NovelToon NovelToon
AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Monacim

Felisha Rumi adalah seorang siswi SMA yang mendapatkan gelar ratu sekolah. Kecantikan yang kekayaan yang ia miliki sangat menunjang hidupnya menjadi yang paling dipuja. Namun sayang, Felisha merasa cinta dan kasih sayang yang ia dapatkan dari kekasih dan teman-temannya adalah kepalsuan. Mereka hanya memandang kecantikan dan uangnya saja. Hingga suatu hari, sebuah insiden terjadi yang membuat hidup Felisha berakhir dengan kematian yang tragis.

Namun, sebuah keajaiban datang di ambang kematiannya. Ia tiba-tiba terikat dengan sebuah sistem yang dapat membuatnya memiliki kesempatan hidup kedua dengan cara masuk ke dalam dunia novel yang ia baca baru beberapa bab saja. Dirinya tiba-tiba terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis bernama Felyasha Arumi yang sering mendapatkan hinaan karena bobotnya yang gendut, kulit yang tak bersih, dan wajah yang banyak jerawat. Terlebih ... dirinya adalah antagonis paling tak tahu diri di novel itu.

Bagaimanakah Felisha menjalankan hidup barunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monacim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KERJA SAMA PERTAMA DIMULAI

Sedikit perubahan yang terjadi pada Felya menjadi pusat perhatian orang-orang yang kebetulan berpapasan dengannya. Bagaimana tidak, wajah Felya yang dulu penuh jerawat kini sudah mulus dan tampak lebih bersinar. Ditambah Felya juga memakai make up tipis untuk menunjang kecantikannya. Jangan lupakan rambut panjangnya yang terutai indah dan sehat. Hingga tiba-tiba ... seseorang menarik rambut Felya dari belakang.

"Awwwsh!" pekik Felya seraya menoleh marah ke arah belakang. Ternyata empat siswi yang berada di belakangnya tadi adalah anggota Sweet Pink. Dapat Felya pastikan yang menjambak rambutnya tadi adalah Dhea.

"Apaan sih lo, Dhea? Kok narik rambut gue kayak gitu?" protes Felya.

Bukannya menjawab, Dhea kembali ingin menarik rambut Felya. Namun, dengan cepat Felya menghindari jangkauan cewek itu.

"Mau lo apaan?!" bentak Felya hilang sabar.

"Lo pasti pakek wig, kan? Ya nggak mungkinlah rambut lo bisa tiba-tiba panjang terus lurus banget kayak gini," ujar Dhea.

Felya bersedekap sembari tertawa kecil. Benar-benar seperti orang paling berkuasa di antara mereka semua.

"Eh, Dhea. Gue sekarang diusir sama bokap gue ke kostan. Gue hidup hemat nggak kayak dulu. Ya kali gue nyempetin beli wig. Mikir dong, smoothing kan bisa bikin rambut lurus terus panjang dikit," balas Felya.

"Ya tapi nggak sepanjang ini juga! Eh, Felya, gue ini nggak boleh ya buat tahu soal itu. Smoothing nggak bakal bikin rambut sepanjang ini kalau nggak disambung!" sahut Dhea penuh kemenangan.

"Ya udah sih kalau lo nggak percaya. Gue juga nggak butuh pengakuan lo kok. Gue juga nggak minat lagi sama geng lo. Jadi jangan sok berkuasa dengan mengklaim ini daerah lo. Jijik gue denger!" ketus Felya. Dhea langsung berjalan meninggallan Felya yang berdecak kesal sendirian.

"Nyebelin banget sih tuh cewek. Belum aja dia ngeliat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kerennya gue nanti kalau udah langsing. Mereka berlima itu lewat kalau gue udah musnahin nih lemak!"  gerutu Felya sambil melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Baru saja Felya ingin masuk ke dalam kelas, tiba-tiba langkahnya kembali terhenti oleh panggilan seseorang yang teramat familiar di telinganya.

"Felya tunggu!"

Felya berbalik badan malas. Tampak Citra berlari kecil ke arahnya sambil diiringi oleh Sendrio. Felya berdecak dalam hati, lagi-lagi ia harus bersikap baik lagi supaya mendapatkan kesan baik di hadapan Sendrio.

"Ada apa, Cit? Kangen lo sama gue?" Felya menunjukkan senyuman main-main.

"Oh, ini gue tadi pagi bikin bekel banyak. Tadinya mau ngasih Rista. Eh, katanya dia ada janji makan bareng sama pacarnya. Ya udah nih buat lo aja," kata Citra menyerahkan kotak bekal berwarna merah muda.

Felya menatap kotak bekal itu dengan tatapan datarnya. Ia melirik Sendrio yang kini berdiri di belakang Cutra dengan kedua tangan terselip di saku celana.

'Tahan ... tahan ... gue nggak boleh julid sama Citra. Ada Sendri di sampingnya. Gue kudu baik-baikin Citra nih, walau orangnya terkesan pick me banget. Ya masa baik kelewatan sih. Gue nih pernah bikin dia nyaris digilir preman, lho. DI-GI-LIR!' batin Felya meronta-ronta.

