NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Bella

Cinta Untuk Bella

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Romansa
Popularitas:33.5k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Saquel dari Novel "Janda untuk om Duda"


Semenjak mamanya menikah dengan tuan muda Danendra, perlahan kehidupan Bella mulai berubah. Dari Bella yang tidak memiliki ayah, dia menemukan Alvaro, sosok ayah sambungnya yang menyayangi dirinya selayaknya anak kandungnya sendiri.

Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, sebuah insiden membuat semua berbalik membencinya. Bahkan mama kandungnya ikut mengabaikan dan mengucilkan Bella, seolah keberadaannya tidak pernah berarti.

Di tengah rasa sepi yang mendalam takdir mempertemukan kembali dengan Rifky Prasetya , dokter muda sekaligus teman masa kecil Bella yang diam-diam masih menyimpan rasa sayang untuknya. Bersama Rifky, Bella merasakan arti dicintai dan di lindungi.


Namun, apakah cinta masa lalu mampu menyembuhkan luka keluarga yang begitu dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Bella melangkah pelan memasuki rumah, tangannya menggenggam erat boneka berbulu halus yang baru saja dia menangkan dari permainan yang berada di pasar malam. Langkahnya terhenti ketika mendengar suara adiknya dari arah belakang.

"Dari mana, Kak? Kenapa baru pulang?" suara Kairen memecah keheningan, sejak tadi dia sengaja menunggu kakaknya pulang.

Bella berbalik perlahan, menatap adiknya yang membawa gelas berisi air putih di tangannya. Wajah Kairen yang polos dan lembut membuat hati Bella sedikit terobati.

"Kakak dari pasar malam. Ini buat kamu," jawab Bella dan memberikan boneka itu kepada Kairen.

Kairen tersenyum, menerima boneka tersebut. matanya berbinar penuh kebahagiaan. "Lain kali ajak Kairen ya, Kak. Aku belum pernah mengunjungi pasar malam" pinta Kairen penuh harap.

Bella hanya tersenyum, namun tatapannya yang kembali kosong menyiratkan ada hal yang tak bisa ia ungkapkan, membuat ruangan kecil itu terasa sunyi meski diisi oleh tawa kecil Kairen.

Meskipun hubungannya dengan Kairen masih cukup baik, namun semenjak kejadian kecelakaan itu Bella sudah tidak lagi mengajak adiknya bermain lagi hingga saat ini. Pasalnya keluarga Danendra sudah melarang dirinya untuk mendekati keluarga mereka terutama adik-adiknya.

"Kamu bisa kesana dengan teman mu Kairen" ucap Bella dan melangkah masuk kedalam kamarnya meninggalkan sang adik yang kecewa.

Bella menghela nafas panjang, dan meletakkan tasnya di atas meja kecil yang berada di samping kasurnya. Wanita itu mengambil handuk, dna baju ganti dari dalam lemari, kemudian keluar kanar menuju ke kamar mandi pembantu yang berada di ujung ruangan tidak jauh dari kamarnya.

Bella membersihkan tubuhnya dari keringat yang menempel seharian ini karena aktifitasnya. Setelah hampir tiga puluh menit, pintu kamar mandi pun terbuka. Bella keluar dengan rambut basah yang di gulung dengan menggunakan handuk. Bella melangkahkan kakinya kembali menuju ke kamarnya.

Tak lama terdengar suara ketukan dari luar pintu, Bella pun segera membukanya.

Tok

Tok

Tok

"Ceklek..."

 

Terlihat sosok Arumi berdiri di depan pintu dengan wajah yang tak terbaca.

“Ada apa, Ma?” tanya Bella sambil tersenyum, matanya menatap dalam ke arah ibunya. Ada rasa rindu saat dia memandang wajah wanita tengah baya itu.

Arumi tak menjawab sepatah kata pun. Dengan langkah mantap, ia menarik tangan Bella masuk kedalam kamar, dan menutup pintunya rapat.

"Kamu darimana saja jam segini baru pulang, Bella? Kamu itu di sini cuma numpang, jangan pernah membuat mama malu," suara Arumi terdengar dingin, tanpa rasa sayang.

Dada Bella sesak, seolah ada yang mencengkeram kuat. Matanya mulai berkaca-kaca, tapi dia menahan air mata itu agar tidak jatuh. Dia tahu posisinya di rumah ini memang berbeda, hanya anak tiri Alvaro, dan mungkin memang benar dia hanya numpang. Namun, hatinya memberontak kata-kata itu terlalu menyakitkan, terutama keluar dari mulut ibu kandungnya sendiri.

"Aku habis jalan-jalan dengan teman ku ma," suaranya serak, berusaha tetap tenang meski hatinya hancur. Namun Arumi tak bergeming, tatapannya tajam seperti ingin menancap ke dalam jiwa Bella.

Seketika ruang itu terasa dingin, sepi, dan berat. Bella menahan keinginan untuk berteriak atau menangis, menggenggam sisa keberanian yang ada. Di balik semua luka itu, ia berbisik dalam hati, “Apa aku masih anakmu ma? Kenapa mama ikut membenciku sama seperti mereka? Aku tahu aku salah, tapi tidak adakah sedikit maaf untukku ma?" tanya Bella

Arumi memalingkan wajahnya tidak sanggup melihat wajah putrinya. "Ini sudah jam setengah satu malam, apa pantas anak gadis jam segini. Kesalahan mu sangat fatal, aku tidak bisa memaafkanmu begitu saja"

Bella menundukkan kepala, bibirnya membentuk senyum getir yang hampir tak terlihat. "Mau aku pulang cepat atau tidak, kalian juga tidak akan peduli, kan?" jawabnya dengan suara pelan tapi penuh kepahitan. Matanya yang sayu menatap kosong ke arah pintu seolah mencari pelarian dari kepedihan yang membelit.

