NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI : AKU JADI NYAI

TRANSMIGRASI : AKU JADI NYAI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Transmigrasi / Era Kolonial / Nyai
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Sekar tak pernah menyangka, pertengkaran di hutan demi meneliti tanaman langka berakhir petaka. Ia terpeleset dan kepala belakangnya terbentur batu, tubuhnya terperosok jatuh ke dalam sumur tua yang gelap dan berlumut. Saat membuka mata, ia bukan lagi berada di zamannya—melainkan di tengah era kolonial Belanda. Namun, nasibnya jauh dari kata baik. Sekar justru terbangun sebagai Nyai—gundik seorang petinggi Belanda kejam—yang memiliki nama sama persis dengan dirinya di dunia nyata. Dalam novel yang pernah ia baca, tokoh ini hanya punya satu takdir: disiksa, dipermalukan, dan akhirnya dibunuh oleh istri sah. Panik dan ketakutan mencekik pikirannya. Setiap detik terasa seperti hitungan mundur menuju kematian. Bagaimana caranya Sekar mengubah alur cerita? Apakah ia akan selamat dari kematian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7. KEBOHONGAN SEKAR

Pagi itu matahari baru saja merangkak naik, menebarkan sinar keemasan yang menyusup lewat celah-celah jendela. Udara terasa segar burung-burung berkicau menyambut pagi. Erangan samar dari kerongkongan yang kering mengalun, kelopak mata terbuka ia merasa kurang nyaman di kerongkongan. Dahi Samudra berkerut di saat atensinya menatap sekitar ia mendapati dirinya berada di dalam kelambu, otaknya masih mencerna apa yang terjadi.

Dalam hitungan detik ia mulai sadar di mana ia saat ini berada, ia menoleh ke samping. Wanita itu bersandar di tiang ranjang, di tangannya terlihat kain yang tadinya putih polos telah bernoda merah kehitaman yang mengering. Samudra perlahan bangun dari posisi tidurnya, manik mata hitam legamnya samar-samar memperhatikan wajah Sekar. Ia baru bisa melihat dengan jelas seperti apa wajah gundik dari seorang jendral Johanes Van Rijn, pantas saja wanita ini yang menjadi gundik Johan. Dari segala sisi penampilannya tampak sangat cantik, sulit untuk mengalihkan pandangan dari wajah Sekar.

Merasa ada pergerakan dari Sekar, Samudra kembali berbaring dan memejamkan mata. Sekar mengerang dan menguap lebar, ia merasa masih mengantuk karena kurang tidur. Sekar menoleh ke arah kasur, ia mendesah berat. Telapak tangan Sekar menyentuh dahi Samudra, sementara tangan lainnya menyentuh keningnya sendiri.

"Syukurlah demamnya sudah turun," gumam Sekar pelan.

Kelopak mata Samudra terbuka, membuat Sekar dengan cepat menarik kembali tangannya dari kening Samudra takut pria itu salah paham.

"..., kamu sudah baik-baik saja sekarang. Lukamu sudah aku obati, dan demammu pun sudah turun. Sekarang kamu bisa pergi dari sini, sebelum dia pulang." Sekar merasa kikuk mengusir Samudra.

Ia tahu Samudra pasti bagian dari pejuang, tidak tahu siapa pria ini. Mengingat sedari awal ia mengobati pria ini, sampai selesai Sekar sama sekali tidak menanyakan siapa namanya. Hanya fokus memberikan penanganan pertama, hingga ia tenggelam dalam rasa kantuk. Alasan kenapa ia ingin menyelamatkan pria ini tentu saja tidak murni karena rasa kemanusiaan semata namun, ia ingin pria ini membalas budinya satu saat nanti. Mulut Samudra terbuka, suaranya tertahan di kerongkongan di saat suara ketukan keras di balik pintu kamar yang terkunci dari dalam.

"Nyai!" seruan Ratna di balik pintu mengalun. "Apakah Nyai sudah bangun, kenapa pintunya dikunci?"

Sekar melotot ia berdiri dari posisi duduknya di ranjang dengan sigap, ia mendadak panik menghadap ke arah ranjang lalu berbalik ke arah pintu. Ketukan keras masih mengalun, Sekar mengigit bibir bawahnya. Diperparah suara deru mesin mobil yang berhenti di depan rumah, Sekar seketika pucat.

'Aduh! Mati, aku. Johan tampaknya sudah kembali, apa yang harus aku lakukan?' Sekar mondar-mandir bak setrikaan kain kusut.

Samudra perlahan bangkit dari posisi tidurnya, turun dari ranjangnya. Tangannya mencekal pergelangan tangan Sekar, membuat kedua kaki Sekar berhenti bergerak. Suara Ratna memanggil dan mengetuk pintu masih terdengar jelas, kedua kelopak mata Sekar berkedip.

