Adik kandungnya, Chantika tiba-tiba saja berubah sifat. Merebut pria yang dicintainya, memonopoli cinta kedua orang tua mereka, setiap usaha yang dipegang adiknya selalu berhasil.
Hingga, pada suatu saat Chantika entah kenapa berusaha membunuh Violetta.
Dalam kematian yang hampir menjemputnya, banyak tanda tanya dalam diri Violetta.
Bagaimana pun dia berusaha tidak akan dapat menyaingi Chantika? Mengapa kekasihnya lebih mencintai Chantika? Mengapa dunia ini begitu tidak adil?
Namun.
Tiba-tiba saja layar berisikan tulisan terlihat di hadapannya. Dilengkapi seorang pemuda dengan pakaian aneh.
"Protagonis telah ditemukan dalam keadaan hidup, siap melayani."
"Ka...kamu siapa?"
"Mulai hari ini anda adalah host yang saya layani. Saya adalah sistem perbaikan dimensi."
Dunia yang ditempati Violetta adalah dunia novel. Dengan Violetta yang merupakan protagonis. Sedangkan Chantika memasuki dunia novel dan merubah cerita seenaknya.
Pertarungan antara penjelajah dan protagonis dimulai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Devil Card
Berdiri menatap ke arah lukisan kakeknya yang dibuat olehnya 2 tahun lalu, lebih tepatnya diselesaikan saat hari pernikahannya. Lukisan sebagai tanda permintaan maaf, karena memilih bersama wanita yang dicintainya.
Sebuah cinta menyakitkan bagaikan kawat berduri. Mengemas lukisan dari cat minyak, pemuda yang beralih menatap ke arah foto hasil USG, bayi mungil yang akan terbentuk.
"Ayah... kakek... maaf, aku akan pulang membawa cucu untuk ayah. Cicit untuk kakek. Bayi mungil yang akan aku cintai..." Gumam Glen, sejenak menatap ke arah cermin.
Memantulkan bayangan pemuda rupawan, tidak ada yang kurang darinya. Mungkin... setetes air matanya mengalir. Memilih melupakan segalanya.
Pemuda yang menghubungi pengacara."Apa surat-suratnya sudah siap?"
"Kamu yakin akan memberikan semuanya pada Dania?" tanya seseorang di seberang sana.
"Anggap saja ini imbalan perasaanku padanya. Imbalan karena akan melahirkan malaikat untukku." Jawaban dari Glen pada orang di seberang sana.
"Glen, kamu terlalu baik. Tapi jika itu keinginanmu, aku sarankan untuk membuat dua surat. Satunya penyerahan aset sukarela. Satu lagi surat dengan syarat melahirkan anakmu dengan sehat. Untuk berjaga-jaga, agar anakmu tidak celaka." Saran dari sang pengacara.
"Terserah kamu saja..." Hanya itulah jawaban Glen, menatap ke arah derasnya hujan yang turun dari jendela berembun, mematikan panggilannya.
"Apa akan sekeji itu? Apa dia akan menjadi ibu yang rela membunuh anaknya?" Gumamnya tertawa kecil, menertawakan dirinya sendiri.
***
Sebelum berangkat pergi, Glen menyiapkan makanan sehat serta susu nutrisi ibu hamil. Itulah yang dilakukan olehnya, hampir setiap hari. Matanya menatap ke arah Dania yang masih tertidur.
"Anak papa sayang...kamu harus bersabar. Maafkan ayah tidak memilihkan ibu yang baik untukmu." Melangkah pergi, membawa foto USG terbaru. Ingin menunjukkan bayi yang akan segera dibawanya pulang pada ayah dan kakeknya.
Perlahan mata Dania terbuka. Menatap ke arah sarapan di atas meja.
Prang!
Pecahan kaca dan piring berhamburan."Br*ngsek! Anak pembawa sial!" gumamnya memukul-mukul perutnya sendiri.
Sedangkan Glen yang masih berada di lorong depan kamar menghentikan langkahnya. Bahkan seekor singa akan mencintai anaknya, tapi mengapa Dania tidak.
Menghirup napas, kembali melangkah tanpa kata. Mengemasi lukisan permintaan maaf untuk kakeknya. Benar! Hanya dang Kakek dan ayah yang dimiliki olehnya.
***
Mobil dihentikan oleh Glen di seberang jalan. Hendak membeli bingkai lukisan yang sesuai dengan hadiah darinya. Segalanya akan berakhir bahagia, bersama kakek, ayah dan bayi mungil yang akan lahir dalam beberapa bulan lagi.
Membawa lukisan, kala jalan lenggang perlahan melangkah hendak menyebrang jalan.
Tidak mengetahui apapun, segalanya terasa begitu cepat. Tubuhnya terpelanting lukisan yang dibawa olehnya terlempar. Tapi ajaibnya tidak rusak sama sekali.
Wajahnya tersenyum kala tubuhnya berlumuran darah tergeletak di aspal. Menatap ke arah lukisan kakeknya.
Prana yang berada dalam mobil, kembali bergerak melindas tubuhnya, barulah menyetir mobil tanpa plat melarikan diri. Pada akhirnya Glen hanya terpaku diam tanpa nyawa. Menatap ke arah lukisan kakeknya.
Mungkin hanya satu kalimat yang tersimpan di napas terakhirnya.
"Ayah... kakek... Aku tidak dapat memperkenalkan anggota keluarga kita yang baru. Maafkan... tolong temukan dan jaga dia..."