"Berikan aku waktu tiga hari saja," lanjut Bella dengan nada tegas, berusaha mengendalikan emosinya yang mulai pecah. "Setelah itu, aku janji akan keluar dari rumah ini." putus Bella, mungkin sudah waktunya dia keluar dari rumah keluarga Danendra, tidak ada gunanya dia terus berada di sana.

"Sekarang, Mama, keluarlah. Aku capek. Mau istirahat," katanya sambil membuka pintu, memberi ruang pada Arumi untuk pergi.

Arumi terdiam sesaat, nafasnya masih berat, lalu perlahan menutup pintu itu dengan langkah gontai. Di balik pintu, suara Bella yang terisak halus menyelinap, mengisi keheningan malam yang dingin dan penuh luka.

Bella duduk di kamar yang remang, suaranya tercekat oleh tangis yang berusaha ia tahan. Tubuhnya meringkuk dan tangannya memeluk lutut, seolah itu satu-satunya sandaran di dunia yang kini terasa hampa.

Selama ini dia bertahan di rumah keluarga Danendra semata-mata demi mamanya, dia takut mamanya berbuat salah dan akan berakhir seperti dirinya. Namun, melihat ayah sambungnya yang begitu mencintai mamanya, Bella percaya dia akan melindungi mamanya dan memperlakukannya dengan sangat baik.

Di sudut kamar, bayangan kelam masa lalunya seolah menari-nari, mengingatkan betapa rapuhnya kehidupan yang selama ini ia jalani. Namun malam ini, di balik tangisnya yang tertahan, Bella memutuskan keluar dari rumah keluarga Danendra. Tempat dimana dia tumbuh dewasa di rumah itu.

*

*

*

*

Restoran mewah di jantung Jakarta itu dipenuhi oleh cahaya lampu kristal yang berkilauan, menciptakan atmosfer hangat namun mewah. Tamu undangan berdatangan satu per satu, suara tawa dan percakapan bercampur menjadi latar yang hidup. 

Di tengah keramaian itu, keluarga Danendra terlihat sudah berkumpul lengkap di sebuah meja panjang, wajah mereka memancarkan kebahagiaan yang tulus. Naka, si sulung yang tengah berulang tahun, duduk di kursi utama dengan senyum lebar, matanya berbinar saat meniup lilin di atas kue ulang tahunnya yang besar dan berwarna gelap.

Ketidak hadiran Bella, tidak membuat kebahagiaan keluarga Danendra berkurang. Mereka justru merasa bahagia karena ada wanita itu di tengah-tengah keluarga Danendra.

Rifky teman sekolah Naka juga tampak hadir di acara tersebut. Dia menghampiri Naka dan memberikan selamat kepadanya.

"Selamat ulang tahun bro. Semoga panjang umur dan cepat menikah" ucap Rifky sambil melirik ke arah wanita yang berdiri di samping Naka.

"Hmmmm......Lebih baik kamu makan saja jangan banyak bicara" ucap Naka kesal membuat Rifky tertawa kecil.

"Kau tenang saja, aku akan memakan semua makanan di sini" ucap Rifky. "Oh ya... Naka, dimana Bella? Kenapa aku tidak melihatnya. Sudah lama aku tidak pernah bertemu dia, apakah dia masih cantik seperti dulu?" tanya Rifky.

"Dia sibuk, tidak bisa hadir" jawab Naka bohong.

Rifky mengangguk paham, yang dia dengar Bella memang sudah bekerja sambil berkuliah.

1
Vivi Zenidar
cerita nya bagus..... menguras emosi.... aq suka
Ikha nugraha
buat semua benci mauren
Les Tary
moureen ga punya malu
Euis Maryam
jangan sampai bela di sakiti juga sama Rifki thor kasian
Nureliya Yajid
lanjut thor
Novi Pardosi
gimana dengan sakitnya Bella?
Ariany Sudjana
kapan sih Maureen ini kena batunya? semua keluarga Danendra membela terus, hanya kairen yang masih waras
Sani Srimulyani
semoga Bella selalu bahagia.
Euis Maryam
lanjutkan
Helen@Ellen@Len'z
gak suka lihat bella lg senang dpt makanan dr rifky trus mau ngadu sm papa pokonya sy gak suka maureen ya rhor hrp bella kuatkan hati dan mental jika papanya dtg menyerang bella tiba2
Nureliya Yajid
lanjut thor
Ariany Sudjana
Maureen itu bisa apa sih? dikit-dikit ngadu, dasar anak manja
Yuni Songolass
gak suka dengan maureen thor
Nofita Sari
emang yaa maureen ini tukang ngadu
up lagi thor
Galuh Setya
tjor kok g da lnjtn si belanya
Riskazputri
👍❤️👍❤️👍❤️👍
uuuu
semangat thor, kita siap menunggu
Nofita Sari
ngomong² bella update lgi gk yaa apa sudah tamat..
La Rue
tetap semangat ya Author
Nancy Nurwezia
bagus gitu novelnya kok ditolak sih..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!