Melinda dan Rauf sudah menikah selama tiga tahun, tetapi sampai saat ini belum juga di karuniai seorang anak. tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, hingga membuat Tini-- Ibu mertuanya meminta Rauf-- putranya untuk menikah lagi.
"nak, menikalah dengan Sintia tanpa sepengetahuan istrimu!"
bagai disambar petir disiang hari, membuat tubuh Rauf terdiam kaku dengan perasaan yang gelisa. permintaan itu benar benar membuat Rauf dilema. disisi lain dirinya tidak ingin menduakan istrinya, tetapi disisi lain Rauf juga sulit untuk menolak permintaan sang ibu.
lantas, bagaimana kelanjutannya? apakah Rauf akan mengikuti ucapan ibunya? jika iya, lalu bagaimana nasib Melinda? serta, bagaimana perasaan Melinda setelah tau jika suaminya akan menikah lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
mendengar suara ibu siti, pak mahmut juga ikut keluar dari ruang kerjanya, dan menuju ruang tamu, di mana rauf, melinda, dan ibu siti berada.
"mau apa kamu kemari ? belum puas kamu telah menyakiti putri saya? perbuatan kamu dan ibu kamu, sudah sangat keterlaluan, dan tidak bisa di maafkan." ucap pak mahmut sambil bertanya- tanya.
" bapa.. udah pa, jangan marah sama rauf dan ibunya." ucap melinda.
" tidak melinda, bapa tidak akan memaafkan perbuatan mereka, yang sudah sangat keterlaluan." ucap pak mahmut.
" iya melinda, kamu diam saja, biarkan bapamu yang bicara." ucap ibu siti, kepada melinda.
" tapi bu, setidaknya biarkan dulu rauf ngomong, dan persilahkan dulu rauf duduk." ucap melinda.
" tidak, bapak tidak sudi rumah bapak di injak oleh si kurang hajar ini." ucap pak mahmut.
" iya pa, rauf pantas mendapat perlakuan seperti ini, rauf datang kemari, untuk meminta maaf, kepada ibu dan bapa, atas perlakuan rauf, dan ibu rauf selama ini kepada melinda." ucap rauf kepada pak mahmut.
" untuk apa, kamu datang minta maaf sekarang, kamu kira, dengan kamu datang dan meminta maaf, itu sudah cukup.
tidak rauf, kamu sudah menduakan melinda, dan mengecewakannya, setelah apa yang semua melinda lakukan kepada kamu, termaksud membantu menyalurkan dana ke perusahan kamu." ucap pa mahmut dengan marah.
" sekarang juga, kamu keluar dari rumah ini, dan segera urus perceraian kamu dengan melinda, tidak perlu menunggu anak melinda lahir, karena bapa, dan ibu sudah tidak mau punya menantu kamu lagi" ucap pak mahmut dengan tegas.
rauf langsung bersujud di bawah kaki ibu siti, dan memohon, agar ibu siti memaafkannya.
" ibu, tolong maafkan rauf bu, tolong bicara sama bapa bu, rauf masih mencintai melinda bu, berikanlah rauf kesempatan untuk menebus kesalahan rauf kepada melinda." ucap rauf sambil menangis.
" ibu, sudahlah, tolong maafkan rauf, bapa, maafkan rauf, ya , to yang menjalani ini melinda, melinda ikhlas ko, menjalani ini semua." ucap melinda sambil memohon kepada ibu dan bapanya.
" tapi melinda, ini semua demi kamu sayang, demi masa depan kamu nanti, ibu dan bapa tidak mau kamu terus bergantung, dan berharap, yang ujung-ujungnya kamu akan kecewa." ucap ibu siti kepada anaknya melinda.
" ibu, melinda siap kok, apapun yang akan terjadi nanti, tolong ibu, bapa, biarkan melinda yang menjalani ini semua, melinda sudah siap." ucap melinda kepada bapa dan ibunya.
" iya pa, biarkan saja melinda yang akan menyelesaikan masalahnya, ibu yakin, melinda pasti kuat." ucap ibu siti, kepada suaminya pak mahmut.
" bangunlah rauf, duduk lah di tempat duduk.!" ucap ibu siti kepada rauf, sambil mempersilahkan rauf duduk.
" terima kasih bu, sekali lagi, rauf minta maaf ya." ucap rauf kepada ibu siti.
" baiklah, bapa dan ibu, akan memaafkan kamu dan ibu kamu, tapi dengan satu syarat." ucap pak mahmut kepada rauf.
" apa syaratnya pa.?" tanya rauf kepada pa mahmut.
