Rachel, mendapatkan kiriman undangan kekasihnya dengan wanita lain. Saat ingin meminta penjelasan, sang kekasih malah sedang berselingkuh. Patah hati, dia memilih pergi ke klub malam. Namun seorang pria yang dia kenal, adalah mantan kekasih wanita lain itu datang padanya. Memberinya tawaran yang mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 7
Malam sudah semakin larut, tidak mungkin juga Rachel terus berada di luar rumah. Selain tidak ingin di anggap aneh oleh orang yang lewat, meskipun sebenarnya juga sudah tidak ada orang yang lewat. Rachel juga tidak senang harus membuat pahala dalam hidupnya berkurang dengan membinasakan makhluk kecil bersayap yang sebenarnya mau di bilang berdosa yang berdosa, tapi tidak berdosa juga bagaimana?
Hewan kecil bersayap itu sejak tadi terus menggigit betis dan tangan Rachel. Jadi dengan berat hati, Rachel terpaksa membinasakan mereka. Hingga sudah tak terhitung lagi berapa banyak nyamuk yang harus tewas dalam perjuangannya bertahan hidup saat berusaha menghisap darah Rachel yang masih berwarna merah itu.
"Ya ampun, bisa habis ini darah di minum sama nyamuk. Mending aku sumbang ke PMI kan, bisa bantu orang yang butuh" gumamnya yang lalu memutuskan untuk masuk ke dalam rumah besar itu.
Pintu utama rumah itu masih terbuka, ada beberapa orang berpakaian pelayan. Tapi mereka hanya menundukkan kepala mereka saja.
Rachel juga rasanya jadi canggung. Tapi rasanya kalau di pikir lagi, bukankah memang buang-buang uang saja kalau harus menyewa rumah besar beserta isi lengkap dengan para pelayan seperti ini. Apalagi mobil yang di luar itu, harganya saja bikin melotot. Masa iya, Sagara menyewanya.
Masih memikirkan semua itu, tiba-tiba saja ada salah satu organ tubuh Rachel yang tidak bisa di ajak kompromi.
Kantung kecil di tubuh manusia yang berperan dalam penyimpanan cairan limbah dari ginjal sebelum dibuang. Bentuknya seperti kantong elastis yang bisa meregang saat terisi dan mengecil saat kosong. Kandung ini terhubung dengan saluran kemih yang menghubungkannya dengan ginjal. Ketika cairan limbah dari ginjal masuk, kantung ini akan mengembang, memberi sinyal kepada otak bahwa sudah waktunya untuk buang air kecil. Proses pengosongan kantung ini terjadi melalui uretra. Kandung ini memiliki lapisan otot yang memungkinkannya untuk mengendur dan memampatkan isinya sesuai kebutuhan tubuh.
Dan Rachel butuh toilet sekarang juga.
Karena tidak melihat ada penunjuk arah yang menunjuk toiletnya dimana. Rachel cap cip cup saja masuk ke dalam salah satu kamar yang memang pintunya lebih kecil dari sebelahnya.
Karena Rachel berpikir, pasti kamar dengan pintu yang paling besar itu adalah kamar Sagara. Dan Rachel sama sekali tidak mau membuat masalah dengan Sagara.
Jadi, Rachel masuk ke dalam kamar yang ada di sebelahnya dan mencari toilet. Saat Rachel masuk kamar itu gelap, tapi ada pintu terbuka yang menunjukkan toilet di sana. Maka tanpa berpikir lagi, Rachel langsung masuk ke toilet itu dan menutup pintu.
Setelah urusannya selesai. Rachel baru keluar dan menyalakan lampu kamar itu karena memang pintu kamarnya tertutup. Jadinya gelap dan tidak terlihat apapun.
Namun apa yang dia lihat saat menyalakan panel lampu membuatnya tertegun.
Ternyata kamar yang dia masuki adalah sebuah kamar yang merupakan sebuah ruangan yang hanya terdiri dari sebuah meja kerja dan sebuah sofa panjang.
Dan yang membuat Rachel terpana adalah, ada dua rak di sana, rak buku yang berisi banyak buku. Tapi bukan itu yang membuat Rachel sampai hampir menjatuhkan rahangnya.
