perjalanan seorang anak yatim yang berusaha menjadi pendekar untuk membalaskan dendam atas kematian pamannya karena perampokan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantri
Di dalam rumah makan Arya memesan tuak , dan meminumnya perlahan , di depannya gadis kecil itu menunduk dengan menggenggam koin emas . Arya meletakan suling Suling Hitam dengan Ukiran Naga itu di meja hingga banyak yang melirik suling itu .
" Siapa namamu?" Tanya Arya pelan takut mengagetkan dan menakuti gadis itu.
" Tantri kak" jawab gadis kecil itu sambil menunduk.
" Sakit apa ibumu?" Tanya Arya lagi, gadis kecil itu menggeleng.
" Aku ga tahu ibu sakit apa tapi Sudah dua bulan ibu sakit kakinya tak bisa di gerakan, dan tabib desa meminta 5 keping emas untuk mengobati ibu, dengan koin ini pas aku memiliki lima koin , aku bisa mengobati kaki ibuku " sahut Tantri
" kalau begitu ayo ke rumahmu, siapa tahu aku bisa membantu " ucap Arya , gadis itu mengangguk senang .
Setelah membayar tuak yang di pesannya Arya dan Tantri langsung berangkat ke rumah Tantri.
Setelah Arya pergi, Nama pendekar Suling Naga mulai menyebar, yang membunuh hanya dengan suara suling saja.
Namun , di tempat lain Datuk Elang ayah Janu marah besar mendengar anaknya tewas di tangan seorang pemuda. Ia mengajak beberapa orang yang menjadi muridnya mendatangi tempat di mana anaknya tewas .
" Braak"
Datuk Elang menendang salah satu meja yang ada di depan rumah makan .
" Di mana pembunuh anakku!" Teriak nya marah.
" Ma...maaaf tuan dia baru saja pergi " ucap seorang lelaki yang memberanikan diri walau tergagap memberitahukan
" Pergiii!, kemana!" Tanya Datuk Elang
" Dia pergi bersama Tantri tuan ,mungkin ke desa Jati Luhur" jawab lelaki itu
" Kita susul dia!" Ucapnya sambil melesat pergi meninggalkan rumah makan itu.
" Uuft ,untung saja pendekar Suling Naga pergi, kalau sampai terjadi perkelahian di sini bisa hancur rumah makan ku " pemilik rumah makan menghela napas lega.
" Ya mudah mudahan pendekar Suling Naga bisa mengatasi Datuk Elang" timpal seorang pengunjung lainnya.
Di sisi lain Arya mengikuti Tantri sebagai penunjuk jalan, setelah melewati beberapa desa Tantri menunjuk rumahnya yang berada di pinggiran desa.
" Uhuk"
" Uhuk"
Dari dalam rumah terdengar suara batuk yang cukup keras membuat Tantri dengan cepat masuk ke dalam rumah
" Ibuuu!" Tantri berteriak kaget karena ibunya berada di bawah amben ( tempat tidur dari kayu) . Arya dengan cepat masuk ke dalam dan membantu Tantri mengangkat ibunya kembali ke atas amben.
" Kamu, pulang nak,? " Sang ibu bertanya dengan nada pelan.
" Iya ibu , aku sudah mempunyai cukup koin emas untuk mengobati ibu " sahut Tantri sambil mengeluarkan lima koin emas di tangannya.
" Sudah ibu bilang, kamu ga perlu bersusah payah, penyakit ibu belum tentu sembuh oleh tabib Sabda" ucap sang ibu , ia menatap ke Arya dan tersenyum .
" Kamu siapa nak" tanya nya pelan
" Saya Arya Bu, boleh saya memeriksa ibu?" Jawab Arya dan mendekat.
" Silakan tetapi jangan di paksakan yah" sahut sang ibu dengan tersenyum seakan pasrah akan keadaan.
" Kak tolong bantu sembuhkan ibuku ,aku akan melakukan apapun yang kau minta" Tantri dengan cepat bersimpuh dan memohon pada Arya. Arya dengan cepat membangunkan Tantri
Bangunlah, jika aku mampu aku pasti akan mengobati penyakit ibu mu" ucap Arya .
Perlahan Arya memeriksa kondisi tubuh ibu Tantri dengan menggunakan ujung suling , kemarin ia mencoba memukul satu ayam dengan pengerahan tenaga dalam dan ayam itu hanya terpincang , jadi ia mengetahui jika suling yang di pegangnya mampu menyalurkan tenaga dalam tanpa diikuti oleh racunnya. Ia telah beberapa kali mencoba dan kini ia telah yakin makanya ia berani memeriksa tubuh ibu Tantri dengan ujung suling.
" Eh, Arya kaget saat memeriksa tubuh ibu Tantri, di dalam tubuh ibu nya Tantri ada semacam energi yang kacau , dan itu juga yang membuat kaki ibu nya Tantri lumpuh dan kehilangan tenaga . Arya menyudahi pemeriksaannya dan menatap ibu Tantri
" Apa yang ibu pelajari, ini bukan sakit tetapi salah aliran tenaga dalam" ucap Arya pada si ibu
Si ibu kaget sesaat .