Felya meraih kota bekal itu sambil tersenyum manis. "Thank you, ya. Pas banget nih gue belum makan tadi pagi. Gue masuk dulu," ucap Felya sebelum pergi melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Citra tersenyum sambil menghadap ke arah Sendrio. "Tuh, kan. Felya sudah berubah kok. Dia itu sebenernya baik. Cuma karena sifat irinya gede, makanya dia sering jahat ke aku. Tapi aku yakin dia udah jera. Buktinya dia nggak bikin ulah lagi, kan? Dia juga kayaknya keluar dari gengnya Dhea," lontar Citra.

Sendrio mengangguk ragu.  "Ya tapi tetap aja kamu harus hati-hati. Bisa jadi lho dia baik kayak gitu cuma mau bikin kamu lengah. Akhirnya apa? Dia bakal jahatin kamu lagi. Itu tuh udah hal klise banget, Cit. Banyak kok orang jahat ngelakuin hal itu."

"Tapi kan Felya enggak gitu. Udah ah, yuk kita ke ruang seni!" ajak Citra seraya berjalan pelan. Sendrio pun langsung mengikutinya.

Tanpa mereka sadar, Felya tak benar-benar masuk ke dalam kelas. Ia hanya berdiri di balik pintu untuk mendengarkan pembicaraan mereka berdua.

"Gimana gue mau ngerebut hatinya Sendrio, kalau dia aja masih ragu banget gitu sama gue. Gue harus bikin dia punya rasa simpatik nih gue. Satu-satunya orang yang bisa gue mintain tolong cuma Yokan," monoloh Felya pelan.

...***...

Jam istirahat pertama Felya menuju kelas Yokan. Seketika keberadaannya di depan pintu kelas Yokan membuat heboh beberapa murid di sana. Terlebih, Felya menanyakan keberadaan Yokan pada salah satu siswa yang kebetulan lewat.

"Yokan! Yok! Dipanggil sama Felya!" seru siswi dengan perawakan tinggi kurus.

Yokan yang sedang main kartu bersama teman-temannya di belakang kelas, sontak saja menoleh. Decak dan godaan teman-temannya pun saling bersahutan.

"Cieee Yokan!"

"Uwuuhuu dicari sama Felya, Cuy! Mau ditanyain jadi nggak malam ini. Kyahahaha!"

"Mantep bener."

"Yok, yang bagusan dikitlah cari barang. Merosot selera lo?"

"Hahahahah!"

Yokan berdecak sebal mendengar hinaan teman-temannya yang nyaris tak punya akhlak itu.

"Bisa diem nggak lo pada? Mulut tuh diasah makanya biar licin dari dosa!" cetus Yokan.

"Dibelain, Boss!"

"Hahahah!"

Yokan berjalan menghampiri Felya yang memasang tampang sinis sambil menulikan telinganya. Cowok itu mendekat sambil menaruh tangan kirinya di permukaan pintu, tepat di samping kepala Felya.

"Apa lo nyari gue? Naksir, Neng?"

Felya merotasikan matanya. "Selayaknya lo nggak minat sama gue, gue juga nggak minat sama lo. Jadi bisa lo munduran? Sebelum gue jedotin nih pala gue ke hidung lo biar rata."

Ancaman Felya ternyata manjur, kalau sambil diketawakan oleh Yokan yang begitu meremehkannya. Cowok itu mundur sedikit memberi jarak antara dirinya dengan Felya.

"Lo nggak batalin kerja sama kita, kan?"

"Ya enggaklah. Kenapa? Lo mau kita action sekarang?"

Felya mengangguk.

"Lo ada ide?"

"Katanya lo punya banyak ide yang bagus. Keluarin dong, masa ia nanyak ke gue."

Yokan mengangguk paham sambil menyugar rambutnya ke belakang. Bertindak sok keren sambil berkacak pinggang. Ya walau kerennya nyata, Felya tak dapat mengelak itu.

"Oke. Gue ada ide supaya gue bisa sama Citra dan lo bisa sama Sendrio. Gue udah dapat info ini dari lama. Ini rutinitas mereka. Setiap sore Sabtu mereka bakal festival buku yang diadain di alun-alun kota. Jadi ntar kita ke sana bareng dan ngejalanin misi masing-masing. Pokoknya kita harus berhasil. Gue nggak terima pamor gue turun karena gagal ngejalanin planing gue," tutur Yokan.

Felya mengangguk. "Oke, deal. Gue setuju. Berarti gue tunggui lo di sekitar sana sore hari, ya. Sore Sabtu gue berangkat ke sana."

"Nggak usah gitu.  Lo kasih tau aja alamat kostan lo. Gue bakal jemput. Biar misinya bisa gue omongin sekalian sana."

Felya pun mengangguk tanpa ragu. Ya, kali ini ia harus percaya dengan seseorang. Terutama pada Yokan yang diprediksi bakal membantu mempernudah misinya.

'Bentar lagi gue bakal bisa cantik lagi. Nggak sabar banget bisa nikmatin badan langsing kayak dulu. Yes! Yes!'

1
Gedang Raja
Luar biasa
Mona_cim: thank u
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!