Dia rak itu hanya dua benda yang lain, yang bersandar di dinding selain banyak sekali foto yang terpajang dan tertempel di seluruh dinding kamar itu.
Foto itu di ambil di berbagai tempat, dan berbagai engel. Tapi obyeknya sama, seorang wanita yang tersenyum begitu cantik.
"Ya Tuhan, mas Sagara benar-benar sudah terHani-Hani" ucap Rachel yang memang begitu takjub dengan apa yang dia lihat.
Semua potret yang memenuhi dinding kamar itu, atau sepertinya lebih mirip ruang kerja karena memang tidak ada tempat tidurnya itu adalah potret Hani. Dari yang mengenakan seragam SMA. Sampai mungkin yang terbaru, karena rambutnya pendek sebahu dan hitam.
Rachel sampai mengusap wajahnya, kakinya lemas sekali setelah melihat semua yang dia lihat itu. Yang sama saja artinya, pria yang menikahinya itu adalah pria yang sudah tergila-gila pada seorang wanita yang telah merebut kekasihnya Rachel.
Kakinya lemas, Rachel sampai berjongkok tiba-tiba di tempatnya berdiri.
"Ya Tuhan, kenapa aku tidak memikirkan hal ini. Mas Sagara tergila-gila pada Hani. Mas Sagara akan mengorbankan apapun demi keinginan Hani. Kenapa aku tidak memikirkan ini? bukankah itu artinya, mungkin saja mas Sagara menikahiku karena dia ingin menjauhkan aku dari mas Ravi. Memastikan kalau aku tidak menggangu kebahagiaan Hani? Bodohnya aku!" ucap Rachel yang lagi-lagi mengusap wajahnya kasar dengan mata berkaca-kaca.
Rachel menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Entah nasib buruk atau apa? tapi rasanya penderitaan dan kesialannya hari ini benar-benar bertumpuk-tumpuk.
Ceklek
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
Sebuah suara pintu terbuka, di susul suara bariton seseorang yang sangat familiar di telinganya membuat Rachel langsung berdiri dan menoleh ke arah Sagara.
Rachel berjalan perlahan maju mendekat ke arah Sagara.
"Apa semua ini rencanamu? kamu menikahi aku agar kamu bisa memastikan wanita pujaanmu itu aman dengan kebahagiaannya?" tanya Rachel yang membuat kening Sagara mengernyit bingung.
"Hah, bagus sekali! bodohnya aku. Kenapa aku bisa begitu mudah percaya dengan ucapanmu 'mari kita tunjukkan pada mereka, kita yang membuang mereka, bukan mereka yang membuang kita' Hah... benar-benar sial!" kesal Rachel yang langsung berjalan melewati Sagara dan hendak keluar dari kamar itu.
Tapi langkah Rachel terhenti ketika Sagara mencekal pergelangan tangannya.
"Lepaskan!" kata Rachel.
"Kamu ini benar-benar bodoh ya?" tanya Sagara yang membuat mata Rachel membelalak lebar tak percaya sekaligus tak terima.
"Apa katamu?" tanya Rachel dengan ekspresi marah.
"Kamu berpikir seperti itu karena melihat semua ini kan?" tanya Sagara menunjuk pada semua potret Hani yang ada di dinding kamar itu.
"Terserah"
"Kamu lihat sendiri bagaimana aku memujanya, mencintainya, dan dia mengkhianati aku. Apa kamu pikir aku menikah denganmu hanya untuk menjagamu agar tidak merayu Ravi lagi? begitu? kalau kamu berpikiran begitu, itu artinya kamu memang bodoh" kata Sagara dengan raut wajah serius lalu melepaskan tangan Rachel.
Rachel terdiam, dia masih mengatur nafas dan emosinya yang sama-sama tidak stabil.
"Setelah semua ini, Hani bahkan mengkhianati aku. Bagaimana kamu bisa berpikir aku masih akan memberinya kesempatan untuk bisa bahagia? Selama ini aku menderita, kelaparan, kesakitan, dan serba kekurangan untuk membuatnya tersenyum. Dan setelah semua itu, apa kamu pikir aku masih perduli pada senyumnya? Apa kamu pikir hatiku terbuat dari baja?" tanya Sagara.
***
Bersambung...