" Ya, aku memang mempelajari buku yang di tinggalkan oleh suamiku, tetapi aku berakhir begini" jawab sang ibu menunduk.
" Jadi ibu belajar Kanuragan dan kena jalan api!? " Tanya Tantri kaget karena ibunya tak pernah memberitahukan akan hal itu .
" Maafkan ibu ya nak, ibu ingin mempelajari ilmu itu sebelum kamu yang mempelajarinya" ucap sang ibu pelan.
" Kak apa ibu bisa di sembuhkan,?" tanya Tantri pada Arya . Arya mengangguk ia teringat di salah satu buku yang ia pelajari dari kitab peninggalan Ki Laksana Jati, ada banyak cara dari totok urat dan juga mengalirkan tenaga dalam untuk memperbaiki aliran tenaga yang kacau.
" Bisa hanya saja akan terasa sangat sakit " jawab Arya .
" Tak apa nak, aku siap menanggung seperti apapun sakitnya" jawab sang ibu dengan mata berbinar, merasa lega ada jalan untuk kesembuhannya.
" Pendekar Suling Naga, keluar kau!"
Tiba tiba dari luar rumah terdengar suara yang menggelegar.
" Pendekar Suling Naga, siapa dia?" Tanya Arya pada Tantri yang belum mengetahui jika orang orang memberi julukan Suling Naga padanya
Tantri terdiam , lalu ia menunjuk ke arah suling yang di pegang oleh Arya
" Sepertinya kak Arya yang mereka maksud " ucapnya .
" Eh, ada ada saja" sahut Arya nyengir, ia bergegas keluar sedangkan Tantri menjaga ibunya .
Saat keluar dari rumah lima orang berpakaian gombor warna hitam telah berdiri dengan sombong nya.
" Siapa kalian!?" Bentak Arya .
" Kamu telah membunuh anakku dan ingin melarikan diri , aku Datuk Elang ayah Janu yang kau bunuh!" Bentak Datuk Elang
" Siapa yang lari, Datuk Elang, nama itu tak pantas untukmu" jawab Arya santai , ia melihat Datuk Elang yang gundul dengan hidung yang mancung dan sedikit bengkok kebawah
" Apa maksudmu!" Seru Datuk Elang .
" Mukanya seperti burung pemakai bangkai ,bagus nya di namai Datuk Bangkai " jawab Arya Santai , namun ia telah bersiap dengan suling naga di tangannya .
" Kurang Ajar, seraaaaang dia!" Teriak Datuk Elang murka dirinya di hina oleh Arya
Hiaaat
Heaaaah
Empat anak buah Datuk Elang bergerak menyerang dengan teriakan keras.
" Wuuut"
" Wuuut"
" Eh , ga kena" ucap Arya mengelak setiap serangan dari anak buah Datuk Elang .
" Kepung , jangan beri ruang!" Teriak Datuk Elang sambil ikut masuk menyerang .
" Ha ha ha ha, kenapa ga dari tadi kakek pemakan bangkai!" Seru Arya tertawa, ia berhasil memancing emosi Datuk Elang, dengan emosi yang terpancing para pendekar biasanya akan menyerang secara gila gilaan, tetapi menjadi ceroboh dan pertahanannya berkurang
" Mampus kau anak setan!" Teriak Datuk Elang sambil berkelebat dengan jurus cakarnya.
Wuuut
" Ha ha ha ,ga kena, ayo serang lagi " ucap Arya terus berkelit menghindari serangan serangan kelima musuhnya.
" Jangan hanya bisa menghindar , ayo lawan kami!" Teriak salah satu anak buah Datuk Elang yang kesal karena serangan nya selalu luput.
" Nanti menyesal " kata Arya dengan nada santai.
" Buktikan !" Teriak Datuk Elang terpancing emosinya .
" Baik ,lihat ini, suling mengejar burung Bangkai " teriak Arya , tubuhnya melesat bergerak mengarah pada Datuk Elang .
" Eh " Datuk Elang ,kaget dan kalang kabut menghadapi serangan balasan dari Arya ,
" Wuuut"
" Wuuut"
Plaaak
Desh
Aaargh
Datuk Elang terkena dua serangan suling Arya, membuat Datuk Elang terpental dan mengerang kesakitan .
" Nah apa kataku" ucap Arya sambil bertolak pinggang dengan gaya kocak
" Kau kau..!" Datuk Elang yang emosi sampai tak bisa berkata kata
" Anakmu salah, tetapi kau malah mendukungnya, mari maju semua nya" ucap Arya dengan nada serius kali ini, pandangannya yang awalnya lembut kini berubah menjadi tajam menusuk.
Arya sudah mengambil keputusan ia akan menghancurkan pusat tenaga dalam mereka, agar mereka tak bisa berbuat sewenang wenang karena memiliki ilmu.
Datuk Elang dan ke empat anak buahnya saling tatap, lalu berkumpul di belakang Datuk Elang .
ke empatnya memegang bahu Datuk elang, rupanya mereka mengalirkan tenaga dalam nya pada Datuk elang agar kekuatan Datuk elang meningkat .
Apakah Arya mampu menghadapi Datuk elang yang kini mempunyai tenaga dalam dua kali lipat dari tenaga dalam asli nya .
Baca bab berikutnya