" bapa dan ibu kasih kamu kesempatan, dalam waktu satu minggu, kalau kamu tidak menceraikan istri kedua kamu itu, maka kamu harus menceraikan melinda." ucap pak mahmut dengan tegas, kepada rauf.
rauf langsung terdiam, dan tidak bisa berkata- kata, karna pilihan dan ancaman pak mahmut, sangat berat baginya.
" bapa.. kenapa kasih pilihan seperti itu kepada rauf?" tanya melinda kepada bapaknya.
" sudah, kamu diam saja, karena bapa dan ibu kamu, tidak mau melihat kamu menderita, seperti ini.
" bapak tidak memaksa kamu untuk melakukan sekarang, satu minggu kesempatan yang bapa kasih kepada kamu rauf.
jadi, bapa pikir itu cukup untuk kamu pertimbangkan, sama ibu kamu." ucap pa mahmut kepada rauf.
" baiklah pa, bu, rauf akan membicarakan ini dengan ibu.
rauf mohon pamit pulang." ucap rauf kepada bapa dan ibu melinda
" melinda, mas pulang dulu ya." ucap rauf kepada melinda sambil berdiri.
" iya mas, hati- hati di jalan, salam buat ibu ya." ucap melinda.
rauf langsung keluar dari rumah melinda, dan masuk ke mobil, dan langsung pergi.
sementara di rumah, ibu tini gelisah, karena sudah malam, rauf belum juga pulang kerumah.
tidak lama, mobil rauf tiba di depan rumahnya, dan rauf langsung turun dari mobilnya, terlihat ibu tini sedang membuka pintu, karena ibu tini mendengar suara mobil rauf, yang datang.
"assalamualaikum.. bu." ucap salam rauf kepada ibunya, sambil mencium tangan ibu tini.
" waalaikum salam.." jawab salam ibu tini kepada rauf.
" rauf, dari mana saja sih kamu? ibu sudah menunggu dari tadi, katanya kita akan pergi ke rumahnya melinda." ucap ibu tini dan bertanya kepada rauf.
rauf duduk di ruang tamu bersama ibunya.
" rauf sudah dari rumahnya melinda bu." ucap rauf kepada ibunya.
" tapi kenapa, kamu tidak mengajak ibu.?" tanya ibu tini.
" maafkan rauf bu, rauf sengaja tidak mengajak ibu, karena rauf tidak mau, ibu kena omelan dari bapa dan ibu melinda." ucap rauf.
" lalu, bagai mana sambutan kedua orang tuanya melinda sama kamu.?" tanya ibu tini.
" mereka sangat marah bu, kedua orangtuanya melinda, tidak mau memaafkan rauf." jawab rauf kepada ibunya.
" ya, wajar saja nak, kalau mereka tidak akan memaafkan kita, karena kita sudah sangat bersalah kepada melinda." ucap ibu tini.
" iya bu, rauf juga berpikir begitu." ucap rauf.
"lalu bagai mana keputusan kedua orang tua melinda kepada kamu.?" tanya ibu tini.
" bapak melinda, akan maafkan kita dengan satu syarat bu, kalau dalam satu minggu rauf tidak menceraikan sintia, maka, rauf harus menceraikan melinda. " jawab rauf kepada ibunya.
" kamu jawab apa, kepada bapanya melinda.?" tanya lagi ibu tini.
" rauf hanya terdiam bu, rauf tidak tahu harus menjawab apa." ucap rauf.
" ibu juga bingung rauf, sudahlah, kamu istirahat lah dulu, nanti kita pikirkan jalan keluarnya." ucap ibu tini, sambil mengusap pundaknya rauf.
" iya bu, rauf sangat cape, besok rauf belum masuk kantor dulu bu, rauf mau istirahat di rumah, lagian rauf masih bingung, dan mau memikirkan, jalan keluarnya untuk masalah kita." ucap rauf kepada ibunya.
dan rauf langsung pergi ke kamarnya, karena merasa kecapean, kebingungan, rauf langsung tertidur, tanpa mandi terlebih dahulu, dan makan malam.
hari sudah pagi, dan rauf masih tertidur, ibu tini sedang ke pasar, untuk berbelanja, dan tiba-tiba, ada suara ketukan pintu yang kuat dari luar, sehingga rauf terbangun dari tidurnya,
rauf keluar dari kamarnya, untuk membuka pintu rumahnya, saat rauf membuka pintu, tiba- tiba ada yang langsung memeluk rauf, . dan memanggil.
" mas..aku kangen sama kamu."...