranjang, dan mengusap wajahnya dengan kasar.

Jhonatan membuka ponselnya lagi, Jhonatan langsung membuka aplikasi pesan dan mengetik nama Alvino.

        Jhonatan: Vin, maaf ganggu lagi.

        Alvino: Santai Jo, belum tidur juga. Ada apa?

Jhonatan ragu sejenak. Ia terbiasa memberi perintah, bukan meminta. Namun, kali ini, ia harus melakukannya.

Jhonatan: Gue butuh nomornya Aresa.

Di seberang sana, Alvino terdiam membaca pesan itu. Ia menoleh ke arah istrinya, Ayu, yang sedang membersihkan wajahnya. Ayu menyadari ekspresi bingung suaminya dan mendekat.

"Siapa, Mas?" tanya Ayu.

"Jhonatan," jawab Alvino, suaranya pelan. "Dia minta nomor Resa."

Ayu mengerutkan kening, bingung. Ia tahu Aresa adalah tipe orang yang sangat menghargai privasi, jadi permintaan ini terasa sangat tidak biasa.

Alvino kembali menatap layar ponselnya. Ia mengetik beberapa kata, lalu menghapusnya. Ia sadar, memberikan nomor Aresa tanpa seizinnya adalah pelanggaran privasi, dan ia tidak mau melakukannya.

1
Embhul82
💪 semangat 👍
Embhul82
menarik Thor
yu kak saling sapa mampir beri dukungN ke karyaku juga
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor moga konfliknya nggak trlalu berat
rokhatii: hehe tunggu aja kak🤭. konfliknya santai kok
total 1 replies
aisssssss
💪
aisssssss
👍
rokhatii
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!