Hujan hanya akhir segalanya. Napas yang menghilang perlahan. Tanpa disadari oleh Derry, hanya menatap ke arah kaca jendela berembun. Menunggu putranya pulang. Tidak mengetahui putranya yang naif, benar-benar sudah pulang ke sisi-Nya.
***
Saat ini_
Mengadukan segala perbuatan Violetta pada Prana, itulah hal yang dilakukan oleh Dania. Tidak dapat menahan rasa kesalnya sama sekali.
"Jika bukan karena wasiat Glen yang akan menyerahkan hartanya pada orang yang membesarkan anaknya. Aku tidak akan sudi melahirkan anak durhaka sepertinya." Gumam Dania, tidak mengetahui sang pengacara telah mengutak-atik isi surat wasiat. Tidak ingin putri temannya yang belum lahir digugurkan.
"Jangan beralasan, ini karena kamu khawatir tentang keturunan. Chantika lahir dengan penyakit bawaan, saat kelahirannya pun kamu mengalami komplikasi hingga rahimmu diangkat tidak dapat memiliki keturunan lagi. Jika suatu saat Chantika tidak ada, sudah ada Violetta sebagai gantinya." Cibir Prana.
"Sekarang Chantika sudah sembuh sepenuhnya. Violetta juga, dari anak baik membanggakan pencetak uang, kini hanya menjadi benalu yang menghalangi jalan Chantika. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Gumam Dania merajuk.
Prana menghela napas, memberikan map pada Dania."Satu-satunya jalan nikahkan Violetta. Aku memiliki beberapa calon untuknya. Ini akan membantu perusahaan juga nantinya."
Membuka map, mengamati satu persatu calon yang sesuai. Ada diantaranya seorang pemuda, anak dari pengusaha kecil, berprofesi sebagai pilot. Tapi tidak, keuntungan yang didapatkan terlalu kecil.
Memilih dengan seksama pria koma, tidak juga. Duda beranak 2 berusia 45 tahun, sama juga keuntungan terlalu kecil."Bagaimana jika ini?" Tanyanya menunjukkan profil seseorang.
"Tapi putra nyonya Merry mengidap cerebral palsy, apa Violetta akan setuju?" Prana menghela napas keuntungan yang akan didapatkan memang akan cukup besar.
"Violetta berhutang terlalu banyak pada kita. Pendidikan, biaya les, semuanya kita yang tanggung. Hanya mengurus pria keterbelakangan mental, apa sulitnya." Gumam Dania penuh senyuman.
Sedangkan Prana mengangguk setuju. Violetta memang tidak ada gunanya lagi, lebih baik ditukarkan dengan hal yang menguntungkan baginya dan perusahaan.
Selalu ada cerita dalam cerita bukan. Sebuah novel terkadang tidak akan membedah cerita tersembunyi, hanya membedah hal-hal yang dialami oleh para tokoh utama.
Mungkin karena itu, dalam novel yang pernah dibaca oleh Chantika. Prana dan Dania mulai menyayangi Violetta setelah kematian Chantika. Itu karena hanya Violetta satu-satunya harapan mereka. Dania yang tidak dapat memiliki anak lagi dan Prana menyukai keuntungan yang Violetta berikan padanya. Dalam artian hingga akhir cerita novel yang dibaca oleh Chantika, Violetta tidak menemukan identitasnya sebagai putri dari pria bernama Glen.
Seseorang mengetuk pintu, sedikit mengintip."Ibu... ayah..." panggil Chantika terlihat murung.
"Kemari sayang...ada apa?" Tanya Dania pelan, bagaikan Chantika adalah boneka porselen yang rapuh.
"Kenapa kakak begitu membenciku." Gumamnya berurai air mata.
"Tenang ya sayang. Ada ayah dan ibu di sisimu, nanti kita akan menghadiri pesta yang diselenggarakan tuan Derry. Salah satu orang terkaya di negara ini. Akan banyak tamu penting yang hadir, disana kamu dapat menambah jumlah relasi. Mengalahkan Violetta bukannya tidak mungkin." Kembali Dania memeluk pelan putrinya.
"Benar! Lagipula setelah ini ayah berencana untuk menikahkan Violetta. Dalam 3 bulan tidak mungkin Violetta dapat mengumpulkan uang 3 miliar rupiah. Satu-satunya jalan baginya adalah menikahi pria pilihan ayah." Prana tersenyum mengacak-acak rambut putrinya.
"Aku akan hadir bersama Sebastian sebagai yang tercantik. Mungkin tuan Derry akan menjadikanku anak angkat." Ucapnya percaya diri.
"Entahlah, ayah pernah mendengar kabar, dulu tuan Derry memiliki putra. Tapi memang low profile tidak ingin terlihat oleh media. Ada juga desas-desus yang mengatakan putranya sudah meninggal dalam kecelakaan." Prana tersenyum lembut."Menjadi putri asuh, mungkin saja."
Sebuah candaan dari Prana. Tidak menyadari pria yang ditabrak olehnya 28 tahun lalu adalah putra tunggal dari Derry.
Kartu tarot the devil akan segera terbuka. Pembalasan akan keterikatan karma masa lalu. Bagaikan rantai iblis yang akan membelenggu leher Prana dan Dania.
haaah
mau liat mukanya Dania
begonya ampun ampunan🤣🤣
lupa Bu ,ada bodyguardnya
qt tggu kjutan dr ka ko ttg siapa galan....