"Jangan panik," kata Samudra dengan intonasi nada rendah dan parau.

"Bagaimana aku tidak panik, suamiku kembali da—dan bagaimana kalau dia tau apa yang sudah aku lakukan," sahut Sekar berbisik-bisik.

Suara Johan di luar berbicara dengan Ratna membuat leher belakang Sekar terasa dingin, Sekar dengan cepat menarik tangan Samudra. Ia membungkuk meraih kemeja hitam Samudra, menarik Samudra bersembunyi di balik lemari kayu jati dan menutup pintu lemari. Sementara di luar kamar, Johan terlihat berkerut dan melirik ke arah pintu kamar yang tertutup rapat.

"Pergi siapkan air mandi untuk Nyai," titah Johan, ada lingkaran hitam di mata Johan.

"Baik, Jendral!" Ratna mengangguk dan melangkah terburu-buru meninggalkan pintu kamar Sekar.

Johan semalaman suntuk mengejar sisa-sisa orang yang menyerang pesta, ia turun tangan secara langsung meskipun sempat dicegah oleh gubernur jendral dan wakilnya. Johan tak akan merasa tenang jika tak memburu mereka dengan tangannya sendiri, benar saja tiga orang tertangkap dan dihabisi di tempat oleh mereka. Johan berganti pakaian di kantornya dan kembali ke rumah untuk istirahat.

"Nyai," panggil Johan di balik pintu saat ia mendekati pintu.

"Y—ya," sahutan dari dalam kamar.

Ada beberapa menit terjeda sebelum derit pintu yang terbuka terdengar, pintu kamar di dorong semakin lebar. Aroma amis langsung menyeruak di udara menampar indera penciuman Johan, alis mata Johan berkerut. Alas kasur tampak kusut, wanita yang duduk bersandar di tiang ranjang itu tampak lemah. Ruangan kamar utama sangat berantakan, kapas bekas darah tergelak di dalam baskom enamel, botol alkohol yang terbuka isinya berkurang setengah. Jangan lupakan kain kasa di lantai.

"Apa yang terjadi?" Johan bertanya panik mendekati Sekar.

Dahi Sekar dipenuhi oleh peluh sebesar biji jantung, wajahnya pucat. Sekar menggeleng perlahan, memaki dalam diam. Rasa sakit di perut dan punggung tangan membuat ia tak sanggup berbicara, embusan napasnya terdengar berat.

Johan menarik tangan yang diperban asal, ia melirik ke arah perut yang dipegang oleh telapak tangan kanan Sekar. Disibak ke atas baju kebaya jarik, mata Johan terbelalak melihat kain kasa terlilit asal di perut Sekar.

"Ta—tadi..., dini hari ada yang masuk kemar ini. Dan..., dia menusukku dengan gunting itu! Saat..., tau kalau aku bukan Jendral. Dia keluar kembali dari jendela itu." Sekar tersengal-sengal menceritakan kebohongan yang ia karang dalam hitungan detik.

Matanya menatap lemah ke arah Johan, ada kilatan kemarahan di kedua mata biru Johan. Kedua sisi rahangnya mengeras, ia keluar semalaman suntuk. Orang-orang yang dia kejar malah mendatangi kediamannya, melukai gundik kesayangan Johan. Api amarah berkobar di dada Johan, sentuhan dari jemari lentik yang terasa dingin itu menyadarkan Johan jika sekarang prioritasnya adalah mengobati luka Sekar.

"Ayo ke rumah sakit!" Johan mengendong tubuh Sekar, ia tak tahu sedalam apa tusukan di perut Sekar.

Sekar mengangguk, ia menoleh ke arah lemari matanya berkedip dan melirik ke arah jendela yang sengaja ia buka. Di balik celah-celah lemari jati, Samudra melihat semua pertunjukan yang dilakukan oleh Sekar. Apa yang dilakukan oleh Sekar dalam waktu lima menit benar-benar di luar dugaan Samudra, wanita itu terlalu berani.

Ia membuka pintu jendela lebar-lebar, menusuk diri sendiri dengan gunting dan membuangnya asal. Membalut luka perut dan telapak tangan yang sengaja ia lukai sebelum membuka kunci pintu kamar. Berlarian kembali ke arah ranjang, dengan bibir berdesis menahan rasa sakit.

Dari celah-celah lemari ia melihat Johan membawa panik Sekar ke luar dari kamar, tampaknya Johan benar-benar peduli pada gundiknya. Jika Johan melihat dan mencerna kebohongan yang dilakukan oleh Sekar, dengan otak cerdasnya ia pasti tahu jika gundiknya tengah berbohong. Ada banyak kejanggalan namun, kekhawatiran pada Sekar membuat Johan buta menilai secara jelas.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!